Dengan kata lain, sistem saraf simpatis bekerja dengan membuat respons tubuh terhadap situasi gawat darurat timbul lebih cepat. Misalnya, detak jantung dan laju pernapasan akan meningkat ketika Anda gugup.
Sedangkan, sistem parasimpatik menjaga fungsi tubuh normal setelah ancaman berlalu. Sistem ini akan kembali memperlambat detak jantung dan laju pernapasan Anda.
Warna dapat memengaruhi keseimbangan sistem saraf otonom, sebab panjang gelombang warna tertentu akan menciptakan impuls listrik yang sangat besar. Impuls ini mengaktifkan fotoreseptor, sel di mata yang berfungsi mendeteksi cahaya dan mengirimkannya ke otak.
Ketika warna telah tervisualisasikan, fotoreseptor menyampaikan pesan ini ke hipotalamus pada otak. Hipotalamus mengirimkan impuls ke sumsum tulang belakang dan memicu kerja saraf simpatik.
Kemudian muncullah efek seperti peningkatan atau penurunan denyut jantung, tergantung dari warna yang Anda lihat. Respons fisiologis ini nantinya akan diwujudkan menjadi reaksi psikologis ketika melihat warna tertentu.
Sebagai contoh, warna merah dapat membuat jantung berdetak lebih cepat. Di sisi lain, ketika Anda memandang warna biru, melatonin yang dilepaskan ke dalam aliran darah membuat Anda jadi lebih tenang.
Arti warna menurut teori psikologi warna
Sebenarnya, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda pada setiap warna. Akan tetapi, ada beberapa warna yang bisa memunculkan emosi yang serupa pada banyak orang. Berikut ini adalah beberapa warna beserta maknanya berdasarkan psikologis warna.
1. Merah
Merah identik dengan gairah, keberanian, dan kekuatan. Warna ini juga dianggap sebagai warna yang paling kuat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar