Apakah Anda suka memikirkan banyak hal dalam satu waktu? Saat harus memikirkan pekerjaan, Anda mungkin juga memikirkan pendidikan anak, cicilan bulanan, hingga rencana liburan. Kondisi ini dikenal sebagai racing thought atau pikiran bercabang.
Menggunakan otak untuk memikirkan satu hal saja sering kali sudah melelahkan. Lantas, bagaimana cara mengatasi banyak pikiran yang muncul sekaligus? Simak di sini!
Apa itu pikiran bercabang (racing thought)?
Pikiran bercabang adalah kondisi ketika Anda memikirkan berbagai hal dalam satu waktu.
Racing thought juga bisa diartikan ketika beberapa pikiran datang silih berganti tanpa memberikan waktu istirahat bagi otak Anda.
Berbagai pikiran tersebut bisa berasal dari subjek yang berbeda atau saling berkaitan satu sama lain. Saking banyaknya pikiran yang datang, kondisi ini justru tidak bisa membuat Anda fokus pada kondisi tertentu.
Seseorang dengan racing thought sering kali tidak menyadari kondisinya. Supaya Anda lebih memahami diri sendiri, inilah berbagai tandanya yang perlu Anda ketahui.
- Pikiran Anda berjalan sangat cepat.
- Kesulitan memperlambat pemikiran Anda.
- Kesulitan untuk bersantai karena pikiran yang tidak mau berhenti.
- Sulit fokus pada hal lain.
- Terlalu khawatir pada masa lalu, masa kini, atau masa depan.
Penyebab pikiran bercabang
Tidak ada penyebab pasti dari pikiran yang bercabang. Namun, laman Heath Harvard menyebutkan bahwa pikiran bercabang mungkin berkaitan dengan beberapa kondisi mental.
Pikiran-pikiran tersebut bisa datang dari:
- gangguan kecemasan,
- gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD),
- gangguan obsesif kompulsif (OCD),
- trauma, hingga
- gangguan kesehatan mental lainnya.
Bagaimana cara menghentikan pikiran bercabang?
Meski hampir setiap orang pernah mengalami racing thought, bukan berarti kondisi ini bisa dibiarkan. Supaya pikiran Anda lebih mudah dikendalikan, cobalah beberapa tips berikut.
1. Jangan terlalu fokus pada masa lalu atau masa depan
Memikirkan dan menyusun rencana masa depan memang penting dilakukan. Begitu pula menggunakan masa lalu sebagai bahan introspeksi diri.
Namun, jangan sampai kedua hal tersebut justru membuat Anda tidak fokus dengan masa kini. Sebab, satu-satunya hal yang bisa Anda kendalikan adalah apa yang sedang terjadi, bukan masa lalu atau masa depan.
2. Ambil napas dalam-dalam
Respons alami tubuh ketika Anda cemas atau panik karena memikirkan berbagai hal adalah peningkatan laju pernapasan.
Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui cara mengendalikannya. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah mengambil napas dalam, lalu eembuskan perlahan.
Laju napas yang lebih lambat akan membuat perasaan dan pikiran Anda lebih tenang.
3. Bisikkan afirmasi positif
Afirmasi positif bisa menjadi “mantra” untuk menenangkan racing thought dan pikiran-pikiran buruk.
Tak perlu menunggu untuk mendapatkannya dari orang lain, Anda bisa memberikan afirmasi positif pada diri sendiri.
Coba gunakan kalimat-kalimat seperti, “Aku pasti bisa menyelesaikannya,” atau “Semua pasti baik-baik saja,” untuk menenangkan pikiran yang bercabang.
4. Lakukan hobi Anda
Laman Mental Health America menyebutkan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menguraikan pikiran bercabang adalah dengan melakukan hobi atau sesuatu yang Anda sukai.
Apabila belum memilikinya, Anda bisa mencoba menemukan hobi dengan melukis, berkebun, bermain alat musik, atau memasak.
Jadi, kapan terakhir kali Anda melakukan hobi? Jika sudah kesulitan mengingatnya, ini adalah waktu yang tepat untuk kembali memulainya.
5. Olahraga
Ketika memiliki pikiran bercabang karena berbagai beban kehidupan, jangan takut untuk meluangkan waktu berolahraga.
Hormon endorfin, serotonin, dan dopamin yang dihasilkan saat olahraga akan membantu menenangkan pikiran Anda.
Dengan begitu, Anda akan lebih mudah untuk berpikir positif dan menentukan skala prioritas untuk menyelesaikan berbagai berbagai beban tersebut.
6. Hirup minyak esensial lavender
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Complementary Therapies in Medicine (2022) menunjukkan bahwa minyak lavender dapat mengurangi stres dan memberikan efek relaksasi.
Ini mungkin karena minyak lavender bisa memengaruhi sistem limbik Anda. Sistem limbik merupakan jaringan di dalam otak yang bertugas mengatur emosi, motivasi, dan perilaku.
Untuk mendapatkan manfaat minyak lavender tersebut, Anda bisa menggunakannya sebagai larutan diffuser di rumah.
7. Perbaiki pola makan
Ungkapan “you are what you eat” (“kamu adalah apa yang kamu makan”) rupanya memang ada benarnya. Pasalnya, pilihan makanan bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental Anda.
Oleh karena itu, cobalah memperbaiki pola makan jika Anda tidak ingin mudah merasa cemas yang bisa menyebabkan pikiran bercabang.
Menurut laman Mental Health First Aid, pola makan yang tidak teratur atau hobi mengonsumsi makanan tinggi gula bisa berdampak negatif bagi kesehatan mental Anda.
8. Cari bantuan profesional
Pikiran bercabang bisa muncul sebagai gejala dari suatu gangguan mental. Pada kasus seperti ini, cara rumahan saja mungkin tidak cukup untuk mengatasinya.
Anda dapat mendatangi psikolog jika pikiran bercabang di dalam kepala Anda tidak juga terurai atau sudah mengganggu produktivitas sehari-hari.
Apabila gangguan mental terbukti menjadi penyebabnya, Anda bisa menerima perawatan dengan psikoterapi atau obat-obatan jika diperlukan.
Di dalam kehidupan ini, memang ada banyak hal yang perlu dipikirkan, tetapi bukan berarti Anda harus memikirkannya dalam satu waktu yang bersamaan.
Meski awalnya sulit, tetaplah mencoba untuk fokus terhadap satu pikiran pada satu waktu. Lakukanlah terus hingga Anda terbiasa.
Ketika fokus memikirkan satu hal, Anda bisa memikirkan solusi yang lebih matang. Dengan begitu, Anda bisa menyelesaikan permasalahan lain dan tetap memiliki ruang untuk mengistirahatkan otak.
Kesimpulan
- Racing thought adalah sebutan untuk pikiran yang datang secara bertubi-tubi atau bercabang pada waktu yang hampir bersamaan.
- Kondisi ini paling sering disebabkan oleh kecemasan. Selain itu, pikiran bercabang juga bisa menjadi gejala beberapa gangguan mental.
- Untuk mengatasi pikiran bercabang, cobalah berolahraga, fokus pada masa kini, memperbaiki pola makan, hingga berkonsultasi ke psikolog bila perlu.