backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Perlukah Khawatir jika Anak Tidak Suka Makan Nasi?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

Perlukah Khawatir jika Anak Tidak Suka Makan Nasi?

Anak yang tidak suka makan nasi mungkin membuat ibu pusing tujuh keliling. Pasalnya, nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia, sampai-sampai banyak orang yang beranggapan bahwa belum makan kalau tidak makan nasi. Lalu, bagaimana jika anak tidak suka makan nasi?

Penyebab anak tidak suka makan nasi

Biasanya, anak usia balita masih dalam proses tumbuh kembang, termasuk sensory dalam mulutnya.

Oleh karena itu, anak cenderung pilih-pilih makanan sesuai dengan tekstur dan rasa yang lebih menyenangkan di mulutnya.

Ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan anak tidak suka makan nasi, antara lain sebagai berikut.

  • Ia mungkin terlalu sering mengonsumsi makanan dengan rasa yang lebih tajam, seperti permen atau snack asin, sehingga rasa nasi yang tawar menjadi tidak menarik lagi baginya.
  • Anak mengonsumsi banyak camilan sehingga merasa kenyang dan tidak lagi mencari makanan pokok.
  • Si Kecil tidak suka dengan tekstur nasi yang lembek dan lebih tertarik dengan makanan yang renyah.
  • Anak bosan dengan menu nasi setiap hari.

Bahayakah jika anak tidak mau makan nasi?

penyebab anak pilih-pilih makan

Sebagai sumber makanan pokok, mungkin ibu akan sangat khawatir jika anak susah makan nasi. Banyak orangtua khawatir anaknya akan kekurangan gizi.

Melansir The Royal Children’s Hospital Melbourne, kekurangan nutrisi makronutrien seperti karbohidrat dan protein pada anak berisiko menyebabkan sejumlah masalah seperti:

  • menghambat tumbuh kembang, 
  • kurang berat badan,
  • lemah dan lesu,
  • sulit buang air besar,
  • mengganggu konsentrasi, dan 
  • kurang gizi.
  • Meski begitu, anak tidak suka makan nasi sebenarnya bukanlah hal yang berbahaya kok, Bu. Asalkan ibu memberikan sumber karbohidrat lainnya sebagai pengganti.

    Walaupun memang nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, perlu ibu ketahui bahwa nasi bukanlah satu-satunya sumber karbohidrat. 

    Masih banyak sumber karbohidrat utama lain yang bisa memenuhi kebutuhan karbohidrat anak. Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasan selanjutnya ya.

    Daftar makanan pengganti nasi untuk anak

    perkembangan kognitif balita

    Selain nasi, ibu bisa mencoba makanan lain yang mengandung karbohidrat kompleks. Jadi, jika anak tidak suka makan nasi, coba berikan sumber karbohidrat lainnya di bawah ini.

    1. Oatmeal

    Meskipun terlihat seperti butiran serbuk yang ringan, sebenarnya oatmeal adalah sumber karbohidrat yang bisa ibu berikan jika anak tidak suka makan nasi.

    Anda bisa membuat berbagai resep oatmeal untuk anak, misalnya bubur oatmeal yang ditambahkan potongan daging atau ayam lalu menambahkan sayuran seperti brokoli.

    Jika anak suka, ibu juga bisa membuat bubur oatmeal yang manis seperti menambahkan potongan cokelat, pisang, dan buah beri.

    2. Roti

    Roti adalah sumber karbohidrat yang populer di negeri barat tapi tidak ada salahnya jika Anda berikan ke anak. Jangan salah, roti juga mengenyangkan, lho.

    Jika anak tidak suka makan nasi, ibu bisa membuatkannya roti panggang dengan campuran selai stroberi, cokelat atau kacang sebagai menu sarapan.

    Untuk menu makan siang, ibu bisa membuat sandwich atau burger dengan menambahkan daging giling, tomat, bawang bombay, selada, dan lembaran keju.

    Artikel terkait

    3. Tortilla

    Tortilla terbuat dari tepung jagung dan gandum yang dibentuk menjadi lembaran tipis. Bahan yang satu ini dibuat tanpa ragi sehingga ia tidak mengembang seperti halnya roti.

    Makanan ini cukup populer sebagai makanan pokok di Meksiko dan Spanyol, tetapi beberapa tahun terakhir sudah banyak dijual di Indonesia.

    Kalau anak susah suka makan nasi, ibu bisa membuat kebab dari tortilla dengan menambahkan potongan daging, ayam, atau seafood sesuai kesukaan anak.

    Tambahkan pula sayuran dan potongan tomat sebagai sumber vitamin yang bagus untuk balita.

    4. Jagung

    Jagung adalah sumber karbohidrat yang sangat mudah diperoleh di Indonesia.

    Ibu bisa mengolah jagung menjadi bubur jagung atau perkedel dengan menambahkan sayuran, potongan ayam, dan telur.

    Ibu juga bisa merebus jagung yang sudah dilepaskan dari bonggolnya kemudian menyajikannya bersama steak daging dan sayuran tumis.

    5. Kentang

    Sebenarnya ibu tidak perlu khawatir kalau anak tidak suka makan nasi. Seperti halnya nasi, kentang juga sumber karbohidrat kompleks yang dapat membuat tubuh kenyang lebih lama.

    Ibu bisa mengolah kentang menjadi perkedel dengan menambahkan sayuran, ayam cincang, dan telur. Bisa juga menyajikannya sebagai sup dengan wortel, buncis, dan potongan ayam.

    Kapan harus ke dokter?

    adenoidektomi

    Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia, food preference atau pilih-pilih makanan adalah hal yang wajar terjadi pada anak, terutama di usia 1 sampai 3 tahun. 

    Jadi, meskipun anak tidak suka makan nasi, ibu tidak perlu khawatir selama kebutuhan nutrisinya terpenuhi oleh sumber karbohidrat lainnya

    Namun, jika berat badan si Kecil tidak naik dan ia tetap menolak makan karbohidrat meskipun sudah menggonta-ganti menu, sebaiknya ibu segera berkonsultasi kepada dokter.

    Kesimpulan

    • Seiring dengan proses tumbuh kembangnya, sensory dalam mulut balita masih dalam tahap perkembangan. Hal ini bisa menyebabkan si Kecil pilih-pilih makanan, bahkan tidak suka makan nasi.  
    • Meski menjadi pilihan sumber karbohidrat yang paling umum, nasi bukan jenis makanan yang wajib dikonsumsi karena masih ada jenis makanan lain yang bisa memenuhi kebutuhan karbohidrat pada anak.  
    • Yang terpenting, usahakan agar ia mau mengonsumsi jenis makanan lain yang juga mengandung karbohidrat untuk mencegah gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat kekurangan konsumsi karbohidrat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan