backup og meta

5 Penyebab Anak Menangis Saat Belajar dan Cara Mengatasinya

5 Penyebab Anak Menangis Saat Belajar dan Cara Mengatasinya

Sebagai orangtua, hati Anda mungkin terasa berat dan Anda pun merasa kebingungan ketika melihat anak menangis saat belajar. Yang tadinya berharap si Kecil bakal pintar, Anda justru khawatir ia jadi enggan sekolah dan nilai akademiknya akan bermasalah.

Sebenarnya, wajar saja jika Anda merasa cemas atau bingung menghadapi situasi tersebut. Namun daripada panik berlebihan, lebih baik pahami apa penyebab anak menangis saat belajar dan bagaimana cara mengatasinya agar ia kembali semangat menimba ilmu.

Berbagai penyebab anak menangis saat belajar

Belajar seharusnya menjadi momen yang menyenangkan dan penuh eksplorasi untuk si Kecil. Namun, tidak jarang orangtua dihadapi dengan situasi di mana anak justru menangis ketika belajar. 

Situasi ini tidak hanya mengganggu proses belajar si Kecil, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua.

Untuk membantu menghadapinya, ketahui dulu beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab anak menangis ketika belajar di bawah ini.

1. Tekanan dan ekspektasi yang terlalu tinggi

Tanpa Anda sadari, banyak anak menangis saat belajar karena merasa terbebani oleh ekspektasi orangtua terhadap anak yang terlalu tinggi. 

Biasanya, orangtua menuntut anaknya harus mencapai hasil yang sempurna atau memahami pelajaran dalam waktu singkat. Hal ini tentu dapat membuat anak stres hingga jadi mengeluh dan menangis.

2. Cara mengajar yang tidak sesuai

Perlu orangtua ketahui bahwa pada dasarnya setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda. 

Oleh karena itu, menggunakan metode yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuan anak bisa membuatnya frustrasi dan menangis karena tidak memahami apa yang dipelajarinya.

3. Anak merasa bosan

Penyebab anak menangis saat belajar selanjutnya adalah pelajaran yang dipelajari terasa membosankan dan tidak sesuai dengan minatnya. 

Hal ini sering kali membuat anak kehilangan fokus dan menjadikan tangis sebagai bentuk protes akan ketidaksukaannya. 

4. Kurangnya waktu beristirahat

Kurangnya waktu tidur atau istirahat dapat membuat anak merasa lelah secara fisik dan mental. Ketika tubuh tidak fit, anak akan kesulitan untuk fokus dan menerima pembelajaran dengan baik. 

Kondisi ini bisa membuat mereka lebih rentan menangis karena merasa frustrasi, kelelahan, atau ketidaknyamanan saat belajar.

5. Dipaksa belajar

Memaksa anak untuk belajar, terutama ketika mereka belum siap secara mental atau fisik, dapat memicu rasa tertekan dan penolakan. 

Anak yang merasa dipaksa sering kali kehilangan motivasi dan minat dalam belajar, sehingga tangisan menjadi cara mereka untuk mengekspresikan ketidaknyamanan atau frustrasi. 

Dampak anak menangis saat belajar

disgrafia, gangguan belajar anak susah menulis

Seperti penjelasan sebelumnya, salah satu penyebab anak menangis saat belajar adalah terlalu sering dipaksa belajar serta tekanan dan ekspektasi dari orangtua yang terlalu tinggi. 

Ketika anak merasa dipaksa, proses belajar tidak lagi terasa menyenangkan, tetapi menjadi beban. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti berikut ini. 

  • Penurunan minat belajar. Anak yang sering menangis saat belajar mungkin kehilangan minat terhadap aktivitas belajar secara keseluruhan. Ini bisa menghambat kemampuan anak untuk belajar. 
  • Rendahnya rasa percaya diri. Dipaksa belajar atau merasa gagal terus-menerus dapat membuat anak merasa tidak percaya diri. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup pintar atau mampu.
  • Hubungan yang tidak harmonis. Jika situasi ini terus berulang, hubungan antara orangtua dan anak dapat menjadi tegang. Mereka mungkin merasa takut atau enggan berbicara dengan orangtua tentang kesulitan yang mereka alami.
  • Anak menjadi cengeng. Anak yang sering menangis saat belajar bisa menjadi lebih sensitif terhadap tekanan. Hal ini bisa menjadi penyebab anak cengeng. 
  • Risiko masalah kesehatan mental. Melansir dari situs WFDD, memaksa anak untuk belajar dapat memicu kecemasan dan depresi. 

Cara mengatasi anak menangis saat belajar

metode pembelajaran

Anak menangis saat belajar karena tekanan atau paksaan dapat berdampak pada tumbuh kembangnya, termasuk kemampuan belajarnya di sekolah.

Untuk mengatasinya, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi anak cengeng saat belajar. 

1. Pahami penyebabnya

Hal pertama yang perlu orangtua lakukan untuk mengatasi anak menangis adalah memahami apa penyebabnya. 

Melansir dari Raising Children, Anda perlu membantunya agar tetap tenang. Anda bisa menanyakan kepada anak apa penyebab mereka menangis, apakah bosan, lelah, atau merasa tertekan.

Dengan memahami penyebabnya, orangtua dapat menentukan cara yang tepat menghadapi situasi ini. 

2. Ubah cara belajar anak

Bila penyebab anak menangis adalah metode pembelajaran yang tidak cocok dengan kepribadian anak, cobalah untuk mengubah metode belajarnya.

Anda bisa mengubah metode belajar menjadi lebih menarik, seperti menggunakan permainan, video edukasi, menggunakan musik, atau kegiatan interaktif lainnya.

3. Berikan waktu istirahat yang cukup

Untuk mencegah anak menangis saat belajar, pastikan ia memiliki jadwal belajar yang seimbang dengan waktu bermain dan istirahat. 

Anak yang cukup istirahat akan lebih mudah berkonsentrasi dan tidak mudah frustrasi, sehingga ia tidak menangis saat mempelajari suatu pelajaran. 

4. Jangan paksa anak

Untuk membantu mengatasi anak yang cengeng saat belajar, hindari memaksa anak untuk belajar ketika mereka sedang tidak mood

Selain itu, biarkan mereka beristirahat sejenak dan kembali belajar dalam suasana hati yang lebih baik.

Anda juga bisa mengajak anak untuk berdiskusi tentang apa yang mereka rasakan agar ia tidak merasa tertekan. 

5. Beri dukungan

Jadilah pendengar yang baik ketika anak mengeluh. Berikan motivasi dan dukungan emosional agar mereka merasa dihargai dan dicintai.

Selain itu, Anda bisa memberikan apresiasi untuk setiap pencapaian kecil yang terjadi padanya. Hal ini dapat memotivasi anak untuk belajar lebih giat. 

Ingat, anak menangis saat belajar sebenarnya hal yang wajar, terutama saat mereka merasa tertekan atau tidak nyaman. 

Dengan memahami penyebabnya, memberikan dukungan, dan menggunakan cara mengajari anak tanpa memaksa, Anda dapat membantu anak menikmati proses belajar dengan lebih baik.

Kesimpulan

  • Menangis saat belajar merupakan respons yang wajar bagi anak ketika mereka merasa tertekan, lelah, atau tidak nyaman. 
  • Penyebabnya bisa beragam, mulai dari tekanan dan ekspektasi orangtua yang terlalu tinggi, metode belajar yang tidak sesuai, hingga kurangnya waktu istirahat. 
  • Situasi ini dapat berdampak negatif pada minat belajar, rasa percaya diri, dan hubungan antara orangtua dan anak.
  • Untuk mengatasi hal ini, penting bagi orangtua untuk memahami penyebabnya, mengubah metode belajar menjadi lebih menarik, memberikan waktu istirahat yang cukup, serta menghindari memaksa anak.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ulaby, N. (2018). The Perils Of Pushing Kids Too Hard, And How Parents Can Learn To Back Off. Retrieved 23 January 2025, from https://www.wfdd.org/story/perils-pushing-kids-too-hard-and-how-parents-can-learn-back

How to Help a Child with a Learning Disability. (2025). Retrieved 23 January 2025, from https://www.helpguide.org/family/learning-disabilities/helping-children-with-learning-disabilities

How to Help Your Child Get Motivated in School. (2023). Retrieved 23 January 2025, from https://childmind.org/article/how-to-help-your-child-get-motivated-in-school/

Helping Kids Who Struggle With Executive Functions. (2024). Retrieved 23 January 2025, from https://childmind.org/article/helping-kids-who-struggle-with-executive-functions/

Crying: children 1-8 years. (2022). Retrieved 23 January 2025, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/crying-tantrums/crying-children-1-8-years

How to Handle Tantrums and Meltdowns. (2024). Retrieved 23 January 2025, from https://childmind.org/article/how-to-handle-tantrums-and-meltdowns/

My Child Is Struggling in School. How Can I Help? (for Parents) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 23 January 2025, from https://kidshealth.org/en/parents/school-struggles.html

Williams, A. (2023). Struggling With Crying During School Drop-off? You are not alone! Retrieved 23 January 2025, from https://www.goodtherapy.org/blog/struggling-with-school-drop-off/

My 10-year-old son has become more sensitive over the last two years and now cries over almost anything. What can I do? (2023). Retrieved 23 January 2025, from https://childmind.org/article/my-10-year-old-son-has-become-more-sensitive-over-the-last-two-years-and-now-cries-over-almost-anything-what-can-i-do/

Versi Terbaru

04/02/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Macam-Macam Kecerdasan Anak dan Cara Mengasahnya

Peran Orangtua dalam Mendukung Kecerdasan Anak SIAP


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan