Pernahkah Anda sengaja mendengarkan musik demi mendapat ketenangan atau semangat dalam mengerjakan sesuatu? Rupanya, musik memang bisa menjadi salah satu media terapi untuk memperbaiki kondisi mental.
Lantas, apa bedanya mendengarkan musik seperti biasa dengan terapi musik yang dilakukan oleh ahli kesehatan mental? Bagaimana cara melakukan terapi ini? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Apa itu terapi musik dalam psikologi?
Terapi musik adalah metode terapi menggunakan musik atau unsur-unsur di dalamnya untuk memperbaiki suasana hati sehingga Anda memiliki kesehatan mental yang lebih baik.
Tidak selalu menyanyi atau mendengarkan musik, metode terapi ini bisa dilakukan dengan membahas musik, menulis lirik lagu, atau memainkan alat musik.
Berdasarkan metode pendekatannya, Drury University membedakan therapy music menjadi empat jenis seperti berikut.
1. Terapi musik komposisi
Pasien dan terapis akan bekerja sama untuk membuat musik, baik itu dari sisi instrumen, lirik, maupun vokal.
Jenis terapi ini biasanya disarankan bagi pasien yang sedang kehilangan rasa percaya diri. Ajakan kerja sama ditujukan untuk meningkatkan hal tersebut.
2. Terapi musik improvisasi
Terapis akan mendorong pasien untuk menyanyi atau memainkan alat musik yang sesuai dengan pikiran bawah sadarnya.
Dari musik itulah terapis akan menafsirkan suasana hati pasiennya. Cara ini cocok untuk pasien yang kesulitan menceritakan apa yang dirasakannya secara langsung.
3. Terapi musik reseptif
Alih-alih menciptakan musik, metode reseptif akan mengajak pasien untuk mendengarkan musik yang dibuat atau diputar oleh terapis.
Setelah itu, pasien bisa mengekspresikan pikirannya dari musik yang didengar melalui kata-kata atau bahkan tarian.
Jika kesulitan, terapis akan mengajak pasien untuk mendiskusikannya bersama. Metode ini dinilai bisa membantu pasien yang memiliki masalah ingatan.
4. Terapi musik rekreatif
Pasien akan mengulangi atau menciptakan kembali musik yang dimainkan oleh terapis. Pasien dapat menyanyikan liriknya atau menciptakan instrumennya.
Jenis terapi ini dinilai cocok untuk meningkatkan keterampilan motorik bagi pasien yang mengalami masalah perkembangan.
Hal tersebut membuat metode rekreatif cocok bagi anak-anak dan seseorang dengan demensia.
Anda tidak membutuhkan bakat musik untuk menjalaninya, sebab Anda akan didampingi oleh terapis yang berpengalaman dalam bidangnya.
Manfaat terapi musik
Secara umum, tujuan utama terapi musik adalah memperbaiki suasana hati sehingga Anda bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Meski begitu, perlu diingat bahwa setiap orang bisa merasakan manfaat yang berbeda karena alasan mereka membutuhkan terapi pun tidak selalu sama. Berikut adalah beberapa manfaat tersebut.
- Meningkatkan kemampuan komunikasi, termasuk tentang penggunaan gestur.
- Meningkatkan kemampuan sosial, seperti melakukan kontak mata dan memulai interaksi.
- Membantu meningkatkan keterampilan sensorik.
- Meningkatkan keterampilan fisik terkait kontrol dan gerakan motorik.
- Meningkatkan keterampilan kognitif.
- Mengurangi gangguan fisik terkait stres, seperti migrain, lesu, dan otot tegang.
- Membantu mengelola emosi.
Kapan Anda harus menjalani terapi musik?
Menurut laman Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa kondisi yang biasanya membuat seseorang membutuhkan music therapy.
- Demensia.
- Cedera otak traumatis.
- Stroke.
- Penyakit Parkinson.
- Kanker.
- Gangguan spektrum autisme.
- Gangguan suasana hati.
- Gangguan kecemasan.
- Disabilitas intelektual.
- Disabilitas perkembangan.
- Nyeri akut atau kronis.
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Music therapy umumnya digunakan sebagai pengobatan komplementer. Artinya, Anda tetap harus melakukan perawatan lain sesuai kondisi kesehatan yang mendasari.
Prosedur terapi musik
Seperti yang disebutkan di atas, music therapy bisa dilakukan dengan beberapa metode. Pelaksanaannya pun akan disesuaikan dengan kondisi setiap pasien.
Oleh karena itu, pada pertemuan pertama, terapis mungkin mengajak Anda untuk membicarakan segala hal yang berkaitan dengan musik, seperti bernyanyi, menulis lirik, memainkan alat musik, atau sekedar membicarakan musik.
Cara tersebut dilakukan untuk mengetahui metode mana yang paling cocok dengan kondisi Anda.
Biasanya, satu sesi terapi berlangsung selama 30–50 menit. Setiap pasien bisa menerima jumlah sesi terapi yang berbeda sesuai dengan kondisinya.
Demi mendapatkan hasil perawatan terbaik, ikutilah jadwal terapi yang sudah direncanakan.
Kesimpulan
- Music therapy untuk memperbaiki suasana hati dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu komposisi, improvisasi, reseptif, dan rekreatif.
- Terapi ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, bersosialisasi, keterampilan kognitif, dan mengelola emosi.
- Beberapa kondisi yang membuat seseorang menjalani terapi ini adalah demensia, gangguan suasana hati, nyeri akut, hingga gangguan spektrum autisme. Akan tetapi, music therapy hanya digunakan sebagai pengobatan komplementer.