Tahukah Anda apa perbedaan kemampuan sensorik dan motorik pada anak? Kedua perkembangan ini harus dimiliki dan diasah sejak dini untuk membantu mendukung tumbuh kembang anak. Yuk, simak ulasan berikut agar tahu perbedaan kemampuan sensorik dan motorik yang perlu dimiliki anak!
Perbedaan kemampuan sensorik dan motorik anak
Kemampuan sensorik dan motorik merupakan dua kemampuan berbeda tapi saling berkaitan.
Keduanya menjadi aspek dasar dalam perkembangan anak dan berperan penting dalam berbagai bidang kehidupannya.
Perbedaan utama antara kemampuan sensorik dan motorik terletak pada fungsi dan fokus masing-masingnya.
Jika kemampuan sensorik berfokus pada penggunaan pancaindra, kemampuan motorik lebih fokus pada keterampilan gerak tubuh. Agar lebih jelas, berikut penjelasan masing-masingnya.
1. Kemampuan sensorik pada anak
Kemampuan sensorik adalah proses yang mengacu pada kemampuan otak untuk menerima, menafsirkan, dan menggunakan informasi secara efektif yang disalurkan melalui pancaindra, yang meliputi:
- penglihatan,
- pendengaran,
- penciuman,
- perasa,
- peraba atau sentuhan,
- gerakan, dan
- keseimbangan.
Dengan kemampuan sensorik, anak akan mampu memproses informasi yang diterima oleh beberapa pancaindra secara bersamaan.
Fungsi tersebut dalam kemampuan sensorik anak berpengaruh pada keterampilan bahasa, sosial, kosakata, pemecahan masalah, dan koordinasi.
Bila ada masalah dengan kemampuan sensorik anak, maka berbagai keterampilan lainnya bisa ikut terganggu.
2. Kemampuan motorik pada anak
Kemampuan motorik adalah kemampuan gerak yang memungkinkan tubuh melakukan tugas dan aktivitas sehari-hari.
Tidak kalah penting dari kemampuan sensorik, melatih dan mengambangkan kemampuan motorik anak sejak usia dini adalah suatu kewajiban yang perlu dilakukan oleh setiap orangtua.
Secara umum, kemampuan motorik bisa terbagi menjadi dua jenis berikut ini.
- Kemampuan motorik halus, yaitu keterampilan pengendalian dan ketepatan menggunakan otot kecil di tangan dan telapak tangan, misalnya saat menggunakan alat makan atau alat tulis.
- Kemampuan motorik kasar, yaitu penggunaan otot besar di tubuh untuk mengendalikan keseimbangan, koordinasi, refleks, dan kekuatan fisik tubuh saat melakukan gerakan, seperti berjalan, berlari, dan melompat.
Melansir dari Brown Health University, kemampuan motorik pada anak biasanya akan mulai berkembang pada usia tertentu.
Namun, tidak semua anak akan mengalami setiap tahap perkembangan di waktu yang sama.
Contoh kemampuan sensorik dan motorik anak
Setelah mengetahui perbedaan antara kemampuan sensorik dan motorik, Anda juga perlu mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing kemampuan tersebut.
Hal ini bisa membantu Anda memahami lebih lanjut masing-masing kemampuan tersebut yang ada pada diri anak.
Anda juga bisa lebih waspada terhadap gangguan perkembangan yang mungkin terkait dengan kemampuan sensorik dan motorik.
Berikut ini masing-masing contoh kemampuan sensorik dan motorik pada anak.
1. Kemampuan sensorik anak
Pada dasarnya, kemampuan sensorik anak berbeda-beda. Namun, kemampuan sensorik anak biasanya meliputi berikut ini.
- Penglihatan yang tajam. Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan penglihatan yang lebih tajam saat mereka tumbuh. Sebagai contoh, anak usia 2—3 tahun dapat mengenali bentuk dan warna objek serta membedakan antara objek yang berbeda.
- Pendengaran yang jelas. Kemampuan untuk mendeteksi suara dan membedakan nada atau frekuensi yang berbeda berkembang seiring waktu. Misalnya, bayi yang baru lahir bisa menanggapi suara keras, dan pada usia 1 tahun mereka mulai menanggapi nama mereka.
- Penciuman dan pengecapan. Anak-anak mulai membedakan berbagai rasa dan bau, yang membantu mereka dalam memilih makanan dan memahami dunia sekitar mereka. Misalnya, bayi dapat menunjukkan kesukaan terhadap rasa manis atau bau makanan tertentu.
2. Kemampuan motorik anak
Sama seperti kemampuan sensorik, perkembangan kemampuan motorik pada setiap anak dapat berbeda-beda dan tergantung dari tiap jenis kemampuan motorik.
Berikut masing-masing contoh kemampuan motorik sesuai dengan jenisnya.
Contoh kemampuan motorik kasar (gerakan otot besar)
- Berjalan. Anak yang lebih tua, sekitar usia 12—15 bulan, biasanya mulai belajar berjalan.
- Melompat. Pada usia 2—3 tahun, anak-anak dapat mulai melompat dengan kedua kaki mereka.
- Berlarian. Pada usia 3—4 tahun, anak-anak dapat berlari dengan kecepatan yang lebih baik, menambah kontrol tubuh mereka.
Contoh kemampuan motorik halus (gerakan otot kecil)
- Menggambar dan menulis. Anak-anak usia 3—4 tahun mulai mengembangkan kemampuan untuk menggambar garis lurus, lingkaran, dan menulis huruf pertama mereka.
- Menyusun atau menggunakan alat tulis. Pada usia 5 tahun, anak-anak mulai dapat menyusun manik-manik atau menggunakan pensil dengan lebih tepat.
Itulah perbedaan sensorik dan motorik pada anak. Perkembangan sensorik dan motorik anak adalah kemampuan yang seharusnya sudah mulai dilatih sejak dini.
Selama melatih kemampuan sensorik dan motorik, penting untuk membatasi waktu menonton TV atau video karena bisa mengganggu konsentrasi anak selama bermain.
Kesimpulan
- Sensorik dan motorik adalah dua aspek penting dalam perkembangan anak yang saling berkaitan.
- Kemampuan sensorik melibatkan fungsi pancaindra untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan.
- Sementara itu, kemampuan motorik mencakup gerakan tubuh yang menggunakan otot besar (motorik kasar) dan otot kecil (motorik halus), seperti berjalan, melompat, menggambar, atau menulis.
- Perkembangan kedua aspek ini sangat penting untuk mendukung keterampilan kognitif, sosial, dan emosional anak.