Risiko diabetes dan hipertensi dapat mengintai siapa saja yang tidak menjaga kesehatan dan pola makannya. Cara efektif untuk menurunkan risiko kedua penyakit tersebut adalah menjalani gaya hidup sehat dan salah satunya bisa dicapai dengan melakukan diet tinggi susu.
Benarkah diet tinggi susu, terutama susu yang tidak ditambahi pemanis tambahan, dapat menurunkan risiko diabetes dan hipertensi?
Diet susu bisa menurunkan risiko diabetes dan hipertensi
Susu dan produk susu merupakan makanan sehat yang menawarkan nutrisi karena berperan sebagai sumber kalsium dan vitamin D. Selain itu, susu juga dapat menjadi pelengkap untuk memenuhi kebutuhan protein dan zat gizi lainnya, seperti fosfor, kalium, dan vitamin A.
Manfaat dari mengonsumsi susu dan produknya pun banyak. Mulai dari baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi hingga mencegah kenaikan berat badan berlebih ditawarkan oleh susu.
Terlebih lagi, menurut penelitian dari BMJ Open Diabetes Research and Care, diet susu bisa menurunkan risiko diabetes dan hipertensi. Penelitian yang dilakukan dalam skala besar ini menemukan bahwa konsumsi setidaknya dua produk susu setiap hari dikaitkan dengan risiko diabetes dan hipertensi yang rendah.
Selain kedua penyakit tersebut, diet tinggi susu penuh lemak ini juga dihubungkan dengan beberapa faktor yang menjadi pemicu penyakit jantung.
Di dalam penelitian ini para ahli mencoba menganalisis temuan tersebut dengan mengikutsertakan lebih banyak negara. Peserta yang mengikuti studi ini berusia antara 35-70 tahun dan berasal dari 21 negara, yaitu Argentina, Bangladesh, Brazil, Arab Saudi, Malaysia, hingga Swedia.
Para peserta diminta untuk mengisi kuesioner tentang apa saja makanan yang biasa mereka makan selama 12 bulan terakhir.
Konsumsi makanan tersebut termasuk produk olahan susu seperti susu, yogurt, minuman yogurt, keju, dan hidangan produk susu lainnya. Lalu, produk susu tersebut akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu lemak penuh (full fat) dan rendah lemak (1-2%).
Namun, untuk produk susu seperti mentega dan krim dianalisis secara terpisah karena terdapat negara yang tidak biasa mengonsumsi produk ini.
Konsumsi susu dibandingkan dengan data komponen metabolik
Para peserta pun juga mengisi tentang informasi tentang riwayat penyakit, penggunaan obat, merokok, berat badan, hingga tekanan darah dan glukosa darah. Kemudian, data tersebut akan dibandingkan dengan kelima komponen metabolik yang tersedia untuk hampir 113.000 orang.
- tekanan darah di atas 130/85 mmHg
- lingkar pinggang di atas 80 cm
- kolesterol kepadatan tinggi (kurang dari 1-1,3 mmol/l)
- lemak darah (trigliserida) lebih dari 1,7 mmol
- glukosa darah 5.5 mmol/l atau lebih
Hasilnya, sekitar 46.667 peserta mengalami sindrom metabolik yang diartikan dengan memiliki 3 dari 5 komponen di atas. Sindrom metabolik adalah gabungan kondisi yang terjadi di saat yang bersamaan. Misalnya, peningkatan tekanan darah, gula darah, kelebihan lemak hingga kenaikan kadar kolesterol.
Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa diet tinggi susu kemungkinan besar dapat menurunkan risiko diabetes dan hipertensi. Setidaknya dengan 2 porsi produk susu dalam sehari dari total susu dapat dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik 24 persen lebih rendah.
Sementara itu, bagi mereka yang hanya minum susu penuh lemak angka tersebut meningkat hingga 28 persen dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi susu harian.
Penelitian ini dilakukan selama sembilan tahun dan selama itu terdapat 13.640 peserta yang mengembangkan risiko tekanan darah tinggi dan 5.351 lainnya berpotensi terkena diabetes.
Temuan dari penelitian ini menyimpulkan bahwa dua porsi susu dalam sehari dapat menurunkan risiko kedua penyakit tersebut hingga 11-12 persen. Kemudian, presentasenya juga dapat meningkat hingga 13-14 persen lebih rendah untuk tiga porsi dalam sehari.
Walaupun demikian, penelitian ini belum menemukan apa yang menyebabkan diet tinggi susu menurunkan risiko diabetes dan hipertensi. Selain itu, perubahan sindrom metabolik juga tidak diukur dari waktu ke waktu, sehingga sangat mungkin memengaruhi temuan ini.
Pilihan produk susu yang baik untuk kesehatan
Temuan di atas memang menunjukkan diet tinggi susu penuh lemak menurunkan risiko diabetes dan hipertensi. Namun, para ahli masih merekomendasikan agar orang dewasa lebih banyak mengonsumsi produk susu rendah hingga bebas lemak.
Penting untuk diingat pula bahwa susu yang baik dikonsumsi tidak mengandung pemanis tambahan, seperti gula pasir.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jenis susu tertentu justru dapat mencegah penyakit jantung. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dari British Journal of Nutrition yang menemukan bahwa konsumsi produk susu yang sudah difermentasi mengurangi risiko penyakit arteri koroner.
Penelitian tersebut juga mendukung temuan sebelumnya yang memperlihatkan adanya efek positif dari yogurt dan keju terhadap profil lipid darah dibandingkan produk susu lainnya.
Manfaat dari diet susu memang disebut dapat menurunkan risiko diabetes dan hipertensi. Namun, jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui berapa batas konsumsi susu harian Anda agar tidak berlebihan dalam satu hari.
[embed-health-tool-bmi]