Ada dua jenis vitamin D, yaitu vitamin D2 dan D3. Reaksi keduanya berbeda di dalam tubuh, lantas mana yang paling cepat menutrisi tubuh? Ketahui jawabannya dalam ulasan berikut.
Perbedaan vitamin D2 dan D3
Vitamin D2 disebut dengan ergokalsiferol, sedangkan vitamin D3 disebut sebagai kolekalsiferol. Sumber kedua jenis vitamin ini berasal dari paparan sinar ultraviolet B (UVB).
Keduanya jenis vitamin ini larut di dalam lemak. Jadi, bisa diserap baik bila Anda sekaligus mengonsumsi makanan tinggi lemak sehat, seperti minyak ikan atau alpukat.
Keduanya sama-sama dapat meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh. Namun, terdapat beberapa perbedaan di antara keduanya.
1. Vitamin D2 berasal dari tanaman, sedangkan D3 dari hewan
Salah satu perbedaan antara kedua jenis vitamin D ini dapat dilihat sumber asalnya.
Vitamin D2 umumnya berasal dari tanaman, jamur yang terkena sinar UV (misalnya jamur shitake), dan makanan yang diperkaya dengan vitamin ini.
Selain dari paparan sinar UV, vitamin D3 dapat didapatkan pada makanan yang berasal dari hewan. Vitamin D3 juga bisa ditemukan dari ikan berlemak, minyak ikan, kuning telur, mentega, dan suplemen.
2. Vitamin D3 bisa terbentuk di dalam kulit manusia
Ketika Anda berjemur di pagi hari, tubuh akan mengolah vitamin D secara alami dalam bentuk vitamin D3, bukan D2.
Paparan sinar UVB dari sinar matahari merangsang pembentukan vitamin D3 di kulit yang berasal dari senyawa 7-dehydrocholesterol.
Anda bahkan bisa memenuhi kebutuhan vitamin D harian bila cukup terkena paparan matahari.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) menyarankan untuk berjemur sekitar pukul 09.00 selama lima menit terlebih dahulu
Lalu, naikkan selama bertahap hingga maksimal 15 menit. Lakukan sebanyak dua hingga tiga kali seminggu.
Tips aman berjemur
- Hentikan berjemur bila kulit mulai tampak kemerahan.
- Jangan berjemur pada pukul 10.000 – 14.00.
- Hanya jemur lengan dan kaki.
- Tutup bagian tubuh lainnya dengan pakaian, topi, kacamata hitam, dan tabir surya.
3. Manfaat vitamin D3 lebih efektif
Walaupun Anda dapat mengonsumsi suplemen vitamin D2 dan D3 sekaligus dengan aman, cara kerja dan efektivitas keduanya berbeda.
Vitamin D3 terbentuk secara lebih alami di dalam tubuh manusia. Untuk itu, vitamin D3 dapat meningkatkan kalsifediol yang ada di dalam darah secara lebih efektif daripada vitamin D2.
Sebuah penelitian terbitan The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (2008) bahkan menemukan bahwa setiap satu dosis vitamin D3 hampir dua kali lebih efektif meningkatkan kadar kalsifediol daripada vitamin D2 pada wanita lansia.
Kadar kalsifediol yang tinggi menandakan simpanan zat gizi tubuh Anda tercukupi.
4. Suplemen vitamin D2 lebih mudah rusak
Suplemen vitamin D jenis D2 ternyata tidak stabil dan cenderung mudah rusak akibat paparan suhu tinggi dan kelembapan.
Akibatnya, klaim vitamin D yang Anda lihat dari suatu produk bisa berbeda dari apa yang didapatkan.
Sifatnya yang tak stabil ini dikhawatirkan bisa menimbulkan keracunan. Namun, pernyataan tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut.
Terlebih, penelitian tentang perbandingan vitamin D2 dan D3 juga masih terbatas.