backup og meta

Tantrum pada Orang Dewasa, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tantrum pada Orang Dewasa, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Meski biasanya terjadi pada anak-anak, tantrum atau ledakan emosi yang disertai amukan juga bisa dilakukan oleh orang dewasa. Lantas, bagaimana tantrum pada orang dewasa bisa terjadi? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu tantrum pada orang dewasa?

Tantrum adalah ledakan emosi yang terjadi karena ketidakmampuan mengungkapkan keinginan atau kebutuhan dengan kata-kata yang biasanya dilakukan oleh anak-anak.

Umumnya, tantrum pada anak-anak ditandai dengan menangis, menjerit, berteriak, atau membangkang. Hal yang sama mungkin terjadi pada orang dewasa. 

Tantrum pada orang dewasa terjadi ketika seseorang kehilangan kendali diri secara emosional. 

Pada akhirnya, mereka akan meluapkan perasaan dengan cara yang tidak terkendali, misalnya melalui tindakan kekerasan dan merusak barang di sekitarnya.

Perilaku agresif ini dapat menimbulkan konflik dengan orang lain. Lama-kelamaan, hubungan sosial dan kondisi psikologis orang yang mengalami tantrum bisa terdampak.

Tanda-tanda tantrum pada orang dewasa

Perempuan marah berlatar merah muda

Tantrum pada orang dewasa pada umumnya merupakan hasil dari emosi yang tidak terkendali.

Tindakan yang dilakukan ini bisa dalam bentuk verbal, fisik, atau keduanya. Orang yang tantrum mungkin akan berteriak, memaki, membanting pintu, menendang, atau melempar benda.

Meski begitu, tindakan yang dilakukan bisa bervariasi antarindividu. Tanda-tanda tantrum pada orang dewasa dapat dibedakan dalam dua jenis sebagai berikut.

1. Si pendiam

Ledakan emosi dalam hal ini tidak diungkapkan secara lisan. Mereka cenderung bersikap pasif-agresif atau menyampaikan kemarahannya secara tersirat alias tidak langsung.

Dalam hal ini, mereka mungkin akan menolak untuk berbicara atau mendengarkan perkataan orang lain. 

2. Si tukang oceh

Perilaku ini ditandai dengan mengomel, membentak, dan menghina orang lain. Tangisan marah, erangan, dan gertakan mungkin juga mereka lakukan.

Terkadang, mereka akan mulai melempar dan merusak barang di sekitarnya. Mereka bahkan dapat mengancam dengan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik.

Tanda-tanda umum munculnya tantrum

  • Munculnya agitasi yang ditandai dengan perasaan gelisah dan lekas marah.
  • Berjalan mondar-mandir dengan cepat.
  • Gerakan tangan dan kepala yang agresif.
  • Wajah terlihat tegang dengan tangan mengepal.
  • Berbicara lebih cepat dari biasanya.

Penyebab tantrum pada orang dewasa

Tidak hanya karena sulit mengontrol emosi, tantrum pada orang dewasa kebanyakan terkait dengan kondisi kesehatan mental. Berikut ini penjelasannya.

1. Kesulitan mengontrol emosi

cara mengendalikan emosi

Sangatlah wajar bila Anda merasa marah atau sedih bila sesuatu tidak berjalan sesuai harapan. Namun, tidak semua orang bisa mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat.

Kesulitan mengontrol emosi bisa menyebabkan perilaku agresif. Orang yang sering memendam emosi juga berpeluang mengalami tantrum bila mereka tidak bisa menahannya lagi.

2. Depresi

Meski dikaitkan dengan gangguan suasana hati yang menimbulkan rasa sedih sampai kehilangan minat, depresi juga bisa menyebabkan tantrum pada orang dewasa.

Pengidap depresi umumnya lebih mudah tersinggung dan mudah marah, terutama karena hal-hal kecil. Mereka pun sulit mengontrol respons dari kemarahan tersebut.

3. Gangguan eksplosif intermiten

tiba-tiba marah

Gangguan eksplosif intermiten atau intermittent explosive disorder (IED) dapat diartikan sebagai ledakan kemarahan secara verbal pada situasi yang tidak seharusnya.

Selain amukan secara verbal, pengidap IED bisa saja melempar atau menghancurkan benda serta berpeluang besar melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

4. Autisme

Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan fungsi otak dan saraf serius yang memengaruhi perilaku dan proses berpikir manusia.

Orang dewasa dengan autisme juga mungkin mengalami tantrum. Kondisi ini ditandai dengan menangis, berteriak, melempar, atau menghancurkan barang di sekitarnya.

Tantrum pada orang-orang dengan autisme umumnya disebabkan oleh stres, stimulasi berlebihan dari lingkungan sekitarnya, dan perubahan pada rutinitasnya.

5. Sindrom Tourette

Sindrom Tourette adalah gangguan saraf yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengendalikan gerak-gerik tubuh dan ucapan yang muncul secara tiba-tiba (tics).

Studi dalam jurnal Neuroscience and Biobehavioral Reviews (2020) menunjukkan 20–67% pengidap sindrom Tourette mungkin mengalami ledakan emosi dan amukan.

Cara mengatasi tantrum pada orang dewasa

Tantrum berdampak negatif pada hubungan Anda dengan orang lain, baik itu dengan orangtua, pasangan, maupun rekan kerja.

Orang yang mengalami tantrum dapat kehilangan kepercayaan dari orang lain. Perilaku negatif ini juga membuat mereka sulit mempertahankan hubungan yang sehat dan harmonis

Tak hanya itu, perilaku tantrum juga bisa merusak reputasi, merenggangkan hubungan dengan rekan kerja, dan mengganggu produktivitas Anda di tempat kerja.

Terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi tantrum pada orang dewasa, berikut ini di antaranya.

  • Kenali tanda kemunculannya. Jantung berdetak cepat, tremor, dan dada sesak merupakan beberapa gejala fisik yang bisa Anda perhatikan saat seseorang tantrum.
  • Ketahui pemicunya. Catat segala situasi yang membuat Anda kehilangan kontrol diri di masa lalu, lalu pikirkan cara untuk mengendalikan emosi Anda.
  • Berlatih teknik relaksasi. Melakukan relaksasi, seperti dengan pernapasan dalam dan meditasi, dapat membantu Anda menenangkan diri.
  • Ungkapkan emosi. Cobalah untuk mengungkapkan perasaan secara jujur dan terbuka, tetapi tetap dengan cara yang sopan dan terkontrol.
  • Komunikasi dengan baik. Belajarlah strategi komunikasi yang lebih efektif dan cobalah untuk mengatasi rasa frustrasi dan kegagalan yang mungkin tiba-tiba muncul.
  • Konsultasi dengan profesional. Cobalah mencari bantuan dari psikolog atau psikiater untuk membantu Anda mengelola emosi dan mengatasi kondisi yang mendasari, misalnya melalui terapi perilaku kognitif (CBT).

Tantrum pada orang dewasa tentu berdampak negatif sebab dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain di sekitar Anda.

Oleh sebab itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya dan dan belajar mengatasi tantrum agar Anda bisa membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.

Kesimpulan

  • Tantrum pada orang dewasa terjadi ketika seseorang kehilangan kendali diri secara emosional dan meluapkannya melalui tindakan agresif.
  • Tindakan tersebut bisa dalam bentuk verbal atau fisik, misalnya berteriak, memaki, membanting pintu, menendang, atau melempar benda.
  • Perilaku ini bisa disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari kesulitan mengontrol emosi, depresi, gangguan eksplosif intermiten, autisme, hingga sindrom Tourette.
  • Apabila Anda merasa kesulitan dalam mengendalikan emosi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Temper tantrums. (2021). MedlinePlus. Retrieved April 11, 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/001922.htm

Adult temper tantrums: The signs and what to do. (2021). South African College of Applied Psychology. Retrieved April 11, 2023, from https://www.sacap.edu.za/blog/applied-psychology/adult-temper-tantrums/

What is depression? (2020). American Psychiatric Association. Retrieved April 11, 2023, from https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression

Intermittent explosive disorder. (2018). Mayo Clinic. Retrieved April 11, 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intermittent-explosive-disorder/symptoms-causes/syc-20373921

Beauchamp-Châtel, A., Courchesne, V., D’Arc, B. F., & Mottron, L. (2019). Are tantrums in autism distinct from those of other childhood conditions? A comparative prevalence and naturalistic study. Research In Autism Spectrum Disorders, 62, 66-74. https://doi.org/10.1016/j.rasd.2019.03.003

Conte, G., Valente, F., Fioriello, F., & Cardona, F. (2020). Rage attacks in Tourette Syndrome and Chronic Tic Disorder: a systematic review. Neuroscience and biobehavioral reviews, 119, 21–36. https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2020.09.019

Versi Terbaru

02/05/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

3 Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Pasangan Diam Saat Marah

Suka Memendam Emosi? Ini Dampak Negatifnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan