backup og meta

Fluphenazine (Flufenazin)

Fluphenazine (Flufenazin)

Delusi dan halusinasi merupakan gangguan psikosis yang kerap ditemukan pada pengidap skizofrenia. Jika kondisi itu terjadi, dokter bisa memberikan fluphenazine sebagai salah satu cara pengobatan.

Golongan obat: antipsikotik

Merek dagang fluphenazine: Sikzonoate

Apa itu obat fluphenazine?

Fluphenazine atau flufenazin dekanoat dalah obat untuk menangani pasien skizofrenia dengan gejala psikotik, seperti halusinasi dan delusi.

Obat ini bekerja dengan cara menyeimbangan zat kimia alami (neurotransmiter) di dalam otak sehingga pasien bisa berpikir lebih jernih dan memiliki suasana hati yang lebih baik.

Meski digunakan sebagai pengobatan gejala halusinasi dan delusi, fluphenazine tidak boleh diberikan pada pasien demensia.

Mengutip dari situs Medline Plus, penggunaan obat-obatan antipsikotik pada pasien demensia akan meningkatkan risiko kematian akibat infeksi atau masalah jantung.

Karena termasuk dalam golongan obat antipsikotik, fluphenazine mungkin diresepkan untuk kondisi medis lainnya. Tanyakan pada dokter terkait penggunaan lebih lanjut.

Dosis fluphenazine

streptokinase

Sampai saat ini, fluphenazine di Indonesia hanya tersedia dalam bentuk injeksi long acting. Obat ini disuntikkan secara intramuskular (ke otot) atau subkutan (ke bawah kulit).

Flufenazin dekanoat termasuk dalam obat keras sehingga penggunaannya hanya bisa dilakukan dengan pengawasan dokter.

Dosis yang dilansir dari laman National Library of Medicine berikut hanyalah dosis secara umum dari penggunaan merek Fluphenazine Decanoate. Selalu ikuti aturan pakai dari dokter.

Skizofrenia dan gejala psikosis

Dewasa

  • Pengobatan: 12,5–25 mg per hari.
  • Perawatan: 12,5–25 mg, 4–6 minggu sekali.

Dosis maksimal fluphenazine setiap harinya adalah 100 mg yang diberikan melalui injeksi. Obat akan mulai bereaksi setelah 24–72 jam usai disuntikkan.

Obat ini biasanya diresepkan selama 28 hari dengan dosis harian maksimal 40 mg.

Pemberian obat pada orang tua mungkin akan dikurangi dosisnya. Sementara itu, fluphenazine tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 12 tahun. Bicarakan dengan dokter jika Anda membutuhkannya.

Aturan pakai fluphenazine

metoksi polietilen glikol-epoetin beta

Fluphenazine mungkin baru memberi hasil kinerja yang optimal setelah digunakan selama 2–3 bulan. Jadi, jangan pernah menghentikan pemakaiannya meskipun Anda sudah merasa lebih baik.

Obat ini hanya bisa diberikan untuk menangani skizofrenia kronis dan gangguan psikotik ketika pasien tidak dapat menoleransi atau merasakan manfaat dari obat lain dengan fungsi serupa.

Bicarakan dengan dokter jika Anda ingin berhenti mengonsumsi fluphenazine. Dokter akan membantu Anda untuk berhenti dengan cara mengurangi dosisnya secara perlahan.

Pastikan Anda melakukan kontrol secara rutin untuk mengetahui respons tubuh Anda setelah menerima pengobatan dan menentukan apakah pemberian obat masih diperlukan. 

Efek samping fluphenazine

Seperti penggunaan obat-obatan pada umumnya, flufenazin dekanoat juga membawa risiko efek samping. Berikut adalah efek samping yang kerap ditemukan.

  • Sakit perut atau sembelit.
  • Mengantuk, pusing, atau gelisah.
  • Kecemasan atau kegembiraan berlebih.
  • Insomnia.
  • Mimpi buruk.
  • Nyeri pada tempat injeksi.
  • Detak jantung meningkat.
  • Tekanan darah menurun saat lama berdiri.
  • Penglihatan kabur
  • Mulut kering.
  • Sensitif terhadap sinar matahari.
  • Perubahan nafsu makan.

Jika kondisi seperti di atas tidak juga membaik atau muncul efek samping lain seperti berikut, segera hubungi dokter.

  • Terlalu sering atau kesulitan buang air kecil.
  • Hipertermia (kepanasan ekstrem).
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Hilangnya hasrat berhubungan intim.
  • Keringat berlebih.
  • Siklus menstruasi berhenti
  • Otot kaku.
  • Menggigil.
  • Produksi ASI berkurang.
  • Kesulitan bernapas atau menelan.
  • Osteoporosis.
  • Mata atau kulit menguning.
  • Detak jantung tidak teratur.

Setiap orang mungkin mengalami efek samping yang berbeda, bahkan yang tidak tertulis di atas.

Jika Anda merasa khawatir dengan efek samping obat, hubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai fluphenazine

Saat periksa ke dokter, pastikan Anda juga menceritakan riwayat kesehatan Anda, termasuk obat-obatan yang selama ini Anda konsumsi.

Jenis obat tersebut termasuk obat resep, obat tanpa resep, obat herbal, hingga suplemen dalam bentuk apa pun.

Anda juga perlu memberitahu dokter jika baru saja melakukan operasi, termasuk operasi gigi.

Pasien dengan glaukoma, penyakit ginjal, jantung, dan hati juga mungkin memerlukan penyesuaian tersendiri saat menggunakan flufenazin dekanoat.

Selain itu, pastikan bahwa Anda tidak memiliki alergi terhadap flufenazin atau kandungan lain di dalamnya. Dokter mungkin meresepkan obat lain yang sejenis jika Anda memiliki alergi.

Lantaran bisa membuat penggunanya sensitif terhadap sinar matahari, pastikan untuk mengurangi aktivitas di luar dan selalu gunakan tabir surya saat menerima suntikan flufenazin.

Hindari beraktivitas terlalu berat saat cuaca panas karena obat antipsikotik ini akan meningkatkan risiko hipertermia. Dengan begitu, Anda juga harus memenuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh.

Apakah obat fluphenazine aman untuk ibu hamil dan menyusui?

ibu bekerja menyusui

Selalu bicarakan dengan dokter jika Anda ingin menggunakan obat selama kehamilan, termasuk flufenazin.

Penggunaan fluphenazine pada trimester tiga kehamilan dapat meningkatkan risiko gerakan otot abnormal saat bayi dilahirkan.

Ibu menyusui juga tidak disarankan menggunakan flufenazin kecuali atas izin dokter. Pasalnya, obat ini dapat terserap ke dalam ASI.

Sampaikan juga pada dokter jika Anda merencanakan kehamilan atau sedang hamil saat mengonsumsi obat antipsikotik.

Interaksi fluphenazine dengan obat lain

Penggunaan beberapa jenis obat secara bersamaan sering kali meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan kinerja obat.

Dokter Anda mungkin menyesuaikan dosis atau mengganti fluphenazine jika pada waktu yang bersamaan Anda juga mengonsumsi obat berikut.

  • Bromocriptine, pramipexole, ropinirole, atau obat lain untuk penyakit Parkinson.
  • Propranolol atau obat untuk menurunkan tekanan darah karena bisa meningkatkan efek samping.
  • Chlorpromazine, iloperidone, pimozide, atau obat antipsikotik lain karena bisa meningkatkan risiko masalah jantung.
  • Amiodarone, quinidine, procainamide, atau obat antiaritmia lain karena bisa meningkatkan risiko masalah jantung.
  • Bupropion, fluoxetine, paroxetine, atau obat antidepresan lainnya karena bisa meningkatkan efek samping satu sama lain.

Semua tentang fluphenazine

  • Digunakan untuk mengatasi gejala psikotik pada pasien skizofrenia.
  • Tidak dianjurkan untuk pengidap demensia karena berisiko menimbulkan masalah pada jantung, bahkan kematian.
  • Hanya diberikan melalui injeksi untuk pasien di atas 12 tahun.
  • Tidak disarankan untuk ibu hamil karena bisa menimbulkan masalah saat bayi lahir.
  • Memberikan kinerja optimal setelah pemakaian selama 2–3 bulan. Tidak boleh dihentikan tanpa petunjuk dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fluphenazine. (n.d.). NAMI: National Alliance on Mental Illness. Retrieved 09 February 2023 from https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Treatments/Mental-Health-Medications/Types-of-Medication/Fluphenazine.

Fluphenazine: MedlinePlus drug information. (n.d.). MedlinePlus – Health Information from the National Library of Medicine. Retrieved 09 February 2023 from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682172.html.

Fluphenazine decanoate injection, USP. (n.d.). DailyMed. Retrieved 09 February 2023 from https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?setid=1967dc24-f2a5-4095-baa9-a9d1c5410311&type=display.

Best, K., Tran, D. H., Bulte, C., Verceles, A. C., & Michael, M. B. (2021). Antipsychotic medication-induced hyperthermia leading to cerebrovascular accident: A case report. Cureus. Retrieved 09 February 2023 from https://doi.org/10.7759/cureus.18651.

Versi Terbaru

10/03/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Bagaimana Cara Mengenali Obat Palsu?

Setelah Bolak-balik Rumah Sakit Jiwa, Saya Bisa Hadapi Skizofrenia


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Farmasi · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 10/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan