Sehat tidak hanya sebatas fisik, tapi juga mental. Sayangnya, banyak hal yang tak disadari bisa membuat kesehatan mental terganggu termasuk kerja di kantor. Telusuri ragam masalah mental pada pekerja kantor di sini.
Kenapa pekerja kantor rentan dengan masalah mental?
Terkadang, pekerjaan yang datang bertubi-tubi mengharuskan Anda lembur. Hal ini saja sudah bisa membuat Anda tertekan, karena waktu Anda habis terkuras di kantor.
Belum lagi jika pekerjaan tersebut membutuhkan keahlian dan kemampuan khusus yang membuat Anda harus berpikir keras.
Kondisi seperti itu mudah membuat pekerja merasa frustasi. Ditambah lagi dengan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan keinginan, yang semakin memicu masalah mental pada pekerja kantoran.
Meski begitu, memang ada beberapa orang yang lebih rentan terkena masalah mental karena memiliki faktor genetik tertentu.
Ya, orang yang memiliki anggota keluarga dengan masalah mental, memiliki risiko lebih besar terkena masalah mental serupa.
Masalah mental pada pekerja kantor yang kerap terjadi
Ada banyak penyakit mental yang terjadi dan dapat menyerang siapa saja, baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Namun, hanya beberapa masalah mental pada pekerja kantor yang lebih mungkin terjadi. Berikut daftarnya.
1. Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang merasa sedih, kehilangan minat, dan semangat.
Penyebabnya yakni perubahan hormon seperti saat hamil atau menopause, genetik, dan perubahan proses kimia otak yang memengaruhi kestabilan suasana hati.
Jika dikaitkan dengan lingkungan pekerjaan, kemungkinan besar stres berkepanjangan adalah penyebabnya.
Orang yang mengalami depresi, biasanya akan menunjukkan tanda dan gejala di bawah ini.
- Merasa sedih, kosong, tidak punya harapan, dan menangis tanpa sebab.
- Marah tanpa kendali, sensitif, mudah cemas, dan merasa frustasi pada masalah kecil.
- Hilang minat pada rutinitas, seperti seks, hobi, atau olahraga.
- Insomnia atau tidur berlebihan.
- Sangat mudah lelah, tidak nafsu makan dan tidak pernah cukup untuk istirahat.
- Merasakan gejala fisik seperti nyeri punggung dan sakit kepala.
- Sulit fokus, mengingat sesuatu, dan membuat keputusan.
- Sering kali berpikir mengenai kematian dan melakukan percobaan bunuh diri.
2. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar merupakan gangguan suasana hati ekstrem, dari depresi menjadi mania. Penyebabnya yaitu faktor genetik atau perubahan proses kimia otak yang memengaruhi kestabilan suasana hati.
Namun, lingkungan kerja yang mengharuskan seseorang terus berpikir kreatif juga dapat meningkatkan risiko gangguan bipolar.
Episode depresi pada gangguan bipolar sama dengan gejala depresi pada umumnya seperti merasa sedih, hampa, dan tidak ada minat untuk beraktivitas.
Sementara episode mania akan ditunjukkan dengan perilaku impulsif berlebihan, sangat aktif hingga tidak merasa butuh istirahat, dan buruk dalam mengambil keputusan sehingga dapat melakukan tindakan berbahaya.