backup og meta

Benarkah Penyedap Rasa (MSG) Bisa Bikin Otak Jadi 'Lemot'?

Benarkah Penyedap Rasa (MSG) Bisa Bikin Otak Jadi 'Lemot'?

Monosodium glutamat (MSG) alias micin, mecin, atau vetsin adalah salah satu bahan penyedap masakan yang masih terus jadi perdebatan. Banyak yang bilang micin bikin otak jadi ‘lemot’. Apa benar begitu?

Apa itu MSG (monosodium glutamat) alias micin?

vetsin adalah

MSG sudah digunakan sebagai penyedap masakan sejak puluhan tahun lalu. Dulu, rasa gurih khas MSG sebetulnya diperoleh dari proses pengolahan rumput laut. Seiring waktu, kini MSG dibuat dari proses pabrikan.

MSG terbuat dari molekul garam natrium yang dikombinasikan dengan air dan asam amino L-glutamat. Kombinasi ketiga molekul ini menghasilkan rasa gurih yang mirip dengan rasa umami rumput laut.

Kandungan asam glutamat dalam mecin membuat sel-sel saraf otak lebih aktif sehingga menciptakan sensasi gurih nikmat saat makan yang bikin ketagihan.

Apakah micin aman?

MSG sebetulnya aman ditambahkan dalam masakan. Asam glutamat bahkan diproduksi sendiri secara alami oleh tubuh kita, dan terdapat juga dalam banyak makanan segar seperti tomat dan keju.

Sudah banyak studi medis dan berbagai evaluasi ilmiah yang menyimpulkan bahwa MSG adalah bahan penyedap rasa yang aman dan berguna untuk masakan. FDA sebagai Badan Pengawas Obat Makanan di Amerika Serikat bahkan telah menyatakan MSG “aman digunakan” dengan label resmi GRAS.

Keputusan FDA ini disepakati pula oleh World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), serta Kementerian Kesehatan RI.

Kenapa makan micin bikin otak jadi ‘lemot’?

Lantas jika aman, kenapa katanya makan micin bikin otak ‘lemot’? Eits, tunggu dulu. Sebenarnya apa itu ‘lemot’?

Istilah ‘lemot’ digunakan untuk menggambarkan menurunnya kemampuan otak untuk berpikir logis, mengambil keputusan, mengingat, menyelesaikan masalah, dan menjaga konsentrasi. Lalu apa hubungannya makan micin dengan masalah fungsi otak manusia?

Begini, di otak ada banyak saraf reseptor yang bertugas menerima rangsangan. Letaknya di bagian otak bernama hipotalamus. Nah di dalam hipotalamus terdapat banyak reseptor yang secara khusus responsif terhadap glutamat. 

Semakin banyak makan micin, reseptor otak tersebut akan terangsang bekerja semakin aktif. Bila terus-terusan terjadi, aktivitas reseptor otak yang berlebihan dapat menyebabkan kematian neuron. Neuron sendiri adalah sel-sel saraf yang berperan sangat penting untuk menjalankan fungsi kognitif otak.

Kematian neuron berarti fungsi kognitif otak akan menurun alias ‘lemot’. Ketika saraf di otak bekerja berlebihan, Anda juga akan lebih mudah merasa pusing dan sakit kepala. Dua masalah ini jugalah yang ikut menyumbang andil kenapa Anda jadi lebih sulit berpikir jernih.

Namun, MSG atau micin itu sendiri bukan penyebab utama dan satu-satunya kenapa seseorang jadi ‘lemot’ setelah makan. Anda juga lebih mungkin untuk merasa ngantuk dan sulit fokus setelah kekenyangan makan banyak, terlepas makanan tersebut bermicin atau tidak.

Efek makan micin untuk kesehatan jangka panjang

Bagi sebagian orang, makan micin mungkin memang bisa bikin otak ‘lemot’. Di luar itu, mecin tetap berisiko dapat menyebabkan masalah kesehatan lain yang lebih bahaya. Apalagi jika terus dikonsumsi dengan porsi berlebihan dalam jangka panjang.

1. Kerusakan hati (liver)

Tidak dapat disangkal bahwa hampir sebagian besar makanan bermecin juga sarat lemak jahat, seperti lemak trans atau lemak tak jenuh.

Dalam jangka panjang, makanan tinggi lemak trans dapat memicu peradangan sel-sel liver yang menyebabkan perlemakan hati. Peradangan juga dapat menyerang pembuluh darah di sekitar hati.

Perlemakan hati adalah cikal bakal dari penyakit sirosis yang berpotensi serius. 

2. Diabetes

Berangkat dari perlemakan hati, kerusakan liver akibat kebanyakan mecin lebih lanjut dapat memicu resistensi insulin.

Resistensi insulin terjadi ketika pankreas memproduksi insulin, tapi sel-sel tubuh Anda tidak dapat menggunakannya seperti seharusnya. Ini mengakibatkan penumpukan gula dalam darah yang menyebabkan diabetes tipe 2.

3. Hipertensi

Tidak hanya merusak hati dan memicu diabetes, glutamat mecin juga berpotensi menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Dalam jangka panjang, penyempitan pembuluh (aterosklerosis) dapat menyebabkan tekanan darah naik dan memicu terjadinya hipertensi.

Semua efek samping micin, dari yang bikin lemot sampai hipertensi, memang tidak terjadi dalam sekejap. Namun kalau Anda terbiasa pakai banyak MSG dalam makanan sehari-hari, kerusakannya dapat menumpuk dan berwujud di kemudian hari.

Terlebih buat ibu yang sedang hamil atau menyusui. Bumil dan busui harus sangat berhati-hati memilah-milih makanan untuk menghindari MSG agar tidak memengaruhi kesehatan dirinya dan janin.

Tips menghindari efek samping micin

menjaga kesehatan otak

Kunci menghindari efek samping mecin tapi tetap bisa makan enak adalah jangan kebanyakan. Saat sedang makan di restoran atau di pinggir jalan, minta supaya tidak menambahkan MSG terlalu banyak dalam makanan yang Anda pesan.

Bahkan sebisa mungkin sekalian saja tidak usah pakai MSG sama sekali, baik ketika jajan di luar atau saat masak sendiri di rumah. Untuk menambah rasa masakan, coba gunakan bumbu penyedap alami seperti bawang putih, bawang merah, lada, merica, cabe segar, daun jeruk, kunyit, dan sebagainya. Selain itu, rempah alami juga mengandung nutrisi dan gizi yang baik untuk tubuh.

Cara lainnya adalah dengan membatasi makanan cepat saji dan makanan kemasan, seperti makanan kalengan atau makanan beku. Dua jenis makanan ini sudah ditambahkan banyak mecin dan pengawet lainnya selama proses produksinya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sherwood L. Fisiologi Manusia. EGC. 2011(6): 154

Mahmoud, et al. The Effect of Monosodium Glutamate (MSG) on Brain Tissue, Oxidation State, True Cholinesterase and Possible Protection against Health Hazards Using Natural Spices. Der Pharma Chemica. 2016, 8(23): 44-50

Win D. T. MSG-Flavour Enhancer or Deadly Killer. 2008. AU Journal of Technology. 2008; 12(1): 43-49

Shi Z, et al. Monosodium Glutamate Intake, Dietary Patterns and Asthma in Chinese Adults. 2012. PLOS ONE. 2012; 7(12): 1-5

Monosodium Glutamate (MSG): From A to Umami. International Food Information Council Foundation. 2015

Livingstone V. H. Current Clinical Findings on Monosodium Glutamate. Can Fam Physcians. 1981; 27: 1150-1152

What Is MSG? Is It Bad For You?

  1. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/monosodium-glutamate/faq-20058196 diakses pada 28 November 2017

MSG (Monosodium Glutamate): Good or Bad ?

  1. https://www.healthline.com/nutrition/msg-good-or-bad diakses pada 28 November 2017

What Is MSG and Is It Bad For You ? Facts and Myths About Monosodium Glutamate.

  1. http://www.medicaldaily.com/what-msg-and-it-bad-you-facts-and-myths-about-monosodium-glutamate-398767 diakses pada 28 November 2017

Beyreuther K, et al. Original Article : monosodium glutamate – an update. European Journal of Clinical Nutrition. (2006): 1-10

7 MSG side effects https://universityhealthnews.com/daily/nutrition/7-alarming-msg-side-effects/ diakses pada 28 Februari 2019. 

Versi Terbaru

20/01/2021

Ditulis oleh dr. Ivena

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengenal Gula Alkohol, Apakah Lebih Sehat dari Gula Biasa?

10 Pilihan Makanan yang Mengandung Polifenol Tinggi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh dr. Ivena · Tanggal diperbarui 20/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan