backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bisakah Cegah Stunting dengan Protein Hewani? Ini Penjelasannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Diva Mosaik Lintang · Tanggal diperbarui 07/03/2024

    Bisakah Cegah Stunting dengan Protein Hewani? Ini Penjelasannya

    Gangguan pertumbuhan atau stunting pada anak dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya asupan protein. Guna mengurangi risiko ini, apakah memungkinkan bagi orangtua untuk cegah stunting dengan protein hewani? Berikut penjelasannya.

    Apakah bisa cegah stunting dengan protein hewani?

    Asupan makanan bayi saat masih di bawah usia 2 tahun yang tidak tercukupi dapat meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

    Gangguan pertumbuhan di usia balita yang disebut stunting ini dapat semakin diperparah jika Anda tidak memperbaiki asupan anak terutama dalam memberikan protein pada si kecil.

    Pasalnya, protein memiliki peran besar dalam tumbuh kembang buah hati yang dapat menjaga proses metabolisme, mendukung sistem kekebalan tubuh, menyediakan energi, serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.

    Jika asupan protein kurang terlengkapi dengan baik, manfaat ini tidak dapat dirasakan secara optimal oleh tubuh anak.

    Oleh sebab itu, penting bagi setiap orangtua untuk memperhatikan asupan protein terutama protein hewani untuk cegah stunting.

    Penelitian Acta Paediatrica menunjukkan, selain berperan besar dalam mengoptimalkan pertumbuhan, fungsi protein hewani juga bekerja lebih maksimal karena mudah diserap dan dicerna oleh tubuh anak.

    Anda dapat memenuhi kebutuhan protein hewani anak dari asupan berupa makanan dan minuman yang ia konsumsi.

    Tips memenuhi asupan protein hewani pada anak

    Guna mendapatkan beragam manfaat protein hewani untuk mendukung pencegahan stunting pada anak, berikut berbagai tips pemenuhan asupan protein hewani yang dapat Anda terapkan pada si kecil.

    1. Pahami jumlah kebutuhan protein anak

    Meski pemberian asupan protein sangat penting bagi pertumbuhan anak, Anda tetap harus memahami dan memperhatikan jumlah yang dibutuhkan oleh si kecil. Sebab, kebutuhan protein anak dapat berbeda sesuai dengan usianya.

    Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI, anak usia 6-11 bulan membutuhkan 15 gram asupan protein yang mulai bisa didapatkan selain dari ASI.

    Sementara itu, anak usia 1-3 tahun membutuhkan asupan protein sebanyak 20 gram. Nilai AKG ini bisa Anda jadikan sebagai acuan untuk memenuhi kebutuhan protein harian si kecil. 

    Dengan demikian, Anda dapat memberikan asupan protein secara tepat dan sesuai dengan usianya. Berikut ini pilihan makanan yang tinggi protein per 100 gram yang bisa ibu berikan ke Si Kecil.

    • Ikan bandeng: 20 gram 
    • Ikan tongkol: 13,7 protein 
    • Ayam: 18,2 gram
    • Daging sapi: 55 gram 
    • Telur: 12,4 gram

    2. Sajikan makanan secara menarik dan bervariasi

    Sebagian besar orang tua masih sering mengalami kesulitan dalam memberikan asupan makanan, karena anak mudah merasa bosan dengan menu yang diberikan.

    Hal ini tentu menambah tantangan orangtua dalam memenuhi kebutuhan protein si kecil guna mencegah risiko stunting akibat tidak tercukupinya asupan gizi anak.

    Untuk mengatasinya, cobalah untuk memperbanyak variasi makanan agar si kecil tidak mudah rewel dan bosan.

    Anda bisa membuat potongan daging ayam atau keju dalam bentuk kubus kecil yang disajikan dengan cara mencelupkan ke dalam saus tomat agar buah hati lebih tertarik.

    Anda juga bisa memilih menu ikan secara bergantian seperti ikan, udang, atau cumi agar anak tidak bosan.

    3. Kenalkan opsi makanan penutup berprotein tinggi

    Anak-anak umumnya dikenal suka dengan makanan penutup seperti kue atau es krim. Sayangnya, tak sedikit makanan penutup jenis tersebut yang tinggi kandungan gula.

    Hal ini tentu tidak disarankan karena kandungan gula tambahan yang berlebihan pada anak dapat memicu risiko kesehatan seperti obesitas.

    Alih-alih memberikan makanan penutup yang tinggi gula, sebaiknya kenalkan anak dengan jenis makanan lain yang lebih sehat dan tinggi protein, seperti yoghurt.

    Anda dapat menyajikan yoghurt dengan beragam irisan buah seperti apel, pir, atau anggur sebagai makanan penutup.

    Dengan begitu, usaha Anda untuk cegah stunting dengan protein hewani bisa turut terbantu dari menu makanan penutup yang dikonsumsi si kecil.

    4. Perhatikan pemberian susu

    Susu menjadi salah satu sumber protein hewani yang cocok dan banyak disukai oleh anak-anak. Meski demikian, Anda harus memperhatikan pemilihan susu yang akan diberikan pada si kecil.

    Pastikan susu yang Anda pilih sesuai dengan usia buah hati, serta memiliki kandungan penting seperti protein, serat, mineral dan vitamin yang dapat mendukung pertumbuhan anak.

    Morinaga ChilGo dapat menjadi pilihan susu dengan perpaduan nutrisi berkualitas untuk tumbuh kembang anak

    Morinaga ChilGo hadir dalam format susu bubuk dengan kombinasi tinggi protein serta nutrisi 14 vitamin dan 7 mineral.

    Nutrisi tersebut bermanfaat untuk mendukung pemenuhan nutrisi dan pencegahan stunting serta mendukung daya tahan tubuhnya. 

    Selain itu, juga didukung dalam format susu cair yang cocok sebagai camilan enak bernutrisi ketika anak melakukan aktivitas di luar rumah. Selalu perhatikan asupan protein anak untuk cegah risiko stunting sejak dini, ya!

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Diva Mosaik Lintang · Tanggal diperbarui 07/03/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan