backup og meta

Kembar Identik Memiliki Kepribadian Berbeda, Bagaimana Bisa?

Kembar Identik Memiliki Kepribadian Berbeda, Bagaimana Bisa?

Anak yang kembar identik berasal dari satu sel telur yang menghasilkan dua janin. Umumnya, anak kembar identik memiliki dasar DNA yang sama, bentuk tubuh serta wajahnya pun serupa sehingga orang terkadang kesulitan membedakan di antara keduanya.

Kendati demikian, anak kembar identik ternyata bisa saja memiliki sifat yang saling bertolak belakang satu sama lain. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Anak kembar identik bisa memiliki kepribadian berbeda

sidik jari anak kembar

Banyak para ilmuwan yang berpikir bahwa perlakuan berbeda yang didapatkan dari orang tua, teman-teman, atau orang-orang di sekitarnya dapat berpengaruh terhadap kepribadian anak kembar identik yang berbeda.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari fakultas psikologi Universitas Oslo menemukan kemungkinan lingkungan juga dapat memberi dampak pada pembentukan karakter anak.

Untuk melihat perbedaan di antara kepribadian sepasang anak kembar identik, penelitian tersebut mengacu pada teori big five personality atau juga disebut lima dimensi besar kepribadian.

Teori tersebut diartikan sebagai keseluruhan cara seseorang dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Big five personality meliputi lima aspek:

  • Openness. Aspek ini mengelompokkan sebagaimana besar keterbukaan seseorang untuk mengeksplor hal-hal yang baru.
  • Conscientiousness. Hal ini memperlihatkan orang-orang yang cenderung berhati-hati dan mempertimbangkan banyak hal sebelum membuat keputusan.
  • Extraversion. Berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang ketika bersosialisasi dengan individu lainnya.
  • Agreeableness. Orang-orang yang memiliki sifat ini biasanya lebih patuh dan cenderung menghindari konflik.
  • Neuroticism. Aspek ini melihat kemampuan seseorang ketika berhadapan dengan berbagai tekanan atau stres.

Pada beberapa studi, big five personality yang dimiliki oleh seseorang setengahnya dapat dipengaruhi dari faktor genetik. Setengahnya lagi dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau pengalaman yang telah terjadi di hidupnya.

Penelitian dilakukan kepada 53 pasangan anak kembar dengan 35 di antaranya merupakan kembar identik. Para peneliti mendatangi rumah peserta setiap beberapa tahun sekali dari usia anak masih dua bulan sampai 29 tahun.

Penelitian tersebut mengumpulkan data dengan interviu dan laporan tentang keadaan diri sendiri dari para peserta.

Tingkat stres yang dihadapi mengubah kepribadian seseorang

Setelah melakukan pengamatan pada jangka panjang, hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih sering terpapar terhadap faktor stres cenderung memiliki kepribadian yang berbeda.

Hal tersebut dapat terlihat dari kasus yang dialami oleh salah satu pasangan anak kembar identik yang menjadi peserta penelitian.

Sepasang anak kembar laki-laki itu telah dihadapi oleh masalah keluarga yang bergejolak sejak mereka bayi. Keduanya dekat dan sangat bergantung pada satu sama lain.

Mereka juga sangat aktif dan memiliki sifat yang hampir sama, meski yang satu sedikit lebih pendiam dan satunya terbuka dan dominan.

Ketika mereka memasuki masa sebelum pubertas, ibu mereka mengalami sakit parah dan dilanda depresi setelahnya. Dari kejadian itu, perkembangan kepribadian di antara keduanya semakin menunjukkan perbedaan.

Satu anak yang lebih pendiam cenderung memiliki perkembangan emosi yang lebih stabil. Sedangkan satu lagi memiliki tingkat pengendalian stres atau neuroticism yang lebih rendah walau ia memiliki kehidupan sosial yang lebih terbuka.

Kepribadian kembar identik juga dipengaruhi pertumbuhan saraf

kembar beda orangtua

Penelitian lain yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Jerman menemukan bahwa kepribadian anak kembar identik yang berbeda juga dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan saraf baru.

Penelitian dilakukan pada tikus-tikus yang identik secara genetis dan hidup di lingkungan yang sama. Para peneliti memasangkan alat microchip pemancar sinyal elektromagnetik yang akan melacak pergerakan tikus untuk mengetahui perilaku mereka.

Setelah melakukan percobaan salaam tiga bulan, tikus-tikus tersebut menunjukkan pola perilaku yang sangat berbeda. Beberapa tikus terlihat lebih aktif menjelajah area yang lebih luas dibanding beberapa tikus lainnya.

Adanya perbedaan tersebut diduga karena adanya proses neurogenesis atau pembentukan generasi saraf yang baru di hippocampus, wilayah otak yang berfungsi sebagai pembelajaran dan memori.

Selain itu, munculnya neuron baru juga bergantung pada seberapa jauh tikus-tikus tersebut mengenali lingkungan tempat tinggalnya.

Namun lagi-lagi penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pengalaman pribadi bisa membantu kerja otak dalam bereaksi terhadap informasi baru yang akan mengarah pada perkembangan perilaku makhluk hidup di masa depan.

Dari dua penelitian di atas, pengalaman individu mungkin menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada kepribadian anak kembar identik yang berbeda.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Anne Mari, T., & Harald, J. (2002). Why do Identical Twins Differ in Personality: Shared Environment Reconsidered. Retrieved 20 March 2020.

Teori Kepribadian Model Lima Besar (Big Five Personality) (2020). IPQI. Retrieved 20 March 2020, from https://ipqi.org/teori-kepribadian-model-lima-besar-big-five-personality/

What Gives Identical Twins Different Personalities?. (2020). Retrieved 20 March 2020, from https://www.healthline.com/health-news/mental-how-identical-twins-develop-differently-051013#4

 

 

Versi Terbaru

16/08/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Shylma Na'imah


Artikel Terkait

17 Hak dan Kewajiban Murid di Sekolah, Bukan Cuma Belajar

Mau Punya Anak Kembar, Benarkah Harus Lompat Satu Generasi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 16/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan