Mimpi buruk pada si Kecil biasanya mulai muncul saat anak usia 3 tahun. Ketika anak mimpi buruk, biasanya mereka akan sulit untuk tidur lagi. Bisa karena tidak mau mimpi tersebut terulang lagi atau karena terlalu takut dan tegang untuk terlelap. Mengapa si Kecil bisa mimpi buruk dan bagaimana cara menenangkannya? Ini penjelasannya.
Mengapa anak mimpi buruk?
Pada dasarnya, tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab seseorang mimpi buruk, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Namun, mengutip dari Kids Health, mimpi buruk bisa terjadi ketika anak sedang mengalami perubahan dan stres.
Ambil contoh, anak baru pindah sekolah, beradaptasi dengan sekolah baru, punya adik, atau konflik keluarga.
Mimpi buruk yang anak alami juga sangat terpengaruh oleh tahap perkembangannya saat itu. Ambil contoh, anak yang usianya kurang dari 5 tahun sering bermimpi berpisah dari orangtuanya.
Sementara itu, anak usia sekolah kerap bermimpi tentang kematian, situasi berbahaya, atau adegan film horor yang pernah ia tonton.
Mimpi buruk muncul ketika anak berada dalam tahap tidur yang paling pulas, yaitu rapid eye movement atau REM.
Mimpi yang benar-benar menyeramkan akan menyebabkan dirinya terbangun tiba-tiba. Jika anak ibu masih sangat kecil, ia akan kesulitan membedakan mimpi dan kenyataan.
Inilah yang membuat anak jadi histeris atau cemas berlebihan.
Bahkan pada anak berusia 10 tahun yang sudah bisa membedakan mimpi dan kenyataan pun rasa takut yang muncul tidak main-main.
Cara menenangkan anak yang mimpi buruk
Kalau anak sering mimpi buruk sampai terbangun tengah malam dan ketakutan, sebaiknya ibu tidak menyepelekan.
Ibu perlu menemani dan membantu anak menenangkan diri. Perhatikan berbagai trik menenangkan anak yang mimpi buruk di bawah ini.
1. Menemani anak
Tetap temani si Kecil saat ia sedang mimpi buruk, meski usia anak sudah besar. Jika ibu tidak tidur sekamar atau sekasur dengan anak, dekati dan duduk di sampingnya.
Ibu bisa memeluk atau mengusap-usap anak dengan lembut sampai ia cukup tenang. Pastikan bahwa anak tahu ia sudah terbangun dan hal yang terjadi dalam mimpinya tidak nyata.
Kalau anak minta untuk tidur di kamar atau kasur ibu, bolehkan saja. Namun, ada baiknya ibu tidur bersama si Kecil di kamarnya sampai ia tertidur atau mengantuk.
Kemudian, ibu bisa langsung keluar setelah si Kecil terlelap. Lewat cara ini, ibu memberinya kesempatan belajar untuk jadi seorang pemberani dengan tidur sendiri.
2. Memaklumi rasa takut anak
Saat anak sering mengalami mimpi buruk, hindari untuk meremehkan rasa takut yang si Kecil rasakan. Tunjukkan bahwa ibu memahami perasaannya.
Ambil contoh, ibu bisa mengatakan, “ibu tahu kakak sangat takut sampai berkeringat begitu. Sekarang ganti baju dulu, yuk.”
Ibu juga perlu meyakinkan anak bahwa mimpinya tidak nyata. Saat anak menceritakan mimpinya, beri respons yang antusias tetapi tetap meluruskan yang sebenarnya.
“Wah, seram sekali mimpinya, Kak. Namun, kamu tahu kan kalau kenyataannya Ayah dan Ibu tidak mungkin membiarkan kamu hilang sendirian di hutan?”
Memaklumi ketakutan membuat anak merasa ibu menghargai perasaannya.
3. Minta anak menceritakan mimpi buruknya
Kadang, menceritakan mimpi buruk yang ia alami sudah membantu anak untuk merasa lebih baik. Tidak perlu memintanya bercerita panjang, cukup inti dari mimpinya.
Setelah itu, ibu dan si Kecil bisa membahas mimpi buruknya saat pagi hari. Ini perlu ibu lakukan agar anak merasa lebih percaya diri.
Selain itu, ibu bisa mengajak anak untuk mengarang sendiri akhir cerita seram tersebut.
Ambil contoh, anak mendapat pedang ajaib dan bisa mengalahkan monster yang mengejar-ngejar anak dalam mimpinya.
4. Membuat mantra seru bersama anak
Ibu dan ayah bisa membuat mantra khusus yang seru dan unik bersama anak. Mantra ini akan si Kecil gunakan untuk menangkal mimpi buruk.
Ambil contoh, kalau anak mimpi buruk dan terbangun, ajari ia untuk membalik bantalnya agar mimpi buruk yang tadi muncul bisa terkubur di bawah bantalnya.
Cara lain adalah meminta bantuan boneka, mainan, atau binatang peliharaan anak untuk berjaga-jaga selama ia tidur. Ibu bisa mengatakan pada anak:
“Lihat, ibu sudah minta tolong pada si beruang untuk mengusir mimpi buruk kakak. Kalau mimpi buruk lagi, nanti si beruang akan menemani kakak agar tidak kesepian.”
5. Menciptakan suasana yang aman dan tenang
Anak akan sulit tidur lagi setelah bermimpi buruk. Untuk itu, pastikan ia merasa aman dan tenang di tempat tidurnya.
Kalau anak minta lampunya ibu menyalakan lampu, bisa memilih lampu tidur dengan pencahayaan lembut.
Ibu juga bisa membuka sedikit pintu kamarnya saat berada di luar. Ini untuk meyakinkan anak kalau ibu akan kembali lagi untuk mengecek keadaannya.
6. Menceritakan hal seru sebelum tidur
Kadang, mimpi buruk bisa membuat anak ketakutan setengah mati. Anak bisa berteriak dan banyak bergerak dengan mata tertutup.
Untuk mengatasi hal ini, alihkan perhatian anak dengan membahas hal-hal yang menyenangkan sebelum tidur.
Ambil contoh, ibu membacakan buku cerita tentang serunya berlibur ke pantai sambil bermain pasir. Ibu juga bisa menceritakan ulang peristiwa menyenangkan yang baru anak alami.
7. Menjanjikan hal menyenangkan untuk besok hari
Saat anak mimpi buruk, ia mungkin jadi takut tidur lagi meski sudah lelah dan mengantuk. Agar anak mau cepat tidur, ibu bisa menjanjikan hal-hal yang menarik untuk besok pagi.
Ambil contoh, ibu akan memasak menu sarapan kesukaan anak, bermain di taman, atau menonton film favoritnya.
Ini juga bisa membantu anak untuk fokus pada hal yang positif di pagi hari, bukan pada mimpi buruknya.
Ketika pagi hari tiba, jangan lupa untuk memuji keberanian anak berhasil melalui bunga tidurnya yang buruk.
Mimpi buruk pada orang dewasa saja sering melelahkan, apalagi pada anak-anak. Maka dari itu, ibu perlu mengerti posisinya agar ia tidak merasa sendiri.
Kesimpulan
- Menemani anak.
- Memaklumi rasa takut anak.
- Meminta anak menceritakan mimpi buruknya.
- Membuat mantra seru bersama anak.
- Menciptakan suasana yang aman dan tenang.
- Menceritakan hal seru sebelum tidur.
- Menjanjikan hal menyenangkan untuk besok hari.
[embed-health-tool-vaccination-tool]