Minuman soda memang sudah menjadi salah satu minuman yang banyak dikonsumsi oleh banyak orang. Di berbagai restoran cepat saji, minuman soda menjadi minuman yang pas dinikmati bersama kentang goreng atau hamburger Anda. Namun, terlalu sering mengonsumsi minuman bersoda rupanya dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko penyakit tertentu. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini para produsen minuman soda mengeluarkan produk minuman soda yang rendah kalori yang dinamakan diet soda. Bahkan katanya diet soda ini bisa membantu menurunkan berat badan. Apa benar?
Diet soda membantu menurunkan berat badan, benarkah?
Diet soda merupakan minuman berkarbonasi yang mengandung kalori lebih rendah. Hal ini membuat minuman diet soda mungkin lebih baik dibandingkan minuman soda biasa. Kandungan kalorinya yang lebih rendah membuat banyak orang beranggapan bahwa minuman ini tidak menyebabkan kenaikan berat badan, seperti minuman soda biasa.
Bahkan, sebuah penelitian yang didanai oleh American Beverage Association membuktikan bahwa orang yang mengonsumsi diet soda dapat menurunkan berat badan lebih banyak (sebesar 6 kg) dibandingkan orang yang tidak mengonsumsinya (hanya 4 kg) dalam waktu 12 minggu. Peneliti menjelaskan bahwa orang yang minum soda lebih mampu mengatasi perubahan perilaku saat diet sebagai upaya untuk menurunkan berat badan.
Namun, penelitian ini banyak dibantah oleh penelitian lain yang mengatakan bahwa diet soda justru dapat meningkatkan berat badan dan meningkatkan risiko penyakit tertentu.
Penelitian lain membuktikan sebaliknya
Walaupun diet soda mengandung kalori yang lebih rendah, namun diet soda tetap mengandung pemanis buatan. Nah, pemanis buatan inilah yang dapat menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan.
Banyak penelitian yang menghubungkan pemanis buatan dengan peningkatan nafsu makan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Purdue University. Penelitian ini membuktikan bahwa pemanis buatan dapat mengganggu kemampuan alami tubuh dalam menilai dan mengatur kalori dari makanan.
Pemanis buatan dalam diet soda dapat membuat tubuh bingung. Tubuh menjadi kurang mampu dalam mengenali energi yang ada dalam cairan manis yang masuk ke tubuh Anda. Sehingga, saat tubuh merasa belum cukup menerima kalori (padahal sudah banyak menerima cukup gula), maka tubuh akan meningkatkan nafsu makan Anda. Hal ini kemudian dapat menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan.
Penelitian lain yang diikuti lebih dari 5000 orang dewasa selama 7-8 tahun juga membuktikan bahwa soda dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Semakin banyak diet soda yang dikonsumsi, maka semakin banyak pertambahan berat badan yang dicapai oleh partisipan dalam penelitian tersebut.
Efek sering minum soda, selain kenaikan berat badan
Tak hanya dihubungkan dengan kenaikan berat badan, soda juga banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan diabetes. Penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota membuktikan bahwa minum satu kaleng diet soda per hari dapat dihubungkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik sebesar 36%.
Sindrom metabolik menggambarkan sekelompok kondisi, yaitu tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan lingkar pinggang besar. Hal ini kemudian dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Selain itu, soda juga dihubungkan dengan peningkatan risiko osteoporosis, masalah pada gigi (seperti gigi berlubang), memicu sakit kepala, bahkan juga dihubungkan dengan risiko depresi.
[embed-health-tool-bmi]