Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Chinese restaurant syndrome adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan gejala yang dialami setelah seseorang mengonsumsi makanan dari restoran Cina.
Banyak makanan dari restoran Cina yang mengandung monosodium glutamat (MSG). MSG merupakan bahan tambahan yang digunakan sebagai penyedap rasa.
Jadi, para ahli berpendapat bahwa sindrom ini mungkin disebabkan oleh asupan MSG yang berlebihan.
Sayangnya, belum banyak penelitian yang memperlihatkan bukti jelas antara MSG dan gejala yang dikaitkan dengan sindrom restoran Cina.
Chinese restaurant syndrome merupakan kondisi umum yang dapat terjadi pada siapa saja, terutama usai mengonsumsi MSG dalam jumlah banyak.
Selain itu, ada faktor-faktor tertentu yang mungkin membuat konsumsi MSG memicu gejala-gejala dari chinese food syndrome.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tanda dan gejala dari chinese restaurant syndrome biasanya muncul usai mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.
Tanda-tanda dan gejala yang disebutkan dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Ada pun gejala sindrom restoran Cina meliputi:
Kemungkinan ada ciri-ciri chinese food syndrome yang tak disebutkan. Bila Anda khawatir akan sebuah gejala, segera periksakan diri ke dokter.
Pada beberapa kasus, chinese restaurant syndrome dapat menimbulkan gejala yang cukup parah, seperti yang dialami selama reaksi alergi.
Beberapa gejala yang parah tersebut meliputi:
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih gejala yang disebutkan, segera periksakan diri ke instalasi gawat darurat untuk mendapatkan penanganan.
Sejauh ini, para ahli masih belum paham betul bagaimana MSG dapat menyebabkan gejala dari chinese restaurant syndrome.
Hal ini dikarenakan reaksi yang dialami orang setelah mengonsumsi MSG tidak melibatkan ‘jalur’ alergi yang mengaktifkan respons imun.
Selain itu, penelitian tentang MSG belum menunjukkan sebab-akibat yang jelas. Bahkan, hanya ada sedikit studi yang melaporkan reaksi ringan usai mendapat asupan MSG dalam jumlah besar.
Itu sebabnya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat bagaimana MSG menjadi penyebab dari sindrom restoran Cina.
Umumnya, chinese restaurant syndrome didiagnosis berdasarkan gejala yang muncul setelah konsumsi MSG.
Dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan seperti berikut ini.
Anda juga mungkin disarankan untuk menjalani tes diagnostik, seperti elektrokardiogram.
Pada dasarnya, cara mengobati gejala sindrom restoran Cina cukup beragam, tergantung pada gejala dan tingkat keparahannya.
Normalnya, orang dengan gejala chinese food syndrome yang ringan akan sembuh sendirinya tanpa pengobatan apapun.
Meski begitu, ada cara lain yang bisa Anda coba untuk mempercepat proses pemulihan, antara lain:
Bila mengalami gejala yang parah, dokter biasanya meresepkan obat untuk meredakan gejala tersebut. Perawatan ini meliputi:
Jadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter bila Anda mengalami gejala terkait sindrom restoran Cina guna mendapatkan penanganan yang tepat.
Satu-satunya cara mencegah gejala dari sindrom restoran cina yaitu membatasi hingga berhenti mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.
Berikut beberapa cara membatasi konsumsi MSG yang bisa Anda coba.
Orang dengan gejala yang ringan mungkin dapat mencegah chinese food syndrome dengan membatasi asupan MSG.
Sementara itu, orang yang sensitif terhadap MSG benar-benar perlu menghindarinya dengan memeriksa informasi nilai gizi pada sebuah makanan.
Jenis makanan yang biasanya memiliki zat MSG antara lain:
Selain itu, monosodium glutamat pun memiliki nama lain, yaitu E621, protein terhidrolisis, dan maltodekstrin. Bila Anda menjumpai istilah tersebut, berhati-hatilah.
Tak hanya itu, orang yang sensitif terhadap MSG mungkin perlu menghindari makanan yang mengandung glutamat alami dalam jumlah banyak.
Beberapa makanan dengan kandungan glutamat alami yakni:
Anda mungkin merasa kesulitan menghindari glutamat alami. Itu sebabnya, dokter dan ahli diet hadir untuk membantu Anda mengembangkan pola makan rendah glutamat.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar