backup og meta

Apa yang Terjadi Saat Tidak Makan Gula Sama Sekali?

Apa yang Terjadi Saat Tidak Makan Gula Sama Sekali?

Dampak negatif konsumsi gula yang berlebihan memang tidak semanis rasanya. Inilah mengapa banyak orang memutuskan untuk berhenti mengonsumsi gula demi menghindari efek buruknya. Namun, pernahkah Anda membayangkan apa yang akan terjadi bila Anda tidak makan gula sama sekali?

Efek tidak makan gula sama sekali

Gula tidak selalu buruk. Bahan pemanis ini merupakan salah satu sumber karbohidrat dan tubuh memerlukannya untuk membentuk energi.

Jika Anda berhenti mengonsumsi gula sama sekali, Anda justru berisiko mengalami gangguan berikut.

1. Hipoglikemia (gula darah rendah)

kadar gula darah rendah hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa darah (gula darah) lebih rendah dari rentang normal.

Kondisi ini terjadi ketika produksi hormon insulin dari pankreas tidak berimbang dengan asupan glukosa yang terlalu sedikit.

Seseorang mengalami hipoglikemia jika kadar gula darahnya kurang dari 70 miligram per desiliter (mg/dL) atau 3,9 milimol per liter (mmol/L).

Kondisi ini biasanya lebih umum terjadi pada diabetesi (orang yang menderita diabetes).

Alasannya bukan akibat diabetesi tidak makan gula sama sama sekali, melainkan karena mereka rutin mengonsumsi obat penurun gula darah atau menyuntik insulin.

Keduanya memang membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes. Hanya saja, pemakaian obat-obatan tersebut juga bisa menurunkan gula darah secara drastis.

Meski kerap menyerang penderita diabetes, tetap ada risiko hipoglikemia terjadi pada nondiabetesi yang tidak mengonsumsi gula (karbohidrat) sama sekali.

2. Kekurangan energi

Anda membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi organ dan aktivitas sehari-hari. Sebagian besar energi tersebut berasal dari gula.

Gula dari makanan dan minuman yang masuk ke usus akan berubah menjadi glukosa dan melewati proses pembentukan energi.

Setiap sel tubuh Anda mengolah glukosa menjadi asam piruvat dan asam laktat. Dua zat ini lalu berubah lebih lanjut menjadi adenosin trifosfat (ATP).

ATP inilah yang memberi energi bagi sel otot dan penyusun organ-organ tubuh Anda.

Jika Anda tidak makan gula sama sekali, tubuh akan kehilangan salah satu sumber karbohidrat utamanya.

Dengan berkurangnya asupan karbohidrat, berkurang pula produksi energi dalam tubuh Anda. Dampaknya, Anda jadi rentan kekurangan energi.

3. Menurunkan kerja otak

fungsi otak tengah

Tubuh mengubah karbohidrat menjadi glukosa sebagai sumber energi utama.

Bila Anda kekurangan karbohidrat atau mengalami hipoglikemia, tubuh juga akan kekurangan energi. Hal ini berpengaruh pada fungsi normal tubuh, terutama otak.

Pasalnya, otak yang merupakan sumber sistem saraf pusat tubuh amat mengandalkan ketersediaan glukosa dalam darah.

Sederhananya, glukosa merupakan satu-satunya “bahan bakar” yang mampu mendukung otak agar dapat bekerja secara optimal.

Beda dengan otot, otak tidak punya tempat penyimpanan energi. Sel otak bergantung pada asupan gula sehingga kebutuhan glukosa organ ini cenderung lebih besar.

Jadi, saat Anda tidak makan gula sama sekali, hal ini akan berdampak besar pada kerja otak. 

Otak akan kehilangan sebagian sumber energinya dan ini bisa memengaruhi kerja organ yang lain.

Pada penelitian yang dilakukan oleh American Diabetes Association, hipoglikemia parah bahkan dapat menurunkan fungsi berpikir otak.

4. Mengganggu fungsi sistem saraf pusat

Lebih buruknya lagi, keputusan untuk tidak mengonsumsi gula sama sekali juga dapat menimbulkan beragam masalah pada sistem saraf pusat.

Biasanya, orang-orang yang mengalami hipoglikemia akan merasa lemas, lelah, pusing, atau tampak pucat.

Selain itu, Anda mungkin juga merasakan munculnya tanda stres seperti gelisah, gugup, tidak nyaman, dan mudah marah.

Mimpi buruk, menangis saat tidur, insomnia, maupun gangguan tidur lainnya bisa menjadi kondisi “langganan” yang datang silih berganti. 

Dalam kondisi parah, hipoglikemia akibat tidak makan gula bahkan bisa menyebabkan gangguan seperti:

  • pandangan kabur,
  • gemetar,
  • sulit berkonsentrasi,
  • hilang kesadaran,
  • kejang, dan
  • koma.

Oleh karena itu, Anda tidak bisa mengabaikan hipoglikemia.

Tubuh membutuhkan gula agar tetap sehat. Hanya saja, takaran sehari-harinya perlu dibatasi. Ini berarti asupan pemanis tambahan tidak boleh berlebihan.

Ingat, gula juga Anda dapatkan dari sumber karbohidrat seperti makanan pokok dan buah.

Jika tidak makan gula membuat tubuh Anda kekurangan energi, konsumsi gula yang berlebihan pun bisa mengganggu kerja organ-organ tubuh.

Risiko terjadinya penyakit jantung, obesitas, dan diabetes tipe 2 pun tentu meningkat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hypoglycemia – Symptoms and causes. (2021). Retrieved 14 September 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypoglycemia/symptoms-causes/syc-20373685

Low Blood Glucose (Hypoglycemia) | NIDDK. (2021). Retrieved 14 September 2021, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-problems/low-blood-glucose-hypoglycemia#symptoms

Davis, I., Ahmadizadeh, I., Randell, J., Younk, L., & Davis, S. (2017). Understanding the impact of hypoglycemia on the cardiovascular system. Expert Review Of Endocrinology & Metabolism, 12(1), 21-33. doi: 10.1080/17446651.2017.1275960

Kalra, S., Mukherjee, J., Ramachandran, A., Saboo, B., Shaikh, S., & Venkataraman, S. et al. (2013). Hypoglycemia: The neglected complication. Indian Journal Of Endocrinology And Metabolism, 17(5), 819. doi: 10.4103/2230-8210.117219

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Mana Lebih Baik: Mengurangi Makan Gula Atau Karbohidrat?

5 Makanan yang Diam-Diam Mengandung Gula Tinggi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan