Pernahkah Anda menemukan teman yang haus akan pengakuan dan merasa sedih bila tidak mendapatkannya? Bisa jadi ini salah satu tanda dari star syndrome.
Lantas, apakah kondisi ini termasuk gangguan mental? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak jawabannya dalam pembahasan berikut ini!
Apa itu star syndrome?
Star syndrome adalah istilah untuk menggambarkan sikap dan perilaku seseorang yang merasa bahwa dirinya sudah sempurna dan lebih baik dari yang lain.
Orang-orang dengan kondisi ini biasanya menganggap diri mereka layaknya “bintang” yang jadi pusat perhatian bagi khalayak ramai.
Mereka pun bisa menunjukkan sikap yang tidak wajar, contohnya tidak mau menerima kritik, merasa paling hebat, dan tidak mau kalah dari orang lain.
Orang-orang dengan star syndrome juga akan merasa tidak bahagia dan kecewa ketika tidak menerima kekaguman khusus, padahal mereka yakin pantas mendapatkannya.
Beberapa peneliti menganggap kondisi ini berhubungan dengan gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder (NPD).
Salah satu jenis gangguan kepribadian ini membuat seseorang merasa bahwa dirinya lebih penting atau tinggi dibandingkan dengan orang lain.
Penyebab gangguan ini belum diketahui pasti. Namun, menurut Mayo Clinic, para ahli meyakini faktor pola asuh overprotektif, genetik, dan neurobiologis berperan dalam perkembangannya.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Meski sebagian anak mungkin menunjukkan cici-ciri narsisme, mungkin ini hanya sifat bawaan dari usianya dan tidak akan berkembang menjadi gangguan kepribadian.
Ciri-ciri orang dengan star syndrome
Kebutuhan mendalam akan perhatian dan kekaguman yang berlebihan ini membuat pengidap star syndrome sulit mengembangkan empati terhadap orang-orang di sekitarnya.
Terkadang, kondisi ini bahkan bisa mengganggu keharmonisan hubungan individu yang mengalaminya.
Tanda dan gejala dari gangguan kepribadian ini amat bervariasi. Berikut ini adalah ciri-ciri umum yang mungkin ditunjukkan oleh orang-orang dengan star syndrome.
- Bersikap egois atau lebih mementingkan diri sendiri secara berlebihan.
- Merasa berhak untuk menerima kekaguman yang berlebihan dari orang lain.
- Berharap diakui sebagai bintang, bahkan tanpa pencapaian apa pun.
- Melebih-lebihkan prestasi dan bakat.
- Selalu disibukkan dengan fantasi tentang kesuksesan, prestasi cemerlang, kecantikan, atau kehidupan yang sempurna.
- Merasa diri paling hebat, lebih unggul dari yang lain, dan hanya dapat bergaul dengan orang yang dianggap setara dengannya.
- Memandang rendah penampilan atau kemampuan orang lain.
- Cenderung manipulatif atau memanfaatkan orang lain untuk mencapai keinginannya.
- Tidak mampu mengenali kebutuhan dan perasaan orang lain.
- Memercayai bahwa orang lain merasa iri dengan kesempurnaan dirinya.
- Berperilaku angkuh dan merasa paling benar.
- Tidak sabar atau mudah marah saat tidak menerima perlakuan khusus.
- Kesulitan saat mengatur emosi dan beradaptasi dengan perubahan di sekitarnya.
- Merasa sangat tertekan dan sering murung bila sedang merasa tidak sempurna.