Menyontek adalah salah satu perbuatan tidak jujur yang kerap dilakukan anak-anak di sekolah. Sejumlah anak mengaku menyontek karena ingin mendapatkan nilai bagus dan mencapai keberhasilan.
Meski begitu, sebenarnya ada beragam penyebab di balik tindakan menyontek. Penyebab ini bisa berasal dari lingkungan, guru, atau bahkan orangtua.
Lantas, sebagai orangtua, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi perilaku anak tak terpuji ini? Simak ulasan berikut.
Apa penyebab anak menyontek?
Ada beragam penyebab anak menyontek. Terkadang, beberapa anak melakukan tindakan curang itu hingga melampaui batas.
Jadi, jika anak Anda ketahuan menyontek di sekolah, penting untuk mempertimbangkan dahulu penyebab yang mendasarinya. Berikut ini penyebab anak menyontek yang paling sering terjadi.
1. Tidak tahu bahwa menyontek itu tak baik
Mungkin anak Anda belum cukup mengerti apa yang baik dan yang tidak dalam dunia akademis.
Ia mungkin belum bisa memahami perbedaan antara berkolaborasi, menulis ulang (parafrase), dan menyontek atau plagiarisme, sehingga menganggap tindakan ini boleh dilakukan.
2. Mengalami tekanan akademik
Beberapa anak mungkin memiliki harapan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri. Ia juga mungkin merasa orang lain memiliki harapan yang tinggi terhadap mereka.
Jadi, anak menyontek karena untuk memenuhi harapan dan ambisi untuk mendapatkan nilai yang bagus.
3. Kurang motivasi
Banyak anak yang memilih mengambil jalan pintas dengan bertindak curang daripada menghabiskan waktu untuk mengerjakan PR atau belajar untuk ujian.
Jika anak Anda tidak ada motivasi untuk mendapatkan nilai bagus dengan jujur, Anda bisa memberinya hadiah sebagai pemicu motivasinya.
4. Adanya tekanan dari lingkungan
Ada juga kemungkinan bahwa anak Anda tidak suka menyontek tugas orang lain. Namun, anak Anda mendapat tekanan dari teman-teman di sekitarnya untuk meminjamkan tugasnya.
Jika ini masalahnya, berarti mereka sama-sama berada di kondisi yang salah. Beri tahu anak Anda untuk tegas mengatakan tidak karena mereka bisa menjadi teman baik tanpa perlu bersama-sama bertindak curang.
5. Takut akan kegagalan
Sifat takut gagal mungkin bisa menjadi alasan yang mendorong perilaku curang. Situasi ini terjadi karena anak merasa sulit mengatasi rasa kecewanya karena telah gagal.
Rasa takut gagal ini seringkali membuat kecemasan anak makin bertambah menjelang ujian. Kecemasan karena takut gagal akan membuyarkan konsentrasi anak. Hingga akhirnya tidak bisa menyelesaikan soal dengan baik dan memilih untuk menyontek pekerjaan teman.
6. Tidak bisa membagi waktu dengan baik
Meskipun waktu bermain dan istirahat anak penting, tapi jangan sampai anak Anda menunda kewajibannya sebagai pelajar yakni mengerjakan PR dan belajar.
Dalam beberapa kasus, anak terlalu asyik bermain sampai melewatkan waktunya untuk belajar. Alhasil, anak lupa mengerjakan PR-nya dan menyontek tugas temannya pada pagi hari.
Apa akibat jika anak suka menyontek?
Anak menyontek sekali atau dua kali mungkin tidak ketahuan. Namun, jika dilakukan terus-menerus tentu akan berpengaruh pada masa depannya.
Itulah mengapa penting bagi orangtua dan guru untuk menjelaskan akibat dari menyontek pada anak di bawah ini.
1. Membuat anak nyaman dengan berbohong
Menyontek adalah salah satu bentuk kebohongan. Semakin sering siswa menyontek, mereka akan semakin nyaman dengannya.
Tentu, perilaku anak suka bohong ini dapat membawanya ke jalan yang berbahaya.
2. Menurunkan kepercayaan diri
Biasanya, penyebab anak menyontek adalah tidak percaya bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas tersebut. Sekali menyontek, ia cenderung untuk mengulanginya lagi pada masa mendatang.
Semakin sering melakukannya, mereka akan semakin merasa bodoh dan tidak mampu mengerjakan dengan baik. Hal ini akan menurunkan rasa percaya diri anak.
3. Efek bola salju pada pembelajaran
Ketika anak mendapatkan nilai bagus karena menyontek, guru akan menganggap siswanya telah memahami materi dengan baik. Guru kemudian tidak akan menjelaskan topik tersebut terhadap siswa.
Padahal, jika seorang siswa tidak mengetahui materi dasar, mereka akan semakin tertinggal pada materi pembelajaran lainnya. Ini pasti akan menyebabkan lebih banyak tindakan kecurangan berikutnya dan siklus akan terus berlanjut.
4. Mendapat sanksi dari sekolah
Menyontek adalah pelanggaran serius dan dapat mengakibatkan siswa diskors atau dikeluarkan. Putus sekolah dalam waktu lama akan berdampak buruk bagi anak.
5. Memengaruhi masa depan
Jika seseorang mendapatkan pekerjaan berdasarkan prestasinya di sekolah, kemungkinan besar akan membawa bencana jika tahu mendapatkan nilai melalui menyontek.
Perilaku curang yang dilakukan ini cenderung tidak dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Padahal, keterampilan itu sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Apa yang harus orangtua lakukan?
Sebagai orangtua, sebaiknya jangan langsung memberi hukuman atau memarahi anak jika ia ketahuan menyontek. Sebaiknya, ajak anak Anda bicara.
Melansir Raising Children, lakukan beberapa cara di bawah ini agar anak tahu jika menyontek tidak boleh dilakukan.
- Bertanya apa alasan atau penyebabnya.
- Beri anak Anda kesempatan untuk berlatih.
- Pujilah usaha anak Anda.
- Jadilah panutan bagi anak Anda.
- Sesuaikan kembali ekspektasi Anda terhadap anak.
- Cobalah berbagai aktivitas untuk mengembangkan keterampilan.
- Ajarkan anak Anda untuk mengatasi kegagalan.
- Dorong anak untuk bersikap jujur.
Kesimpulan
Anak-anak dengan usia dini mungkin belum memahami aturan atau perbedaan antara yang benar dan salah. Perilaku anak menyontek bisa menjadi tanda bahwa ia butuh bantuan untuk mencari cara yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah. Anda dapat mengajari bagaimana berperilaku baik dan jujur yang akan bermanfaat bagi masa depannya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]