Apakah Anda pernah mendengar bunyi di rahang saat Anda membuka mulut untuk makan atau menguap? Jika ya, Anda mungkin mengalami temporomandibular joint disorder. Bukan hanya bunyi, kondisi ini juga bisa menyebabkan nyeri di rahang. Untuk itu, ketahui penyebab dan cara mengatasinya di ulasan berikut ini.
Apa itu temporomandibular joint disorder?
Temporomandibular joint disorder (TMJ) atau gangguan sendi temporomandibular adalah istilah yang merujuk pada berbagai kondisi yang memengaruhi fungsi sendi temporomandibular dan jaringan di sekitarnya.
Temporomandibular joint (TMJ) merupakan sendi yang menghubungkan tulang rahang (mandibula) dengan tulang tengkorak, tepatnya di depan telinga pada kedua sisi kepala.
Sendi ini memungkinkan gerakan rahang, seperti membuka dan menutup mulut, mengunyah, berbicara, dan menggerakkan rahang ke depan, belakang, serta ke samping.
Gangguan pada TMJ termasuk jenis temporomandibular disorder (TMD), yang dapat menyebabkan rasa sakit di sekitar rahang, kesulitan menggerakkan rahang, serta bunyi “klik” saat membuka atau menutup mulut.
Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari cedera, ketegangan otot rahang, stres, radang sendi, hingga gangguan struktur rahang.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Temporomandibular joint disorder (TMJ) termasuk kondisi yang cukup umum.
Berdasarkan data yang dilansir dari Cleveland Clinic, diperkirakan sekitar 5—12% populasi umum mengalami TMJ pada suatu titik dalam hidup mereka, dengan risiko yang lebih tinggi pada wanita, khususnya di antara usia 20 hingga 40 tahun.
TMJ adalah gangguan muskuloskeletal kedua paling umum setelah nyeri punggung bawah.
Tanda dan gejala temporomandibular joint disorder
Tanda dan gejala temporomandibular joint disorder (TMJ) bervariasi, tetapi beberapa gejala umum meliputi berikut ini.
- Nyeri pada rahang atau di sekitar sendi TMJ. Nyeri ini bisa terjadi di sekitar telinga, wajah, leher, atau pelipis, dan sering kali lebih buruk saat mengunyah, berbicara, atau membuka mulut lebar-lebar.
- Kesulitan menggerakkan rahang. Rahang mungkin terasa kaku atau terkunci, sehingga sulit untuk membuka atau menutup mulut dengan bebas (disebut “jaw locking“).
- Bunyi klik atau letupan saat rahang bergerak. Bunyi ini bisa terdengar saat membuka atau menutup mulut. Meskipun tidak selalu disertai rasa sakit, itu bisa menandakan masalah pada TMJ.
- Sakit kepala atau migrain. Nyeri di sekitar sendi rahang dapat menyebar ke kepala, menyebabkan sakit kepala yang mirip dengan migrain.
- Nyeri telinga atau tinitus. Beberapa penderita merasakan nyeri di sekitar telinga, atau mendengar dengungan atau dering di telinga.
- Pembengkakan pada wajah. Pembengkakan di sekitar sendi TMJ bisa terjadi, terutama pada sisi yang terkena.
Jika gejala-gejala gangguan TMJ ini terjadi secara terus-menerus atau memburuk, biasanya disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter atau spesialis gigi untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Penyebab temporomandibular joint disorder
Temporomandibular joint disorder (TMJ) dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum meliputi berikut ini.
- Bruxism. Kebiasaan menggertakkan atau mengatupkan gigi, terutama saat tidur, dapat memberikan tekanan berlebih pada sendi TMJ dan otot-otot sekitarnya.
- Stres. Ketegangan emosional atau fisik dapat menyebabkan seseorang menegangkan otot rahang, yang dapat memperburuk gejala gangguan TMJ.
- Cedera atau trauma. Cedera langsung pada rahang atau sendi TMJ akibat kecelakaan, pukulan, atau jatuh dapat menyebabkan gangguan pada fungsi sendi.
- Arthritis. Jenis arthritis, seperti osteoarthritis atau rheumatoid arthritis, dapat menyebabkan peradangan pada sendi TMJ sehingga mengganggu fungsinya.
- Masalah struktural. Ketidaksejajaran gigi atau maloklusi (gigi tidak sejajar) dapat memengaruhi cara rahang bergerak, menyebabkan tekanan yang tidak merata pada sendi TMJ.
- Faktor genetik. Riwayat keluarga dengan masalah rahang atau gangguan sendi dapat meningkatkan risiko terkena gangguan TMJ.
- Kebiasaan buruk. Kebiasaan seperti menggigit kuku, menggigit benda keras, atau mengunyah permen karet secara berlebihan dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan TMJ.
Diagnosis temporomandibular joint disorder
Diagnosis temporomandibular joint disorder (TMJ) biasanya melibatkan beberapa langkah untuk menilai kondisi rahang dan sendi TMJ.
Dokter atau dokter gigi akan memulai dengan menanyakan tentang riwayat medis pasien, gejala yang dialami, dan kapan gejala tersebut muncul.
Pertanyaan akan mencakup nyeri, bunyi klik, kesulitan mengunyah, dan kebiasaan menggertakkan gigi.
Pemeriksaan fisik kemudian akan dilakukan pada rahang dan wajah.
Ini mungkin termasuk palpasi (menekan) area sekitar sendi TMJ, mengamati pergerakan rahang saat membuka dan menutup mulut, serta mendengarkan bunyi yang dihasilkan saat rahang bergerak.
Jika perlu, dokter mungkin akan meresepkan tes pencitraan seperti berikut ini.
- X-ray: Untuk melihat struktur tulang dan posisi rahang.
- MRI (magnetic resonance imaging): Untuk menilai jaringan lunak di sekitar sendi dan mendeteksi masalah dengan diskus sendi.
- CT scan (computed tomography): Memberikan gambaran yang lebih rinci tentang struktur tulang dan sendi.
Dalam beberapa kasus, dokter dapat merujuk pasien ke spesialis, seperti dokter gigi spesialis nyeri wajah, untuk evaluasi lebih lanjut dan pengujian tambahan jika diperlukan.
Pengobatan temporomandibular joint disorder
Pengobatan untuk temporomandibular joint disorder (TMJ) dapat bervariasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejala.
Namun, pengobatan TMJ sering kali menggabungkan beberapa pendekatan untuk hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang umum.
1. Terapi fisik
Terapi fisik dapat mencakup latihan untuk meningkatkan fleksibilitas rahang dan penguatan otot.
Selain itu, terapi panas atau dingin bisa digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan.
2. Obat-obatan
Berikut obat-obatan yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan gejala.
- Analgesik. Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau naproxen, dapat membantu mengurangi nyeri.
- Relaksan otot. Dapat diresepkan untuk meredakan ketegangan otot di sekitar rahang.
- Obat antidepresan. Dalam beberapa kasus, terutama untuk nyeri kronis, dokter mungkin meresepkan antidepresan untuk membantu mengelola rasa sakit.
3. Splint atau pelindung gigi
Alat-alat ini dapat digunakan untuk melindungi gigi dan mengurangi bruxism (menggertakkan gigi) yang bisa menyebabkan TMJ.
4. Intervensi invasif
Jika pengobatan konservatif tidak berhasil, prosedur seperti injeksi steroid atau pembedahan untuk memperbaiki masalah struktural pada sendi TMJ mungkin dipertimbangkan.
5. Terapi kognitif perilaku (CBT)
CBT dapat membantu mengatasi masalah psikologis yang mungkin berkontribusi pada nyeri dan stres terkait gangguan TMJ.
Selain pengobatan medis di atas, perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan mungkin dapat membantu mengatasi temporomandibular joint disorder.
Misalnya, menghindari makanan keras atau lengket yang dapat memberi tekanan pada rahang serta mengelola stres melalui teknik relaksasi, yoga, atau meditasi untuk mengurangi ketegangan otot.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai gangguan muskuloskeletal ini, konsultasikan kepada dokter Anda.
Kesimpulan
- Temporomandibular joint disorder (TMJ) adalah istilah untuk berbagai kondisi yang memengaruhi fungsi sendi temporomandibular dan jaringan di sekitarnya.
- Kondisi ini dapat ditandai dengan gejala yang berupa rasa sakit di sekitar rahang, kesulitan menggerakkan rahang, serta bunyi “klik” saat membuka atau menutup mulut.
- Penyebabnya mulai dari ketegangan otot rahang, cedera, radang sendi, stres, hingga gangguan struktur rahang.
- Untuk mengatasi gangguan pada TMJ, pengobatan menyeluruh mungkin perlu dilakukan, yang meliputi penggunaan obat-obatan, penggunaan pelindung gigi, intervensi invasif, terapi kognitif perilaku, hingga perubahan gaya hidup.
[embed-health-tool-bmi]