backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Perbedaan Perkembangan Sensorik dan Motorik Anak Balita

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 03/02/2023

Perbedaan Perkembangan Sensorik dan Motorik Anak Balita

Tahukah Anda apa perbedaan kemampuan sensorik dan motorik anak usia dini? Kedua perkembangan ini harus dimiliki dan diasah anak sejak dini untuk membantu mendukung tumbuh kembangnya. Yuk, simak ulasan berikut agar tahu apa saja kemampuan sensorik dan motorik yang dapat dimiliki anak balita!

Apa itu kemampuan sensorik anak balita?

sensory play

Kemampuan sensorik adalah proses yang mengacu pada kemampuan otak untuk menerima, menafsirkan, dan menggunakan informasi secara efektif yang disalurkan melalui panca indera, yang meliputi sebagai berikut. 

  • Penglihatan.
  • Pendengaran.
  • Penciuman.
  • Perasa.
  • Peraba atau sentuhan.
  • Gerakan.
  • Keseimbangan.

Dengan kemampuan sensorik, anak mampu memproses informasi yang diterima oleh beberapa panca indra secara bersamaan.

Kemampuan sensorik anak balita berpengaruh pada keterampilan bahasa, sosial, kosakata, pemecahan masalah, dan koordinasi.

Bila ada masalah dengan kemampuan sensorik anak, maka berbagai keterampilan lainnya bisa ikut terganggu.

Bagaimana kemampuan sensorik anak balita?

Hal yang perlu Anda perhatikan yaitu setiap anak memiliki kemampuan sensorik dan motorik yang berbeda dan tidak bisa disamakan antara satu anak dan lainnya.

Dalam hal perkembangan sensorik ini, ada beberapa hal yang bisa jadi panduan Anda untuk memahami kemampuan si Kecil. 

1. Kemampuan sensorik anak balita 2—3 tahun

Pada dasarnya, kemampuan sensorik anak berbeda-beda. Namun, kemampuan sensorik anak usia 2—3 tahun biasanya meliputi berikut ini.

  • Mampu fokus selama 3 menit.
  • Duduk sendiri sambil mengamati buku anak yang dilihatnya.
  • Bisa memakai toilet dengan arahan dari orang lain.
  • Menunjuk dan mengucapkan bagian tubuh boneka yang Anda tanyakan.
  • Mencocokan bentuk benda yang sama.

2. Kemampuan sensorik anak balita 3—4 tahun

Umumnya, balita usia 3—4 tahun mampu melakukan beberapa hal ini berikut ini. 

  • Mencocokan gambar.
  • Mengerti konsep bergantian dan bergiliran.
  • Mengekspresikan emosi yang ada di dalam dirinya.
  • Mampu memakai pakaian sendiri, termasuk kancing dan ritsleting.
  • Bisa makan sendiri tanpa bantuan orang lain dan tidak merasa kesulitan.
  • Bermain bersama teman-teman.

3. Kemampuan sensorik anak balita 4—5 tahun

Kemampuan sensorik anak balita berhubungan dengan panca indera yang ada dalam tubuh manusia.

Begitu pula kemampuan sensorik dan emosional anak turut memiliki hubungan erat.

Untuk kemampuan sensorik anak balita usia 4 tahun sampai 5 tahun, umumnya sudah mampu melakukan beberapa hal berikut ini.

  • Menghitung angka 1 sampai 10.
  • Mengetahui bentuk (seperti lingkaran, balok, segitiga, kotak).
  • Sudah bisa menjalin pertemanan dengan anak seusianya.
  • Sudah mengerti dan mampu mengikuti aturan dalam permainan.

Bagaimana cara melatih kemampuan sensorik anak balita?

smell sensory play

Ada banyak cara untuk melatih kemampuan sensorik anak balita. Permainan menjadi sarana terbaik agar anak tidak bosan dan antusias saat sedang berlatih.

Berikut beberapa permainan sensori (sensory play) yang bisa Anda lakukan bersama si Kecil untuk melatih sensoriknya sesuai dengan usia anak.

1. Cara melatih kemampuan sensorik anak balita 2—3 tahun

Di usia 2—3 tahun ini, perkembangan sensorik dan motorik anak perlu dilatih.

Nah, untuk kemampuan sensorik, permainan yang dapat Anda lakukan bersama si Kecil, meliputi berikut ini.

Bermain cat air

Di usia perkembangan anak 24 bulan atau 2 tahun, anak sedang menyukai sesuatu yang berwarna cerah dan mencuri perhatian.

Anda bisa membuat permainan anak yang seru dengan membuat cap jari menggunakan cat.

Melansir dari Rasmussen, siapkan pewarna makanan atau cat air dengan warna mencolok seperti merah, kuning, biru, hijau, dan kertas atau karton sebagai sarana agar anak bisa mencetak jarinya.

Biarkan indra penglihatan anak dan sentuhan anak merasakan cat air melalui jarinya yang mungil.

2. Cara melatih kemampuan sensorik anak balita 3—4 tahun

Beberapa permainan yang dapat dicoba untuk melatih kemampuan sensorik anak, yaitu sebagai berikut.

Bermain pasir

Di usia perkembangan anak 36 bulan atau 3 tahun, anak sudah tidak lagi memasukkan benda asing ke dalam mulut.

Maka dari itu, ini merupakan saat yang tepat bermain pasir untuk melatih kemampuan sensorik anak. Ketika anak bermain pasir, ia belajar mengenal tekstur lewat telapak tangan dan kakinya.

Ada banyak pasir mainan yang dijual di pasaran yang bisa dijadikan sensory play. Tidak perlu takut kotor, karena pasir mainan ini sifatnya mudah dibersihkan dan aman digunakan si Kecil.

Cara yang dapat Anda lakukan yaitu sebagai berikut.

  1. Memasukkan pasir pantai ke dalam kotak kecil.
  2. Kemudian, biarkan anak Anda bermain di sana bersama imajinasi anak dan menjelajahi tekstur pasir.
  3. Buat permainan menjadi lebih seru dengan bermain harta karun.
  4. Sembunyikan benda kecil di balik pasir, misalnya action figure atau jam tangan, lalu minta anak Anda menemukan benda yang Anda sembunyikan.

Saat sedang bermain, anak menggunakan indera penglihatan dan sentuhan untuk menemukan objek yang Anda sembunyikan.

Bermain memasang kancing

Untuk mendukung permainan ini, bahan-bahan yang diperlukan adalah kancing berukuran besar dengan warna cerah dan tali yang cukup tebal untuk dimasukkan ke lubang kancing.

Selain mengasah sensorik anak balita, permainan ini juga melatih fokus anak. Ia akan berpikir bagaimana cara memasukkan tali ke dalam lubang kancing yang kecil.

Jika anak terlihat bosan, Anda bisa mencoba bermain mencocokkan warna kancing.

Minta si Kecil untuk mengelompokkan kancing sesuai warna, misalnya kuning dengan kuning, hijau, dan merah.

Ini membantu anak untuk mengoordinasikan sesuatu sesuai warna yang sudah ia ketahui dan melatih kemampuan sensorik anak balita.

3. Cara melatih kemampuan sensorik anak balita 4—5 tahun

Masih sama seperti usia-usia sebelumnya, melatih kemampuan sensorik dan motorik anak di usia ini sangat penting.

Khusus perkembangan sensorik, setidaknya ada tiga jenis permainan yang dapat Anda lakukan untuk melatih kemampuan anak balita usia 4—5 tahun, yaitu sebagai berikut.

Bermain tebak-tebakan bentuk

Bila anak bosan dengan permainan yang sudah terlalu sering dimainkan, Anda bisa mencoba bermain tebak-tebakan dengan ‘kotak ajaib’ bersama si Kecil. Berikut caranya.

  1. Siapkan alat berupa benda atau buah-buahan yang bisa dipegang dan kotak tertutup yang memiliki lubang seukuran tangan.
  2. Minta anak untuk memasukkan tangannya ke dalam kotak, lalu sentuh benda yang ada di dalamnya.
  3. Biarkan anak menebak benda tersebut dengan memakai indera sentuhan tangan.

Kalau kesulitan mencari kotak, Anda bisa menutup mata si kecil dan membiarkan anak mencium aroma dari benda yang dipegangnya.

Bermain balok

Permainan ini bisa mengasah kemampuan sensorik anak balita karena si kecil belajar untuk menggenggam balok, menyusunnya, dan membuat bentuk lain.

Tidak hanya itu, warna balok yang beragam mengasah perkembangan kognitif dan panca indra anak.

Hal ini juga bisa membuat si kecil bisa mulai belajar membedakan warna yang ada di depannya. Tentu, ini akan meningkatkan sensorik anak balita.

Belajar memakai sepatu sendiri

Anak usia 4—5 tahun sudah ingin mandiri dengan melakukan beberapa hal sendiri, misalnya makan, minum, menyimpan pakaian, atau memakai pakaian.

Anda bisa melatih sensorik anak balita dengan mengajaknya belajar memakai sepatu sendiri, tanpa posisi terbalik.

Tidak jarang, ketika si Kecil memakai sepatu atau sandal, posisinya terbalik, yang di kiri jadi di kanan.

Kegiatan ini merangsang sensorik anak balita untuk mengenal tekstur lain yang ada di sepatu dan melatih kerangka berpikir si kecil.

Perlu diketahui

Perhatikan perkembangan kemampuan sensorik anak balita Anda sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.

Jika Anda melihat ada beberapa kemampuan yang belum dicapai si kecil atau Anda merasa khawatir, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.

Apa itu kemampuan motorik anak balita?

perkembangan motorik anak

Kemampuan motorik adalah kemampuan gerak yang memungkinkan tubuh melakukan tugas dan aktivitas sehari-hari.

Tidak kalah penting dari kemampuan sensorik, melatih dan mengambangkan kemampuan motorik anak sejak usia dini adalah suatu kewajiban yang perlu dilakukan oleh setiap orangtua.

Kemampuan motorik bisa terbagi menjadi 2 jenis berikut ini.

  • Kemampuan motorik halus, yaitu keterampilan pengendalian dan ketepatan menggunakan otot kecil di tangan dan telapak tangan (misalnya, saat menggunakan alat makan atau alat tulis).
  • Kemampuan motorik kasar, yaitu penggunaan otot besar di tubuh untuk mengendalikan keseimbangan, koordinasi, refleks, dan kekuatan fisik tubuh saat melakukan gerakan, seperti berjalan, berlari, dan melompat.

Kemampuan motorik pada anak biasanya akan mulai berkembang pada usia tertentu. Namun, tidak semua anak akan mengalami setiap tahap perkembangan di waktu yang sama.

Bagaimana kemampuan motorik pada balita?

Sama seperti kemampuan sensorik, perkembangan kemampuan motorik pada setiap balita dapat berbeda-beda dan tergantung dari tiap jenis kemampuan motorik.

Berikut masing-masing kemampaun sesuai dengan jenisnya.

1. Kemampuan motorik halus

Kemampuan motorik halus meliputi keterampilan:

  • memegang,
  • menggenggam,
  • memegang, dan
  • mencubit.

Kemampuan ini timbul agar anak bisa belajar menjga diri sendiri. Terbukti bahwa kemampuan motorik halus bisa memengaruhi kemampuan bahasa dan membaca, serta perkembangan otak.

Serupa dengan kemampuan sensorik, sejak usia 2 tahun, motorik halus si Kecil sudah lebih berkembang.

Ini mungkin terlihat dari si Kecil yang mulai tertarik melakukan aktivitas, seperti membaca dan menulis.

Menjelang usia 3 tahun, ada juga anak yang sudah bisa membuka pintu atau toples.

Setelah masuk usia 5 tahun, anak akan terlihat lebih sering menggunakan tangan kiri atau tangan kanan.

2. Kemampuan motorik kasar

Kemampuan motorik kasar meliputi keterampilan:

  • merangkak,
  • melompat,
  • berlari, dan
  • melempar.

Seiring dengan perkembangan kemampuan motorik kasar, Anda mungkin akan menyadari anak akan semakin aktif bergerak dan tidak suka berdiam diri.

Sama seperti kemampuan motorik halus, kemampuan motorik kasar juga dimulai sejak bayi. Bahkan, anak berusia 2 bulan biasanya sudah mulai menendang dan melambaikan tangan.

Di usia 2 tahun, anak biasanya bisa melompat, melempar, atau menaiki dan menuruni tangga.

Saat memasuki usia 3 tahun, si Kecil bisa melakukan gerakan yang lebih rumit, seperti:

  • naik tangga tanpa berpegangan,
  • berlari cepat, dan
  • menghindari rintangan.

Setelah memasuki usia 3—5 tahun, pergerakan tubuh balita akan semakin berkembang dan bisa melakukan aktivitas yang lebih sulit, seperti menjaga keseimbangan dan memanjat.

Bagaimana cara melatih kemampuan motorik anak balita?

Sama halnya dengan kemampuan sensorik, untuk mendukung perkembangan kemampuan motorik balita, ada beberapa hal yang bisa diajarkan dan sesuai dengan setiap jenis kemampuan motoriknya.

Cara meningkatkan kemampuan motorik halus

Berikut aktivitas atau kegiatan yang bisa mendukung kemampuan motorik halus.

  • Menggambar, melukis, menempel, dan menggunting.
  • Mengambil benda dengan capitan.
  • Bermain dengan balok, lego, atau puzzle.
  • Bermain pasir dengan ember dan sekop.
  • Menyusun gelas atau kotak dari yang kecil hingga yang besar.
  • Mengisi air ke dalam gelas.
  • Memasukan benang ke dalam manik-manik.

Cara meningkatkan kemampuan motorik kasar

Untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar balita, berikut kegiatan yang bisa dilakukan.

  • Meniup balon.
  • Menari sambil mendengarkan musik.
  • Meminta anak membantu pekerjaan rumah yang mudah, seperti menggantung baju dan berkebun.
  • Bermain lempar bola.
  • Pergi ke taman bermain atau pantai.
  • Mendorong atau mengendarai mainan.

Itulah perbedaan sensorik dan motorik anak terkait perkembangan dan cara melatihnya. Perkembangan sensorik dan motorik anak adalah kemampuan yang seharusnya sudah mulai dilatih sejak dini.

Selama melatih kemampuan sensorik dan motorik, penting untuk membatasi waktu menonton TV atau video karena bisa mengganggu konsentrasi anak selama bermain.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 03/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan