Pernah merasa stres karena beban pekerjaan, lalu merasa gelisah di kemudian hari tanpa tahu penyebabnya? Meski terasa sama, sebetulnya ada perbedaan di antara stres dan cemas, baik dari definisi, penyebab, maupun penanganannya. Yuk, pelajari lebih lanjut dalam pembahasan berikut ini!
Perbedaan stres dan cemas
Stres dan cemas merupakan emosi yang bisa dialami oleh setiap orang. Dengan mengetahui perbedaan keduanya berikut ini, Anda bisa lebih memahami diri sendiri dan dapat menentukan penanganan yang tepat.
1. Definisi stres dan cemas
Stres adalah respons alami tubuh ketika Anda berhadapan dengan situasi yang menimbulkan tekanan.
Ketika merasa terancam, sistem saraf akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol sehingga menimbulkan respons stres atau fight-or-flight.
Karena itulah, stres sebenarnya bermanfaat untuk menyalurkan tekanan dari situasi yang mendesak atau berbahaya. Meski begitu, stres tetap tidak boleh dibiarkan terjadi terus-menerus.
Sementara itu, cemas atau kecemasan lebih merujuk pada perasaan gelisah atau kekhawatiran akan sesuatu yang masih belum terjadi.
Berbeda dengan stres yang muncul sebagai respons, Anda bisa merasa cemas meski tidak sedang mengalami tekanan di dunia nyata.
2. Perbedaan gejala stres dan cemas
Stres dan cemas memang memiliki gejala yang cukup mirip, seperti jantung berdebar, keringat berlebih, gangguan tidur, dan perubahan nafsu makan.
Bedanya, stres biasanya lebih cepat membaik seiring dengan menghilangnya pemicu. Sebaliknya, kecemasan bisa bertahan lebih lama karena emosi ini bisa muncul tanpa adanya pemicu.
Sebaiknya lakukan konsultasi ke psikolog atau dokter jika kecemasan yang Anda rasakan sudah menghambat aktivitas harian. Pasalnya, ini bisa saja menandakan gangguan kecemasan.
3. Penyebab stres dan kecemasan
American Psychological Association (APA) menyebutkan bahwa salah satu perbedaan mencolok dari stres dan cemas adalah penyebabnya.
Penyebab stres umumnya adalah faktor eksternal, seperti deadline pekerjaan, diskriminasi, atau pertengkaran dengan orang terkasih.
Di sisi lain, kecemasan muncul tanpa pemicu yang jelas atau spesifik. Namun, tanpa disadari, kecemasan sebenarnya bisa dipicu oleh pengalaman buruk di masa lalu.
Sebagai contoh, Anda mungkin cemas ketika diajak pergi ke kebun binatang karena memiliki pengalaman buruk dengan hewan tertentu.
Jika kecemasan terjadi secara konsisten dan tidak bisa dikendalikan, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan kecemasan jenis fobia.
4. Dampak jangka panjang stres dan kecemasan

Stres yang berlangsung dalam waktu singkat sebenarnya bisa membantu meningkatkan fokus dan semangat menjalani hidup. Karena itulah, ada istilah stres positif atau eustress.
Di sisi lain, ada stres negatif (distress) yang jika dibiarkan dapat menyebabkan gangguan tidur, gangguan pencernaan, hingga penurunan sistem imun.
Sementara itu, rasa cemas yang tidak terkendali cenderung lebih banyak berdampak langsung pada sisi emosional.
Kecemasan berlebihan bisa membuat seseorang terus mengalami overthinking dan kesulitan menikmati hidup karena dihantui kekhawatiran.
Pada dasarnya, stres dan cemas adalah kondisi yang tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena bisa mengganggu kesehatan mental.
5. Cara mengatasi stres dan rasa cemas
Kebanyakan kasus stres karena penyebab spesifik, seperti deadline pekerjaan, biasanya bisa membaik setelah pemicunya menghilang.
Artinya, stres karena deadline bisa hilang ketika Anda sudah menyelesaikan pekerjaan. Hal serupa juga bisa terjadi jika penyebab kecemasan diketahui secara pasti.
Pada kecemasan ringan yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti, cara-cara sederhana berupa olahraga, bercerita pada orang lain, atau melakukan hobi mungkin juga bisa meredakannya.
Namun, sebaiknya kunjungi dokter atau psikolog jika stres maupun rasa cemas tidak kunjung membaik setelah Anda melakukan perawatan rumahan.
Perasaan cemas dan gangguan kecemasan adalah hal yang berbeda. Jika cemas bisa membaik melalui perawatan rumahan, gangguan kecemasan mungkin perlu ditangani dengan psikoterapi.
Setiap orang bisa menerima metode perawatan stres atau gangguan kecemasan yang berbeda, sesuai tingkat keparahan dan pemicunya.
Saat mendapatkan perawatan, jangan malu untuk bercerita tentang segala emosi negatif yang Anda alami. Pasalnya, kesadaran dan kemauan adalah kunci dalam upaya penyembuhan gangguan mental.
Kesimpulan
- Perbedaan utama stres dan cemas ada pada penyebabnya. Stres umumnya disebabkan oleh faktor eksternal, seperti deadline pekerjaan atau diskriminasi. Sementara cemas biasanya muncul karena pikiran dari dalam diri, bahkan ketika tidak ada situasi yang mengancam.
- Gejala stres dan cemas sebenarnya cukup mirip. Hanya saja, gejala cemas biasanya berlangsung lebih lama, berbeda dengan gejala stres yang bisa membaik ketika pemicunya hilang.
- Pada umumnya, stres bisa membaik dengan sendirinya ketika pemicunya hilang. Sementara itu, kecemasan, khususnya yang berkepanjangan mungkin membutuhkan bantuan psikolog.
- Meski keduanya berbeda, sebaiknya kunjungi psikolog jika stres atau kecemasan sudah mengganggu aktivitas harian Anda.