Punya gangguan pernapasan kronis tentu sangat mengganggu. Apalagi jika gejalanya sering kali datang. Untuk mengontrol gejala tersebut, dokter bisa saja memberikan Anda obat indacaterol.
Namun, kapan Anda akan dan perlu mendapat obat indacaterol dan bagaimana aturan pakainya? Simak ulasan di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Golongan obat: Adrenergic bronchodilators
Merek dagang: Onbrez Breezhaler
Apa itu obat indacaterol?
Indacaterol (indakaterol) atau indacaterol maleate adalah obat yang digunakan untuk mengontrol gejala penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), seperti bronkitis kronis dan emfisema.
Gejala yang dimaksud umumnya berupa mengi, sesak napas, batuk, dan sesak dada.
Indacaterol termasuk ke dalam golongan obat bronkodilator, tepatnya yaitu long-acting beta-agonist (LABA).
Sebagai bronkodilator, obat ini bekerja dengan cara melemaskan serta membuka saluran udara di paru-paru, sehingga membuat penderitanya lebih mudah untuk bernapas.
Selain kegunaan tersebut, indacaterol mungkin digunakan untuk tujuan pengobatan lainnya. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai kegunaan obat ini.
Dosis obat indacaterol
Obat indacaterol tersedia dalam bentuk serbuk inhaler 194 mcg dan 389 mcg yang terbungkus dalam kapsul.
Obat serbuk ini digunakan dengan cara dihirup melalui mulut menggunakan inhaler khusus. Sementara dosisnya menyesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Namun melansir MIMS, dosis obat indakaterol untuk mengontrol gejala PPOK pada orang dewasa, yaitu sebagai berikut.
- Untuk pemeliharaan: 150 mcg sekali sehari melalui alat inhaler pada waktu yang sama.
- Untuk kondisi yang parah: 300 mcg sekali sehari dengan dosis maksimal yaitu 300 mcg per hari.
Dosis obat dan durasi pengobatan bisa berbeda pada setiap orang. Selalu ikuti ketentuan dosis yang dokter berikan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan Anda.
Aturan pakai obat indacaterol
Indacaterol adalah obat yang hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu mengikuti aturan pakai obat yang dokter berikan atau yang tertera pada label kemasan.
Jangan gunakan obat ini dalam dosis lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan oleh dokter.
Obat kapsul indakaterol tidak boleh ditelan. Cara pakainya harus menggunakan inhaler untuk kemudian dihirup serbuknya melalui mulut. Berikut cara pakai obat ini.
- Buka penutup inhaler. Lalu, masukkan kapsul ke dalam inhaler.
- Untuk memasukkan kapsul, buka bagian bawah inhaler dengan cara menarik corongnya hingga miring.
- Segera sebelum digunakan, keluarkan kapsul dari bungkusnya dan letakkan di ruang kapsul dalam inhaler.
- Tutup inhaler sampai terdengar bunyi klik.
- Pegang inhaler dalam kondisi tegak, kemudian tekan kedua tombol yang ada di samping bawah inhaler secara bersamaan untuk menusuk kapsul. Kemudian lepaskan tombol.
- Segera setelah kapsul tertusuk, letakkan corong inhaler di mulut Anda, kemudian tarik napas dengan cepat sedalam mungkin.
- Tahan napas selama 5—10 detik sambil mengeluarkan inhaler dari mulut, kemudian embuskan napas Anda.
- Tutup inhaler, keluarkan kapsul dari tempatnya, kemudian buang ke tempat sampah.
Obat indacaterol inhaler hanya bekerja untuk mengontrol gejala, bukan menyembuhkan penyakit Anda.
Oleh karena itu, terus gunakan obat ini secara teratur dan sesuai saran dari dokter Anda, meski Anda sudah merasa lebih baik.
Jangan hentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Menghentikan obat secara tiba-tiba dapat memperburuk gejala Anda.
Pastikan Anda selalu menghirup obat menggunakan inhaler yang ada pada kemasan. Jangan gunakan inhaler untuk menghirup obat inhalasi lainnya.
Perlu Anda pahami, obat indacaterol tidak dapat digunakan untuk mengatasi serangan gejala PPOK yang tiba-tiba.
Untuk mengatasi serangan tersebut, dokter Anda akan meresepkan obat golongan short-acting beta-agonist (SABA).
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami masalah pernapasan yang buruk secara cepat dan tiba-tiba atau jika obat ini tak efektif mengatasi gejala Anda.
Efek samping obat indacaterol
Seperti obat pada umumnya, indakaterol dapat menimbulkan efek samping. Berikut adalah efek samping yang umum dari obat ini.
- Batuk.
- Sakit tenggorokan.
- Hidung meler.
- Sakit kepala.
- Mual.
Efek samping obat tersebut umumnya akan menghilang dengan sendirinya. Namun, sebaiknya Anda menghubungi dokter jika efek samping di atas tak membaik atau justru memburuk.
Anda juga sebaiknya menghubungi dokter jika mengalami efek samping di bawah ini setelah menggunakan obat indakaterol.
- Tremor.
- Gugup.
- Sakit dada.
- Jantung berdegup cepat.
- Sulit tidur.
- Kram otot.
- Nyeri otot atau tulang.
- Pembengkakan pada lengan atau tungkai kaki.
- Mengi, tersedak, atau muncul masalah pernapasan lainnya.
- Gula darah tinggi, seperti merasa sangat haus, sering buang air kecil, atau mulut kering.
- Kadar kalium rendah, seperti sembelit, kram kaki, kesemutan atau mati rasa, atau lemah otot.
Waspadai juga reaksi alergi yang bisa muncul setelah menggunakan obat ini, yaitu gatal-gatal, sulit bernapas, hingga pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Tidak semua orang mengalami efek samping seperti di atas. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat indacaterol
Hindari penggunaan obat indacaterol inhaler jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini atau bahan yang terkandung di dalamnya.
Agar aman untuk Anda gunakan, Anda perlu memberi tahu kepada dokter jika memiliki kondisi medis tertentu, terutama di bawah ini.
- Penyakit jantung.
- Tekanan darah tinggi.
- Diabetes
- Kejang atau epilepsi.
- Gangguan tiroid.
- Intoleransi galaktosa.
- Kadar kalium yang rendah dalam darah.
- Hamil atau berpikir Anda hamil.
- Menyusui.
Pada kondisi di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Sementara itu, perlu Anda pahami, obat indakaterol hanya digunakan untuk mengontrol gejala PPOK.
Obat ini tak boleh digunakan untuk mengobati asma. Anak di bawah usia 18 tahun pun tak boleh menggunakan obat ini.
Perlu Anda Ketahui
Menggunakan obat indakaterol terkadang menyebabkan mengi dan kesulitan bernapas segera setelah dihirup.
Jika ini terjadi, segera hubungi dokter Anda. Jangan gunakan obat indacaterol inhaler lagi, kecuali jika dokter mengatakan sebaliknya.
Cara menyimpan obat indacaterol
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Jangan simpan obat di kamar mandi dan jangan dibekukan. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Buang obat bila sudah habis masa berlakunya. Untuk membuang obat, Anda bisa membuka kapsul, kemudian campurkan serbuknya dengan tanah atau bahan kotor lainnya.
Masukkan ke plastik dan buang ke tempat sampah. Jangan lupa untuk menghilangkan semua label yang ada di wadah obat.
Jika ada pertanyaan, konsultasikan kepada apoteker mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.
Apakah obat indacaterol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat indacaterol inhaler termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Artinya, penelitian pada hewan menunjukkan adanya risiko pada janin setelah penggunaan indakaterol. Namun, tidak ada penelitian yang memadai mengenai penggunaan obat ini pada manusia.
Obat ini sebaiknya hanya digunakan pada ibu hamil jika potensi manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Selain itu, terkait penggunaan pada ibu menyusui, tidak diketahui apakah indakaterol dapat masuk ke ASI dan memengaruhi bayi yang disusui.
Jadi, selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini saat hamil dan menyusui.
Interaksi obat indacaterol dengan obat lain
Obat inhaler indacaterol mungkin dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi atau gunakan.
Interaksi ini dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Berikut adalah beberapa daftar obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan indacaterol.
- Obat tekanan darah atau penyakit jantung, seperti propranolol.
- Obat-obatan untuk glaukoma, seperti timolol.
- Diuretik, seperti hydrochlorothiazide.
- Obat-obatan untuk mengatasi depresi. Misalnya obat monoamine oxidase inhibitor, seperti isocarboxacid, phenelzine, dan tranylcypromine.
- Kortikosteroid, seperti dexamethasone dan prednisone.
- Obat-obatan untuk flu, seperti phenylephrine dan pseudoephedrine.
Daftar di atas mungkin tidak mencakup semua obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan indakaterol.
Oleh karena itu, simpan daftar semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep/nonresep dan herbal.
Lalu, konsultasikan pada dokter atau apoteker mengenai penggunaan obat-obatan Anda tersebut bersamaan dengan indakaterol.
Jangan pernah memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter Anda.
Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai hal ini.
[embed-health-tool-bmi]