Hepatitis C adalah penyakit liver atau hati menular yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Untuk mengatasi penyakit ini, dokter umumnya akan memberikan obat-obatan, salah satu kemungkinan obat yang diberikan adalah peginterferon alfa-2b. Ketahui lebih lanjut tentang obat tersebut pada ulasan berikut.
Golongan obat: Interferon
Merek dagang: PEG Intron, Peg Intron Pen (sudah tidak tersedia di Indonesia).
Apa itu obat peginterferon alfa-2b?
Peginterferon alfa-2b adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi hepatitis C kronis atau jangka panjang.
Ini terutama diberikan pada orang yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan hati dan yang belum pernah diobati dengan interferon alfa sebelumnya.
Pada kegunaan ini, fungsi obat peginterferon alfa-2b, yaitu untuk menurunkan jumlah virus hepatitis C (HCV) yang menginfeksi tubuh.
Meski begitu, obat ini mungkin tidak menyembuhkan hepatitis C serta tidak mencegah komplikasi dari hepatitis, seperti sirosis hati, gagal hati, atau kanker hati.
Obat ini pun mungkin tidak mencegah penyebaran hepatitis C ke orang lain.
Selain kegunaan tersebut, obat ini dapat digunakan sebagai pengobatan tambahan untuk penderita melanoma (jenis kanker kulit) yang telah menjalani operasi pengangkatan kanker.
Pada penderita melanoma, obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan sel kanker untuk mengurangi kemungkinan kembalinya melanoma.
Obat peginterferon alfa-2b termasuk ke dalam golongan interferon. Peginterferon itu sendiri adalah kombinasi antara interferon dan polietilen glikol (polyethylene glycol).
Polietilen glikol membantu interferon tetap aktif di tubuh untuk jangka waktu yang lebih lama sehingga dapat mengobati infeksi kronis atau yang terjadi jangka panjang.
Dosis obat peginterferon alfa-2b
Obat ini tersedia dalam bentuk serbuk injeksi 50 mcg, 80 mcg, dan 100 mcg yang dikemas dalam botol dan dalam pena injeksi untuk dicampur dengan cairan.
Obat yang sudah dilarutkan disuntikkan secara subkutan atau ke dalam lapisan lemak di bawah kulit. Ini biasanya dilakukan di area paha, lengan atas, atau perut.
Sementara dosis obat tergantung pada kegunaannya. Berdasarkan MIMS.com, berikut adalah gambaran dosis peginterferon alfa-2b sesuai dengan kegunaan obatnya.
Hepatitis C kronis
- Dewasa: Sebagai monoterapi atau pengobatan tunggal, yaitu 1 mcg/kg berat badan sekali seminggu selama 24-48 minggu. Sebagai terapi kombinasi dengan ribavirin (biterapi) atau dengan ribavirin dan obat antivirus lainnya (triterapi), yaitu 1,5 mcg/kg berat badan sekali seminggu. Durasi pengobatan yakni 48 minggu (untuk pasien dengan genotipe 1 atau untuk terapi yang sebelumnya gagal) atau 24 minggu (untuk pasien genotipe 2 dan 3).
- Anak: Usia 3-18 tahun, sebagai terapi kombinasi dengan ribavirin, yaitu 60 mcg/m2 sekali seminggu. Durasi pengobatan, yaitu 48 minggu (untuk pasien dengan genotipe 1) atau 24 minggu (untuk pasien dengan genotipe 2 dan 3)
- Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan.
Melanoma
- Dewasa: Sebagai pengobatan tambahan yang mulai diberikan pada 84 hari setelah prosedur bedah, termasuk limfadenektomi lengkap. Dosis awal yaitu 6 mcg/kg sekali seminggu untuk 8 dosis, kemudian diikuti dengan 3 mcg/kg sekali seminggu hingga 5 tahun.
Setiap orang bisa mendapatkan dosis yang berbeda bergantung pada kegunaan dan respons tubuh terhadap proses pengobatan. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Aturan pakai obat peginterferon alfa-2b
Gunakan obat sesuai dengan petunjuk dari dokter atau yang tersedia pada label kemasan. Jangan melebihkan atau mengurangi dosis obat.
Jangan pula menghentikan dosis obat tanpa sepengetahuan dokter, meski Anda sudah merasa lebih baik. Selalu gunakan obat sesuai jangka waktu yang dokter tentukan.
Jangan pernah pula mengganti merek obat, meski sama-sama mengandung peginterferon alfa-2b. Dokter mungkin perlu mengubah dosis jika Anda menggunakan merek obat yang berbeda.
Sebisa mungkin, usahakan gunakan obat pada hari dan sekitar waktu yang sama setiap minggunya.
Bila Anda melewatkan dosis obat dan mengingatnya pada hari yang sama atau keesokan harinya gunakan dosis yang terlewat sesegera mungkin.
Lalu, kembali ke jadwal pemberian obat yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Namun, jika dosis obat yang terlewat lebih dari dua hari, hubungi dokter Anda untuk meminta saran.
Hal yang pasti, jangan pernah menggandakan dosis obat Anda. Beri tahu pada dokter bila Anda terlalu sering melewatkan pemberian obat sesuai jadwal.
Cara menyuntikkan obat
Anda mungkin perlu menggunakan obat injeksi ini di rumah. Oleh karena itu, pastikan Anda atau kerabat Anda mengetahui cara menggunakan obat ini.
Tanyakan pada dokter, apoteker, atau tenaga medis lain untuk mengetahui cara menyuntikkan obat dengan benar.
Sebelum digunakan, obat berbentuk serbuk injeksi harus dilarutkan terlebih dahulu. Adapun pencampuran obat sebaiknya dilakukan tepat sebelum Anda menyuntikkannya.
Bila orang lain yang akan menyuntikkan obat, pastikan juga ia mengetahui cara mencegah penyebaran hepatitis saat pemberian obat dilakukan.
Hal yang pasti, Anda dapat menyuntikkan obat ini di mana saja di perut (kecuali pusar), paha, lingkar pinggang, atau lengan atas. Namun, jangan suntik di bagian perut bila Anda terlalu kurus.
Selain itu, jangan menyuntikkan ke area yang sama setiap kali suntikan dilakukan. Beri jarak sekitar 4 cm dari tempat suntikan sebelumnya dengan yang baru.
Jangan pula menyuntikkan obat di area kulit yang sakit, merah, memar, bekas luka, atau terinfeksi.
Pastikan juga Anda tidak menggunakan jarum suntik, pena injeksi, atau botol obat yang sudah digunakan sebelumnya.
Anda pun sebaiknya selalu memeriksa kelayakan produk sebelum mulai menggunakannya.
Jika terjadi perubahan warna, menjadi keruh, atau sudah habis masa berlakunya, jangan lanjut penggunaan dan segeralah buang obat tersebut.
Tanyakan pada dokter, apoteker, atau tim medis lainnya untuk informasi lebih lanjut.
Efek samping obat peginterferon alfa-2b
Sebagaimana obat umumnya, peginterferon alfa-2b juga bisa menimbulkan efek samping pada beberapa orang. Berikut adalah efek samping yang umum dari obat ini.
- Mengantuk.
- Kebingungan atau sulit berkonsentrasi.
- Kelelahan.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Depresi.
- Sulit tidur.
- Hilang nafsu makan.
- Mulut kering.
- Mual.
- Muntah.
- Diare.
- Sakit perut.
- Heartburn.
- Nyeri sendi.
- Nyeri, memar, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan.
- Rambut rontok.
- Kulit gatal.
- Menggigil.
- Berkeringat.
- Pilek.
- Berat badan turun.
- Nyeri otot.
- Demam.
- Perubahan pada kulit.
- Merasa dingin atau panas sepanjang waktu.
Bila efek samping di atas tak segera hilang atau justru semakin buruk, sebaiknya konsultasikan kepada dokter.
Selain itu, waspadai pula beberapa efek samping obat yang serius. Segera cari bantuan medis jika salah satu atau lebih dari efek samping berikut terjadi pada Anda.
- Perubahan penglihatan.
- Nyeri punggung bawah.
- Ruam.
- Gatal-gatal.
- Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau tungkai kaki bawah.
- Sulit bernapas.
- Nyeri dada.
- Sulit menelan.
- Suara serak.
- Kulit pucat.
- Sakit perut dengan perut yang membengkak, mual dan muntah, demam, serta detak jantung meningkat.
- Sakit perut dengan diare yang berdarah dan demam.
- Perubahan suasana hati dan perilaku yang tidak biasa, seperti terlalu depresi, gelisah, halusinasi, atau pikiran untuk melukai diri.
Pada anak, obat peginterferon alfa-2b dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan. Anak mungkin tidak tumbuh atau bertambah berat badan sebanyak yang diharapkan pada usianya.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat peginterferon alfa-2b
Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini jika memiliki riwayat alergi terhadap obat peginterferon alfa-2b, jenis interferon alfa lainnya, atau obat lain yang mengandung polietilen glikol.
Selain itu, obat ini pun tak boleh diberikan pada beberapa orang dengan kondisi di bawah ini.
- Penyakit hati.
- Riwayat penyakit jantung yang parah.
- Riwayat gangguan mental, terutama pada anak dan remaja.
- Anak berusia 3 tahun ke bawah, kecuali diinstruksikan.
- Kondisi medis tertentu yang membuat Anda sangat lemah.
- Riwayat penyakit autoimun.
- Gangguan tiroid yang tidak terkontrol.
- Riwayat kejang.
- Sedang mendapat perawatan dengan obat telbivudine untuk infeksi hepatitis B.
Sementara itu, orang dengan kondisi-kondisi medis di bawah ini mungkin perlu mendapat penyesuaian dosis obat atau pemantauan ketat dari dokter saat mendapat pengobatan.
- Pernah atau sedang mengalami gangguan mental.
- Penyakit kelainan darah.
- Diabetes.
- Gangguan tiroid.
- Penyakit mata.
- Penyakit ginjal.
- Sedang hamil atau berpikir Anda hamil.
- Menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
Oleh karena itu, selalu informasikan kepada dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki. Dokter akan menentukan pengobatan terbaik untuk Anda.
Cara menyimpan obat
Perhatikan petunjuk penyimpanan obat yang tertera pada label kemasan atau yang apoteker instruksikan.
Simpan obat peginterferon alfa-2b dalam wadah tertutup rapat dan jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Simpan botol obat berisi serbuk injeksi pada suhu ruangan atau di tempat yang sejuk. Jauhkan dari panas, cahaya langsung, dan tempat yang lembap.
Sementara pena injeksi yang sudah diisi sebelumnya bisa disimpan di kulkas dengan suhu antara 2-8 ° Celsius selama 24 jam, tetapi jangan dibekukan.
Meski begitu, penyuntikkan obat sebaiknya langsung dilakukan segera setelah serbuk injeksi dilarutkan.
Buang obat yang sudah tidak digunakan atau habis masa berlakunya. Namun, jangan membuang obat ini ke dalam toilet.
Sebaiknya, perhatikan pada label kemasan atau tanyakan pada apoteker mengenai cara aman untuk membuang obat Anda.
Apakah obat peginterferon alfa-2b aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA), jika digunakan bersama dengan ribavirin.
Penggunaan peginterferon alfa-2b bersama dengan ribavirin pada ibu hamil mungkin dapat membahayakan janin dan menyebabkan keguguran.
Oleh karena itu, pastikan Anda sedang tidak hamil atau merencanakan kehamilan bila perlu mendapat obat ini dengan kombinasi ribavirin.
Pastikan juga Anda tidak hamil hingga 6 bulan setelah pengobatan dihentikan.
Sementara itu, belum diketahui apakah obat ini bisa mengalir ke ASI bila dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Oleh karena itu, tanyakan pada dokter mengenai manfaat dan risiko obat ini untuk Anda. Anda pun tidak dianjurkan untuk menyusui bayi setelah mendapatkan obat ini.
Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Interaksi obat peginterferon alfa-2a dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping.
Oleh karena itu, selalu informasikan kepada dokter mengenai obat-obatan, baik obat resep, nonresep, suplemen vitamin, maupun produk herbal, yang Anda konsumsi.
Berikut beberapa obat yang telah diketahui dapat berinteraksi dengan peginterferon alfa-2b.
- Theophylline.
- Methadone.
- Zibovudine.
- Ribavirin.
- Ciclosporin.
- Thioridazine.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan obat ini. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]