backup og meta

Asetosal (Asam Asetilsalisilat)

Asetosal (Asam Asetilsalisilat)

Obat asetosal memiliki segudang manfaat, mulai dari meredakan nyeri, demam, peradangan, hingga mencegah penggumpalan darah. Simak dosis, aturan pakai, dan efek sampingnya berikut ini.

Golongan obat: antiinflamasi nonsteroid, anti-agregasi platelet

Merek dagang asetosal: Acetylsalicylic Acid, Aptor, Ascardia, Aspilets, Aspirin, Astika, Bodrexin, Cartylo, Cardio Aspirin, Contrexyn, Gramasal, Farmasal, Inzana, Miniaspi, Minigrip, Naspro, Nospiniral, Thrombo Aspilets

Apa itu obat asetosal?

Asetosal atau asam asetilsalisilat adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam, nyeri, dan peradangan yang ringan hingga sedang.

Obat ini juga digunakan untuk mencegah penggumpalan darah pada pasien akibat serangan jantung, angina yang tidak stabil, dan penurunan aliran darah pada otak.

Asetosal termasuk ke golongan obat salisilat yang bekerja dengan menghentikan produksi zat penyebab demam, nyeri, dan penggumpalan darah di dalam tubuh.

Selain digunakan sendiri, kandungan dalam obat ini juga digunakan bersama dengan jenis obat lain, seperti obat antasida, pereda nyeri, dan pereda batuk-pilek.

Konsultasikanlah dengan dokter atau apoteker Anda untuk mengetahui manfaat lebih lengkap mengenai obat asetosal atau asam asetilsalisilat.

Dosis asetosal

minum obat asetosal

Asetosal tersedia dalam bentuk tablet 80 mg dan tablet salut enterik 100 mg untuk diminum melalui mulut. Dosis obat ini ditentukan sesuai kondisi kesehatan pasien seperti berikut.

Demam dan nyeri ringan hingga sedang

  • Dewasa: 300–900 mg yang diulang 4–6 jam sekali sesuai kebutuhan, dengan dosis maksimum hingga 4.000 mg setiap hari.

Stroke, angina, dan serangan jantung

  • Dewasa: 150–300 mg untuk pencegahan stroke, angina pektoris, dan serangan jantung.

Gangguan rematik

  • Dewasa: 4.000–8.000 mg sehari dalam dosis yang terbagi rata untuk gangguan akut atau 5.400 mg sehari dalam dosis yang terbagi rata untuk gangguan kronis.

Pencegahan penyakit kardiovaskular pada pasien risiko tinggi

  • Dewasa: 450–900 mg sekali sehari untuk jangka panjang atau 150–300 mg sekali sehari untuk jangka pendek.

Penggunaan asam asetilsalisilat pada anak-anak

Asetosal atau asam asetilsalisilat tidak dianjurkan untuk digunakan anak-anak berusia di bawah 16 tahun kecuali terdapat tujuan khusus, misalnya untuk pengobatan penyakit Kawasaki.

Aturan pakai asetosal

efek samping asetosal

Selalu ikuti anjuran dari dokter Anda atau baca aturan minum obat pada label kemasan produk sebelum Anda mulai pengobatan dengan asetosal.

Asetosal tanpa resep tersedia dalam tablet biasa atau tablet kunyah. Sementara itu, obat dengan resep tersedia dalam bentuk tablet salut enterik yang diserap oleh usus, bukan lambung.

Sediaan tablet biasa dan tablet salut enterik harus Anda telan secara utuh. Jangan mengunyah atau menghancurkan obat sebelum diminum.

Namun, obat berbentuk tablet kunyah dapat dikunyah, dihancurkan, atau ditelan utuh. Segeralah minum segelas air setelah Anda mengonsumsi obat tablet ini.

Obat asam asetilsalisilat sebaiknya diminum setelah makan. Minumlah obat ini secara rutin pada waktu yang sama setiap hari untuk mendapatkan manfaatnya secara optimal.

Jangan berhenti menggunakan obat ini sebelum berkonsultasi dengan dokter. Penting untuk tetap melanjutkan pengobatan meski Anda sudah merasa lebih baik. 

Hindari penggunaan obat melebihi dosis yang dianjurkan, baik itu lebih sedikit maupun lebih lama dari yang disarankan pada label kemasan atau dokter Anda. 

Apabila kondisi Anda tidak membaik setelah minum obat, konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk mengetahui penanganan yang tepat.

Efek samping asetosal

Obat asetosal berisiko memicu efek samping meski tidak semua orang mengalaminya. Berikut ini beberapa efek samping ringan dan berat yang mungkin ditimbulkan.

Efek samping tidak serius

Beberapa efek samping umum yang mungkin Anda rasakan meliputi:

  • sakit perut, 
  • sensasi panas pada ulu hati (heartburn), dan
  • pusing dan sakit kepala ringan.

Efek samping serius

Sebagian orang mungkin mengalami efek samping serius setelah minum obat asetosal. Efek samping ini meliputi:

  • telinga berdenging,
  • mual, muntah, atau sakit perut,
  • laju pernapasan cepat,
  • kebingungan hingga halusinasi,
  • feses berdarah atau lembek, batuk berdarah, muntah berwarna hitam, dan
  • demam lebih dari tiga hari atau nyeri tubuh lebih dari 10 hari.

Selain itu, perhatikan juga gejala reaksi alergi seperti gatal, sulit bernapas, dan pembengkakan pada wajah, bibir, atau tenggorokan. Segera cari pertolongan medis bila gejala tersebut terjadi.

Apabila memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat asetosal

konsultasi dokter jantung

Dikutip dari Mayo Clinic, asetosal dapat digunakan untuk meredakan demam dan nyeri ringan hingga sedang pada anak-anak berusia di atas tiga tahun.

Akan tetapi, obat ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak berusia di bawah 16 tahun atau yang sedang dalam pemulihan dari infeksi virus karena bisa menyebabkan sindrom Reye.

Meski cukup langka, sindrom ini bisa menyebabkan pembengkakan hati dan otak yang serius.

Sebelum memakai obat, dokter akan menilai risiko dan manfaatnya terlebih dahulu. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memakai asam asetilsalisilat.

  • Menunjukkan reaksi alergi terhadap asetosal atau obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) lainnya, seperti ibuprofen dan asam mefenamat.
  • Pernah atau sedang mengalami perdarahan pada lambung atau usus.
  • Pernah atau sedang mengalami kelainan darah, seperti hemofilia dan trombositopenia.
  • Pernah atau sedang mengidap asma, alergi musiman, maag, penyakit hati dan ginjal, asam urat, hipertensi, penyakit jantung, dan gagal jantung.
  • Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
  • Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.

Obat tablet ini baik disimpan di tempat kering dengan suhu di bawah 25°C. Jauhkan obat ini dari sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.

Perhatikan juga instruksi penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan produk.

Apakah obat asetosal aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Apabila Anda sedang hamil, merasa mungkin hamil, sedang merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui, sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum minum obat ini.

Ibu hamil perlu menghindari penggunaan obat asam asetilsalisilat saat hamil, terutama ketika memasuki tiga bulan terakhir atau trimester ketiga kehamilan.

Hal ini karena penggunaan obat bisa menyebabkan perdarahan pada ibu atau bayi saat persalinan.

Asetosal juga sebaiknya tidak diberikan kepada ibu menyusui. Obat ini mungkin dapat masuk ke dalam ASI sehingga memengaruhi kesehatan bayi.

Konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda untuk menilai manfaat dan risiko obat ini pada ibu hamil maupun menyusui.

Interaksi obat asetosal dengan obat lain

Interaksi obat bisa mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Namun, tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam daftar di bawah ini.

Beberapa obat yang mungkin menimbulkan interaksi dengan obat asetosal meliputi:

Selalu konsultasi dengan dokter terkait semua produk yang sedang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.

Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter Anda.

Kesimpulan

  • Asetosal adalah obat untuk meredakan demam, nyeri, dan peradangan ringan hingga sedang.
  • Obat ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak berusia di bawah 16 tahun dan sedang dalam pemulihan infeksi virus.
  • Asam asetilsalisilat tidak direkomendasikan untuk ibu hamil dan menyusui.
  • Konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda untuk menilai manfaat dan risiko dari penggunaan obat ini.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Aspirin. MedlinePlus. (2021). Retrieved 6 October 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682878.html

Aspirin. MIMS. (2016). Retrieved 6 October 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/aspirin?mtype=generic

Reye’s syndrome. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 6 October 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/reyes-syndrome/symptoms-causes/syc-20377255

Versi Terbaru

23/11/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

9 Hal yang Wajib Diperhatikan Saat Minum Obat Pengencer Darah

Paracetamol, Aspirin, dan Ibuprofen, Apa Bedanya?


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 23/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan