Pada umumnya, bayi mulai diperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) saat memasuki usia 6 bulan. Namun, tidak semua jenis makanan bisa langsung diberikan kepada bayi pada usia ini, termasuk nasi utuh. Lalu, bagaimana jika bayi sudah berusia 9 bulan? Apakah bayi 9 bulan sudah boleh makan nasi utuh? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Apakah bayi 9 bulan boleh makan nasi utuh?
Tidak ada patokan khusus kapan bayi yang sudah MPASI boleh makan nasi utuh.
Akan tetapi, bayi biasanya siap untuk makan nasi utuh (bukan nasi yang dihaluskan) sekitar usia 10 hingga 12 bulan, seperti yang dilansir dari Golisano Children’s Hospital.
Ini tergantung pada perkembangan keterampilan mengunyah dan menelan mereka.
Namun, setiap bayi berkembang dengan tahapan makan sesuai kemampuannya sendiri. Jadi terkadang, ada juga bayi yang sudah boleh dan bisa makan nasi utuh pada usia 9 atau 8 bulan.
Ini artinya, kapan bayi makan nasi utuh tergantung pada kesiapannya. Jadi, sebelum memberikan nasi utuh kepada si Kecil, penting untuk memperhatikan tanda-tanda kesiapan berikut.
- Kemampuan mengunyah. Bayi sudah bisa mengunyah makanan dengan baik, meskipun mereka mungkin belum memiliki gigi geraham. Gigi depan mereka biasanya cukup untuk mengunyah makanan lunak seperti nasi utuh.
- Kemampuan menelan. Bayi bisa menelan makanan dengan baik tanpa tersedak.
- Koordinasi tangan-mulut. Bayi sudah bisa mengambil makanan dengan tangan mereka dan memasukkannya ke mulut.
- Keinginan terhadap makanan orang lain. Bayi menunjukkan minat pada makanan yang dimakan oleh anggota keluarga atau orang lain dan ingin mencobanya.
Efek bayi 9 bulan makan nasi utuh
Makan nasi saat bayi berusia 9 bulan bisa memberikan sejumlah manfaat. Namun, penting pula untuk memperhatikan beberapa hal agar pemberian nasi aman dan sesuai dengan kebutuhan gizi bayi.
Bila diberikan dengan benar, makan nasi bisa memberikan sejumlah manfaat berikut untuk bayi berusia 9 bulan.
- Sumber energi. Nasi adalah sumber karbohidrat yang baik, yang dapat memberikan energi yang dibutuhkan bayi untuk bertumbuh dan beraktivitas sehari-hari.
- Kaya nutrisi. Nasi mengandung beberapa vitamin dan mineral, termasuk vitamin B dan zat besi, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil.
- Tekstur yang mudah diterima. Nasi yang dimasak hingga lembut memiliki tekstur MPASI yang mudah dicerna oleh bayi yang sedang belajar mengunyah makanan padat.
- Keragaman makanan. Memberikan nasi dapat membantu memperkenalkan variasi dalam pola makan bayi, yang penting untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan seimbang.
Namun, jika cara pemberian nasi tidak sesuai dengan usia bayi, ada efek negatif yang mungkin terjadi pada bayi, di antaranya sebagai berikut.
- Tersedak. Jika nasi tidak dimasak dengan sangat lembut atau jika bayi belum siap untuk mengunyah makanan padat, ada risiko tersedak. Pastikan nasi dimasak dengan baik dan bayi selalu diawasi saat makan.
- Ketidakseimbangan gizi. Memberikan terlalu banyak nasi tanpa mengimbangi dengan sumber nutrisi lain, seperti sayuran, buah, dan protein, dapat menyebabkan ketidakseimbangan gizi. Pastikan pola makan bayi tetap seimbang dan bervariasi.
- Kemungkinan alergi atau intoleransi. Meskipun nasi jarang menyebabkan alergi pada bayi, perhatikan apakah ada reaksi alergi atau intoleransi setelah pemberian nasi, seperti ruam, muntah, atau diare.
- Kebiasaan makan yang buruk. Memberikan nasi dengan tambahan garam, gula, atau bumbu berlebihan dapat memperkenalkan kebiasaan makan yang kurang sehat pada bayi. Hindari penggunaan bumbu tambahan.