backup og meta

Nervous Breakdown

Nervous Breakdown
Nervous Breakdown

Merasa kehilangan motivasi untuk beraktivitas karena stres yang intens? Meski stres merupakan hal yang normal, kondisi tersebut bisa berdampak buruk jika terus dibiarkan. Salah satu kondisi yang bisa timbul dari stres berkepanjangan adalah nervous breakdown.

Bagaimana kondisi tersebut sebaiknya diatasi? Apakah Anda perlu langsung membuat janji temu dengan psikolog? Temukan jawabannya melalui informasi berikut.

Apa itu nervous breakdown?

Nervous breakdown adalah kondisi ketika seseorang merasakan tekanan yang intens atau kesulitan beraktivitas seperti biasanya karena stres berat, cemas, atau lelah yang luar biasa.

Meski tidak dikategorikan sebagai gangguan kesehatan mental, nervous breakdown dinilai bisa meningkatkan risikonya. Karena itulah, kondisi ini tetap tidak bisa diabaikan dan perlu ditangani.

Sekilas, nervous breakdown mungkin terdengar sama dengan mental breakdown. Namun, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan pada intensitasnya.

Mental breakdown dinilai lebih intens karena mungkin sudah disertai episode depresi. Meski begitu, keduanya mungkin dianggap sama karena sama-sama bisa disebabkan oleh tekanan kehidupan.

Gejala nervous breakdown

stres bekerja

Karena tidak termasuk sebagai gangguan kesehatan mental, laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa gejala nervous breakdown bisa beragam. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Kecemasan berlebihan yang sulit dikendalikan.
  • Tidak masuk kerja selama lebih dari satu hari.
  • Kerap membatalkan janji temu yang sudah dibuat.
  • Kesulitan konsentrasi.
  • Terjebak dalam kebiasaan buruk, seperti makan tidak sehat, kurang tidur, dan tidak olahraga.
  • Kehilangan minat terhadap hal-hal yang tadinya disukai.
  • Sangat sedih, tidak berdaya atau khawatir.
  • Mudah tersinggung, kesal atau frustasi.
  • Kerap mimpi buruk.
  • Delusi atau halusinasi pada beberapa kasus yang lebih parah.
  • Gejala fisik, seperti peningkatan detak jantung, berkeringat berlebih, perubahan nafsu makan, atau mual.

Setiap orang yang mengalami nervous breakdown mungkin merasakan gejala kesehatan mental lainnya, termasuk yang tidak tertulis di atas.

Pada tahap lebih lanjut, seseorang dengan kondisi ini mungkin memiliki keinginan menyakiti diri sendiri hingga percobaan bunuh diri.

Penyebab nervous breakdown

Pada dasarnya, nervous breakdown bisa disebabkan oleh berbagai kondisi eksternal yang membuat Anda merasa tertekan. Berikut adalah beberapa contoh kondisi tersebut.

  • Perubahan besar pada hidup, seperti ditinggalkan orang yang dicintai atau melewati perceraian.
  • Tekanan berlebih pada pekerjaan atau sekolah.
  • Kondisi medis kronis yang terus memburuk.
  • Kurangnya dukungan sosial atau support system.
  • Ketidakmampuan untuk merasa rileks.
  • Kelelahan ekstresm.

Kondisi ini juga bisa menjadi pertanda bahwa Anda memiliki gangguan kesehatan mental yang tidak dikelola dengan baik.

Cara mengatasi nervous breakdown

Stres atau perasaan tertekan yang menjadi awal mula nervous breakdown sebenarnya merupakan kondisi yang wajar.

Namun, Health Direct menyebutkan bahwa kondisi tersebut perlu segera mendapatkan penanganan profesional ketika terjadi secara konstan, berlangsung lebih dari dua minggu, atau sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dengan mempertimbangkan kondisi Anda, dokter atau psikolog bisa memberikan perawatan menggunakan berbagai metode berikut.

1. Terapi perilaku kognitif

Cognitive behavioral therapy (CBT) adalah jenis psikoterapi yang bertujuan untuk membantu pasien mengubah pikiran dan perilaku terhadap stresor atau situasi yang membuatnya stres.

Pendekatan ini juga memfasilitasi pasien untuk mengelola emosi secara sehat dan adaptif.

Dengan begitu, diharapkan bahwa nantinya pasien bisa lebih tenang dan tidak bereaksi berlebihan ketika menghadapi stresor sehingga bisa beraktivitas seperti biasanya.

2. Obat-obatan

obat untuk darah tinggi

Pada dasarnya, tidak ada obat spesifik untuk mengatasi nervous breakdown. Meski begitu, psikiater bisa meresepkan obat sesuai gejala yang dirasakan pasiennya.

Beberapa contohnya adalah antidepresan (fluoxetine) untuk mengurangi depresi dan mood stabilizers (lithium) untuk mengatasi gangguan suasana hati.

Ada pula obat ansietas (alprazolam) untuk mengurangi kecemasan. Perlu diingat bahwa obat-obatan ini hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter.

3. Perubahan gaya hidup

Jika kondisinya belum terlalu parah, nervous breakdown mungkin cukup diatasi dengan perubahan gaya hidup. Berbagai cara berikut juga bisa mengoptimalkan hasil perawatan medis.

  • Olahraga teratur, minimal 30 menit per hari.
  • Istirahat yang cukup, minimal 7–9 jam pada malam hari.
  • Hindari alkohol, narkoba, dan rokok.
  • Pelajari teknik relaksasi, seperti meditasi atau latihan pernapasan.
  • Melakukan journaling sebagai media katarsis untuk meluapkan emosi.
  • Mencari support system atau dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman atau komunitas.
  • Kunjungi psikolog secara rutin jika merasa membutuhkan.

Berbagai poin di atas juga bisa menjadi cara untuk mencegah atau mengurangi risiko nervous breakdown. Artinya, Anda bisa menerapkannya sedini mungkin tanpa harus menunggu merasa stres atau tertekan.

Kesimpulan

  • Nervous breakdown adalah kondisi ketika seseorang merasakan tekanan yang intens atau tidak mampu beraktivitas seperti biasanya karena stres berat, cemas, atau lelah luar biasa.
  • Kondisi ini bisa membuat Anda menghindari tempat kerja, sulit berkonsentrasi, kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai, mudah tersinggung, hingga halusinasi.
  • Perubahan besar dalam hidup, tekanan berlebih pada pekerjaan, kondisi medis kronis yang memburuk, dan kurangnya support system bisa menjadi penyebabnya.
  • Jika belum terlalu parah, kondisi ini bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup. Sementara itu, beberapa orang mungkin butuh psikoterapi dan obat-obatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nervous breakdown: What does it mean? (2023, April 26). Mayo Clinic. Retrieved 12 March 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/expert-answers/nervous-breakdown/faq-20057830

Marketing, & Communication. (2025, January 29). What is a mental breakdown & when to seek help. University of Utah Health | University of Utah Health. Retrieved 12 March 2025, from https://healthcare.utah.edu/healthfeed/2021/12/what-mental-breakdown-when-seek-help

Nervous breakdown (Mental health crisis). (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 12 March 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22780-nervous-breakdown 

Nervous breakdown. (2024, April 19). Trusted Health Advice | healthdirect. Retrieved 12 March 2025, from https://www.healthdirect.gov.au/nervous-breakdown

What is the difference between nervous & mental breakdowns. (n.d.). Health Assured | EAP, Workplace Health & Wellbeing Provider. Retrieved 12 March 2025, from https://www.healthassured.org/ie/blog/are-nervous-breakdowns-and-mental-breakdowns-the-same-thing/

Versi Terbaru

26/03/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

11 Cara Menghilangkan Stres agar Hidup Lebih Bahagia

Memahami Bedanya Gangguan Stres Akut dan Stres Pasca Trauma (PTSD)


Ditinjau secara medis oleh

Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Psikologi · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan