Ranibizumab adalah obat suntik untuk mata. Obat ini tergolong keras sehingga hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Ranibizumab adalah obat suntik untuk mata. Obat ini tergolong keras sehingga hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Golongan obat: agen antineovaskularisasi.
Merek dagang ranibizumab: Patizra.
Ranibizumab adalah obat adalah obat suntik mata yang digunakan untuk mengendalikan degenerasi makula basah (wet age-related macular degeneration) atau disebut juga wet AMD.
Degenerasi makula basah adalah kelainan mata jangka panjang yang menyebabkan penglihatan kabur atau buta pada bagian tengah pandangan.
Obat ini juga digunakan untuk mengatasi masalah mata berikut.
Ranibizumab bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak wajar dan kebocoran pembuluh darah.
Di Indonesia, setiap vial obat mengandung 2,3 mg ranibizumab dalam 0,23 ml cairan.
Keterangan di bawah adalah gambaran dosis secara umum. Dosis bisa saja berbeda untuk setiap orang, sesuai anjuran resep dokter.
Dosis injeksi intravitreal tunggal sebanyak 0,5 mg (0,05 ml). Pemberian antar 2 dosis tidak boleh kurang dari satu bulan.
Pengobatan diberikan setiap bulan dan dilanjutkan hingga ketajaman penglihatan stabil selama 3 bulan berturut-turut.
Dosis awal sebesar 0,5 mg (0,05 mL) sebagai injeksi intravitreal. Obat diberikan sebagai injeksi dosis tunggal.
Pantau tanda-tanda penglihatan untuk menentukan apakah perlu pengobatan lebih lanjut.
Sebelum disuntik, mata akan dibersihkan untuk mencegah infeksi. Dokter akan memberikan bius lokal untuk mengurangi atau mencegah rasa sakit yang mungkin timbul akibat suntik mata.
Selanjutnya, dokter mata menyuntikkan obat sebanyak 0,05 ml sebagai dosis tunggal pada satu mata. Hanya dokter yang boleh menyuntikkan obat.
Sama seperti obat pada umumnya, obat ini bisa menyebabkan efek samping meskipun tidak semua orang mengalaminya.
Efek samping yang berkaitan dengan penggunaan ranibizumab, yaitu:
Efek samping injeksi intravitreal endoftalmitis terjadi pada 0,019 – 1,6% dari total pasien yang menggunakan obat.
Selain itu, ada pula risiko retina robek dalam 0 – 0,67% dari seluruh pasien.
Efek samping peradangan atau perdarahan intraokuler terjadi pada 1,4 – 2,9 persen dari seluruh pasien.
Ada pula risiko efek samping tromboemboli dan laporan kasus perdarahan subretina yang signifikan.
Risiko efek samping yang memengaruhi jaringan tubuh lainnya rendah, tetapi kemungkinannya dapat meningkat pada pasien lansia.
Jangan pakai obat ini bila Anda memiliki kondisi berikut.
Beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut.
Wanita yang berpotensi hamil harus menggunakan kontrasepsi yang efektif selama pengobatan dan setidaknya 12 bulan setelah suntikan ranibizumab terakhir.
Belum ada penelitian efek obat terhadap ibu hamil. Obat tidak digunakan selama hamil, kecuali potensi manfaatnya lebih besar daripada potensi risiko pada bayi yang belum lahir.
Obat ini juga bisa masuk ke ASI dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, obat ini tidak dianjurkan selama menyusui.
Selalu tanyakan dokter sebelum mendapatkan perawatan ini.
Hingga saat ini, belum ada studi terkait interaksi obat dengan ranibizumab.
Ranibizumab adalah obat injeksi mata yang mencegah pertumbuhan dan kebocoran pembuluh darah di mata. Obat ini tergolong keras dan hanya dokter yang boleh menyuntikkannya.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar