backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bagaimana Cara Mengenali Obat Palsu?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 04/11/2022

    Bagaimana Cara Mengenali Obat Palsu?

    Pasti Anda sering membeli obat-obatan, mulai dari obat untuk penyakit ringan sampai obat untuk penyakit serius. Tapi, apakah obat yang Anda beli sudah terjamin kualitasnya? Setiap membeli obat, apakah Anda selalu memeriksa keaslian dari obat tersebut? Hati-hati, sekarang ini banyak obat palsu beredar.

    Apa itu obat palsu?

    Sebelum membahas tentang apa saja ciri-ciri obat palsu, sebaiknya Anda mengerti terlebih dahulu apa yang disebut sebagai obat palsu. Nyatanya, obat ini bisa sangat mirip dengan obat asli, tapi mempunyai kualitas yang tentu berbeda.

    Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, obat palsu adalah obat yang dijual dengan memakai nama produk, tapi tidak mempunyai izin yang jelas. Ini bisa berlaku pada nama merek maupun produk generik, di mana identitas sumbernya disalahartikan dengan cara yang menunjukkan bahwa obat tersebut adalah produk yang disetujui secara asli.

    Beberapa aspek yang dapat disebut sebagai obat palsu adalah:

  • Obat yang tidak mengandung bahan aktif
  • Obat dengan bahan aktif, tapi dalam jumlah yang rendah atau dalam jumlah yang sangat berlebihan
  • Obat dengan bahan aktif yang berbeda atau tidak semestinya
  • Obat dengan kemasan palsu
  • Bagaimana cara mengenali ciri obat palsu?

    Secara diam-diam, ternyata banyak industri dalam skala besar dengan sengaja memproduksi obat palsu, tentu dengan tujuan untuk meraup keuntungan. Untuk memberantas hal ini, BPOM secara rutin melakukan pengawasan terhadap obat yang beredar di Indonesia. Walaupun BPOM sudah melakukan pengawasan untuk memberantas peredaran obat abal-abal ini, tapi Anda sebagai konsumen juga harus pintar dalam mengenalinya.

    Berikut ini beberapa tips untuk mengenali obat palsu:

    1. Pastikan Anda membeli obat di apotek, bukan di toko obat

    Obat yang dijual di apotek lebih terjamin keasliannya. Walaupun obat yang Anda beli termasuk obat-obatan ringan untuk meredakan batuk pilek atau untuk menghilangkan pusing, tapi sebaiknya Anda tetap membelinya di apotek. Jangan sembarangan dalam membeli obat-obatan.

    2. Perhatikan kemasan obat

    Apakah kemasan obat sudah rusak? Apakah kemasan obat masih tersegel dengan baik dan tidak ada perubahan pada kemasan produk? Anda harus jeli sebelum memutuskan untuk membeli obat tersebut. Kadang, obat palsu dijual tanpa menggunakan kemasan dan tidak mencantumkan label. Sekecil apapun perubahan atau perbedaan pada kemasan obat, Anda harus mencurigainya. Ingat, obat palsu bisa sangat mirip dengan obat asli.

    3. Periksa tanggal kedaluwarsa obat dan izin edar

    Obat palsu biasanya mencantumkan tanggal kedaluwarsa yang dapat dibedakan dengan obat asli, misal cetakan tanggal kedaluwarsa sulit terbaca, tanggal kedaluwarsa hanya ditempel atau diganti dengan tulisan pulpen, atau bahkan tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa juga bisa saja dalam bentuk cap. Cap palsu ini dapat hilang tintanya dengan mudah jika diusap. Selain itu, periksa juga izin edar obat. Obat palsu biasanya juga tidak mempunyai izin edar. Bagaimanapun, obat palsu bisa mempunyai kecacatan dibandingkan dengan obat asli jika diperhatikan dengan seksama.

    4. Tablet mudah hancur

    Seperti yang dikutip dari laman health.detik.com, menurut mantan Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga BPOM, Drs. Roland Hutapea, MSc., Apt., salah satu ciri obat palsu adalah tablet obat mudah dihancurkan. Biasanya para produsen obat palsu tidak mementingkan kualitas, sehingga obat dibuat sembarangan. Akibatnya, tablet obat rapuh dan mudah hancur. Kualitas obat ini di bawah standar dan kemungkinan besar palsu.

    Jika Anda menemukan salah satu ciri dari obat palsu tersebut, sebaiknya urungkan niat Anda untuk membelinya dan segera laporkan hal ini ke Badan POM.

    Saat membeli obat, sebaiknya ingat 5 hal ini:

    • Obat asli diproduksi oleh industri farmasi dengan alamat jelas
    • Mempunyai nomor izin edar
    • Mempunyai tanggal kedaluwarsa (expired date) yang jelas
    • Mempunyai nomor bets dan identitas produk lainnya
    • Diperoleh dari penjual obat resmi, seperti apotek, rumah sakit atau puskesmas, toko obat berizin untuk obat bebas atau bebas terbatas

    Apa risiko mengonsumsi obat palsu?

    Mengonsumsi obat palsu tentu memiliki risikonya sendiri. Kualitas obat yang tidak sama dengan obat asli atau mungkin obat sudah kedaluwarsa menyebabkan orang yang mengonsumsi obat palsu tersebut mengalami kerugian. Walaupun mungkin harganya lebih murah daripada obat asli, namun obat palsu dapat berdampak negatif pada kesehatan, seperti dilansir dari BPOM, yaitu:

    • Obat palsu dapat menyebabkan gangguan pada lambung, aliran darah, hati, dan ginjal. Selain itu, obat palsu juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada obat, serta resistensi kuman.
    • Orang yang mengonsumsi obat palsu dapat membuat penyakitnya semakin parah dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 04/11/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan