backup og meta

Memahami Anak Perfeksionis dan Cara Menghadapinya

Memahami Anak Perfeksionis dan Cara Menghadapinya

Banyak yang mengartikan perfeksionis sebagai hal baik, yang mana membuat orangtua merasa tak perlu takut anak gagal karena mereka sudah memiliki kesadaran sendiri untuk terus melakukan yang terbaik. Namun, sikap perfeksionis pada anak ternyata juga dapat berakibat buruk.

Mengapa anak bisa menjadi perfeksionis?

cara mengatasi anak malas belajar

Menurut studi yang pernah dilakukan oleh psikolog Hewitt dan Flett, perfeksionis terdiri dari tiga jenis yang juga disebabkan oleh alasan yang berbeda-beda. Ketiganya adalah perfeksionis yang berorientasikan diri sendiri, perfeksionis yang berorientasikan orang lain, dan perfeksionis karena dorongan lingkungan sekitar.

Pada perfeksionis yang berorientasi diri sendiri, anak menanamkan pikiran bahwa ia harus menjadi sesempurna mungkin. Untuk itulah ia memasang standar yang sangat tinggi untuk dirinya sendiri. Ia pun akan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan saat mengerjakan sesuatu.

Anak-anak yang mengalami hal ini biasanya terdorong oleh perasaan takut gagal. Ada juga semacam dorongan yang membuat mereka harus membuktikan pada orang lain bahwa mereka adalah anak yang cerdas.

Pada perfeksionis yang berorientasikan orang lain, anak memiliki standar yang tinggi untuk orang-orang di sekelilingnya. Tindakan ini juga erat kaitannya dengan kecenderungan anak untuk menghakimi dan kritis terhadap kinerja orang lain.

Sumber: Kiddo Care

Tak jarang anak juga mengalami masalah kepercayaan. Hal ini tentunya bisa memberikan dampak yang tidak baik terutama ketika anak bekerja dalam kelompok belajar. Ujungnya, mereka akan memisahkan diri karena takut orang lain akan mengacaukan pekerjaan tersebut.

Jenis yang terakhir adalah perfeksionis yang didorong oleh lingkungan sekitar. Anak yang mengalami hal ini juga terdorong untuk membuktikan kemampuannya, tapi dengan tujuan untuk memenuhi standar orang lain atau mendapatkan perhatian dari orang tua.

Penyebabnya bisa datang dari berbagai hal. Beberapa di antaranya adalah tuntutan orang tua yang ingin anaknya menjadi sukses, tekanan dari sistem pendidikan yang menjunjung nilai sempurna, persaingan di sekolah, dan pujian dari orang lain yang sering diterima anak.

Apa akibatnya jika anak terlalu perfeksionis?

sistem imun menurun

Memang, sekilas sifat perfeksionis ini bisa memberikan dampak yang baik untuk masa depan anak, terutama di bidang akademis. Tanpa harus melakukanbanyak cara, anak sudah memiliki kesadaran sendiri untuk terus belajar agar bisa mendapatkan hasil yang sempurna.

Sayangnya, sifat perfeksionis tak selalu menjadi hal yang baik. Terutama bila anak mulai menunjukkan beberapa tindakan yang mengganggu kesehatannya.

Karakteristik perfeksionis yang berlebihan umumnya ditandai dengan kecemasan akan melakukan kesalahan, menjadi sangat kritis atau menyalahkan diri sendiri ketika gagal, mudah malu dan frustrasi, serta kesulitan dalam menyelesaikan dan memprioritaskan tugas-tugas yang penting.

Kecemasan tersebut bisa membuat anak terus memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu dengan sempurna. Bila hasil pekerjaannya tak memenuhi standarnya, ia akan terus-terusan berkutat kembali dengan tugas tersebut sampai dirasa tak ada kesalahan.

mengatasi anak stres

Akibatnya, anak akan menghabiskan lebih banyak waktu hanya untuk mengerjakan suatu tugas. Terkadang hal ini juga diikuti dengan kebiasaan menunda-nunda sebagai salah satu cara mengatasi ketakutan.

Anak yang perfeksionis juga kerap menutupi perasaan mereka yang sebenarnya. Mereka tak mau jika orang lain tahu bahwa mereka juga merasakan kesulitan. Menunjukkan keluh kesah tersebut sama saja akan membuat mereka terlihat seperti tak mampu.

Ketakutan akan kesalahan pun bisa menahan anak untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru. Memang, rasa takut akan mengacaukan suatu pekerjaan yang belum diketahui wajar adanya. Namun hal ini terasa lebih intens pada anak-anak yang terlalu perfeksionis.

Efek buruknya, secara tak langsung mereka akan menghambat diri untuk berkembang. Bukan tak mungkin jika nantinya sifat perfeksionis ini berujung pada masalah kesehatan mental seperti stres berat, depresi, dan gangguan kecemasan.

Cara menghadapi anak perfeksionis

Sebelum sifat perfeksionis anak semakin menjadi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua untuk membantu mereka.

1. Ajarkan anak untuk menerima kelemahannya

anak orangtua infeksi covid-19

Terkadang sifat perfeksionis ini merupakan dorongan dari suara-suara di kepalanya yang membuat anak berusaha sekeras mungkin untuk menghindari kesalahan.

Pikiran seperti “kalau begini saja kamu salah, berarti kamu memang nggak mampu” atau “kalau kamu gagal, kamu akan bikin kecewa semua orang” seakan menghantui mereka sepanjang bekerja.

Coba tanyakan kepada anak tentang apa yang membuat mereka kerap merasa frustrasi. Setelah itu, berilah pengertian bahwa sesungguhnya tak apa jika mereka melakukan kesalahan. Tak akan ada yang melabeli dirinya bodoh hanya karena satu kesalahan kecil yang telah diperbuat.

Tekankan pada anak tidak ada orang yang sempurna. Baik Anda atau teman-temannya juga pasti pernah melakukan kesalahan, yang penting ada sesuatu yang bisa menjadi pelajaran untuk ke depannya.

Jelaskan juga perasaan tersebut tak akan membantu tugasnya menjadi cepat selesai dan malah akan menghambat produktivitasnya.

2. Hindari memberikan ekspektasi berlebih untuk anak

menghadapi anak perfeksionis

Termasuk ketika ada satu atau dua pelajaran yang nilainya tak sebaik mata pelajaran lain, sebaiknya hindari menekankan anak untuk membuat dua pelajaran itu menjadi sempurna di kedepannya.

Anak yang perfeksionis kerap merasa cemas jika tidak bisa memenuhi ekspektasi Anda, bahkan sebelum mereka mengetahui hasilnya.

Ketahui perjuangan anak di balik nilai tersebut, tawarkan bantuan Anda bila anak mengalami kesulitan. Daripada mendorong anak untuk melakukannya sendiri, bantuan dari Anda tentu bisa membuat anak merasa lebih baik.

Anda boleh saja memiliki harapan yang tinggi untuk anak, tapi Anda juga harus tahu apakah harapan tersebut sesuai dengan kemampuannya atau apa yang ia ingin lakukan.

3. Berikan pujian

membentuk jiwa sosial anak

Memberikan pujian untuk anak tidak harus selalu tentang pencapaiannya. Sampaikan pujian Anda untuk kerja kerasnya yang telah mengantarkan anak pada prestasi. Katakan bahwa Anda senang anak mau belajar dan berusaha.

Selain itu, beri juga pujian di luar hal-hal yang berhubungan dengan bakatnya. Anda bisa memujinya ketika ia berperilaku baik pada orang lain. Niscaya hal ini juga akan mendorong anak Anda untuk melakukan lebih banyak kebaikan lainnya.

Sebaiknya pujian diberikan dengan tidak berlebihan dan spesifik atau sesuai dengan perbuatannya.

4. Luangkan waktu untuk rekreasi bersama anak

resep camilan anak

Sisakanlah waktu Anda untuk mengajak anak bermain atau melakukan hal-hal menyenangkan yang bisa membuatnya lupa sejenak dengan tugas-tugas yang membebaninya. Kegiatan seperti bermain bola, pergi ke museum, atau piknik bisa menjadi pilihan selama anak senang melakukannya.

Bila ada waktu lebih, Anda juga bisa merencanakan liburan ke luar kota untuk melepas penat. Tak hanya menjadi kegiatan yang bisa membuat pikiran tenang, kegiatan seperti ini dapat membuat hubungan Anda dan anak semakin erat.

Seringnya menghabiskan waktu bersama membuat anak jadi lebih nyaman dengan Anda. Diharapkan setelahnya anak juga tak segan untuk menceritakan keluh kesahnya setiap dihadapkan pada hal-hal sulit.

Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak dengan masa depan cerah. Tetapi, jangan sampai harapan Anda membuat anak berpikir bahwa ia harus mengikuti kemauan Anda setiap saat agar tidak membuat kecewa. Yakinkan pada anak, rasa sayang Anda tak akan berkurang walau ia tak berhasil mendapat nilai sempurna di semua pelajaran.

Menghadapi anak perfeksionis sewaktu-waktu bisa menjadi hal yang sulit. Oleh karena itu, jangan ragu untuk meminta pertolongan dari guru di sekolah atau konsultasi dengan ahli profesional untuk membantu Anda.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Annabella Hagen, R. (2018). Six Ways to Help Your Perfectionist Child Find Balance. Retrieved 25 June 2020, from https://psychcentral.com/lib/six-ways-to-help-your-perfectionist-child-find-balance/

Lozano, L., Valor-Segura, I., García-Cueto, E., Pedrosa, I., Llanos, A., & Lozano, L. (2019). Relationship Between Child Perfectionism and Psychological Disorders. Frontiers In Psychology, 10. doi: 10.3389/fpsyg.2019.01855

Perfectionism in Children. (2020). Retrieved 25 June 2020, from https://centerforparentingeducation.org/library-of-articles/school-and-learning-issues/perfectionism-in-children/

Riggio, R. (2015). Which Type of Perfectionist Are You?. Retrieved 25 June 2020, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/cutting-edge-leadership/201502/which-type-perfectionist-are-you

What Creates Perfectionism. (2013). Retrieved 25 June 2020, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/young-adult/Pages/What-Fuels-Perfectionism.aspx

Versi Terbaru

13/04/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

9 Tips Mengajarkan Kebersihan Diri pada Anak sejak Dini

Orangtua yang Memaksakan Kehendak pada Anak, Ini 5 Dampaknya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 13/04/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan