Melihat anak bermain gadget seperti smartphone atau tablet sering membuat orangtua khawatir, mulai dari risiko malas bergerak, kecanduan, hingga gangguan tumbuh kembang. Namun, kabar baiknya para pakar kesehatan menyebutkan bahwa ada manfaat gadget bagi anak jika penggunaannya tepat. Apa saja manfaatnya dan seperti apa batasannya? Simak ulasan di bawah ini.
Berapa lama anak boleh bermain gadget?
Mulai sekarang, Anda tak perlu cemas lagi saat melihat anak main gawai atau gadget.
Bukan cuma membantu menenangkan anak rewel, American Academy of Pediatric (AAP) mengungkapkan bahwa kehadiran gadget ternyata memberikan manfaat dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Meskipun Anda boleh membiarkan anak main gadget dengan alasan manfaatnya, Anda tetap perlu memperhatikan batasan-batasannya juga, ya.
Ingat, dibalik manfaatnya yang menggiurkan, gawai tetap saja menyimpan dampak negatif yang bisa membuat anak kecanduan gadget.
Jenny Radesky, MD, FAAP, seorang penulis utama Media and Young Minds, menuturkan bahwa orangtua harus tetap aktif mengawasi anak main gadget.
Jangan sampai kebiasaan yang satu ini membuat anak tak punya banyak waktu untuk tidur siang, bermain, belajar, atau melatih berbicara di masa pertumbuhannya.
Para pakar kesehatan dan pemerhati kesejahteraan anak merekomendasikan bahwa sebaiknya anak baru boleh main gadget mulai usia 2—5 tahun.
Ini bertujuan supaya orangtua dapat berperan penuh untuk melatih tumbuh kembang anak setidaknya sampai usia 2 tahun.
Memasuki usia 2 tahun, barulah Anda boleh mengenalkan anak dengan gadget.
Namun, penting untuk selalu membatasi durasi penggunaan gadget pada anak. Idealnya, waktu bermain gadget tidak lebih dari 1 jam per hari.
Sebisa mungkin, selalu dampingi anak main gadget dan bantu si kecil memahami apa yang mereka lihat dari layar gawai.
Setelah selesai main gadget, jangan lupa seimbangkan juga dengan berbagai aktivitas di luar rumah yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak.
Misalnya dengan mengajak anak olahraga, membaca buku cerita, mewarnai gambar, dan sebagainya.
Dengan begitu, Anda bisa terus memantau kebiasaan anak main gadget untuk mencegahnya kecanduan gadget.
Lebih dari itu, anak tidak melulu duduk diam main gadget sehingga anak terhindar dari risiko obesitas.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Manfaat gadget untuk tumbuh kembang anak
Dengan memperhatikan batasan-batasan di atas, ada beberapa manfaat bermain gadget bagi anak yang bisa diperoleh. Apa saja itu?
Nah, berikut ini berbagai manfaat penggunaan smartphone untuk anak yang bisa diperoleh.
1. Merangsang keterampilan motorik
Keterampilan motorik adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerakan otot-otot tubuh seperti bibir, lidah, tangan, dan kaki.
Nah, keterampilan motorik anak ini ternyata bisa dilatih lewat permainan edukasi yang tersedia dalam gadget.
Saat memegang smartphone atau tablet, si Kecil akan melibatkan koordinasi mata dan gerakan jari-jari tangannya untuk membuka aplikasi sampai berhasil main game.
Ia akan mengikuti arahan kursor saat bermain, menekan tombol kanan atau kiri, atau menunjuk benda-benda yang diinginkan.
Hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung, kehadiran gawai dapat melatih kemampuan motorik anak di masa pertumbuhannya.
2. Melatih cara berpikir
Menurut studi di Journal of Depression and Anxiety, perkembangan teknologi yang ada saat ini ternyata dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan lebih cepat dan baik.
Keterampilan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan cara berpikir, mengingat, membuat rencana, hingga pemecahan masalah.
Sekarang ini sudah banyak media interaktif, video game, atau program edukatif lainnya yang dapat merangsang kemampuan berpikir pada anak.
Ambil contoh pada permainan puzzle, anak dirangsang untuk fokus dan mencari cara menyusun potongan-potongan gambar yang acak menjadi satu gambar yang utuh.
Permainan yang seperti inilah yang dapat merangsang cara berpikir anak untuk memecahkan masalah supaya bisa terus maju ke level selanjutnya.
Dengan begitu, Anda tak perlu lagi khawatir bahwa keseringan main gadget akan berdampak buruk bagi perkembangan kognitif anak.