Di dalam penelitian ini para ahli mencoba menganalisis temuan tersebut dengan mengikutsertakan lebih banyak negara. Peserta yang mengikuti studi ini berusia antara 35-70 tahun dan berasal dari 21 negara, yaitu Argentina, Bangladesh, Brazil, Arab Saudi, Malaysia, hingga Swedia.
Para peserta diminta untuk mengisi kuesioner tentang apa saja makanan yang biasa mereka makan selama 12 bulan terakhir.
Konsumsi makanan tersebut termasuk produk olahan susu seperti susu, yogurt, minuman yogurt, keju, dan hidangan produk susu lainnya. Lalu, produk susu tersebut akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu lemak penuh (full fat) dan rendah lemak (1-2%).
Namun, untuk produk susu seperti mentega dan krim dianalisis secara terpisah karena terdapat negara yang tidak biasa mengonsumsi produk ini.
Konsumsi susu dibandingkan dengan data komponen metabolik
Para peserta pun juga mengisi tentang informasi tentang riwayat penyakit, penggunaan obat, merokok, berat badan, hingga tekanan darah dan glukosa darah. Kemudian, data tersebut akan dibandingkan dengan kelima komponen metabolik yang tersedia untuk hampir 113.000 orang.
- tekanan darah di atas 130/85 mmHg
- lingkar pinggang di atas 80 cm
- kolesterol kepadatan tinggi (kurang dari 1-1,3 mmol/l)
- lemak darah (trigliserida) lebih dari 1,7 mmol
- glukosa darah 5.5 mmol/l atau lebih
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar