Kematian adalah sebuah proses alami yang akan terjadi pada siapa pun. Sayangnya, di berbagai budaya kematian dianggap sebagai topik yang tabu dan tidak seharusnya dibahas. Apalagi ketika orang terdekat atau Anda sendiri sedang menghadapi penyakit kronis dengan harapan hidup kecil.
Padahal, sama seperti ketika Anda lahir ke dunia, kematian juga harus dipersiapkan sebaik mungkin. Tujuannya agar proses mendekati ajal jadi lancar, penuh cinta kasih, dan nyaman bagi orang yang hendak berpulang serta yang ditinggalkan.
Kematian juga harus dipersiapkan sebaik mungkin
Banyak yang lupa bahwa salah satu hal terpenting dalam hidup ini sebenarnya bukan diukur dari berapa lamanya Anda memijakkan kaki di bumi ini. Melainkan seberapa dalam kualitas hidup Anda, contohnya relasi yang hangat dengan keluarga dan sahabat.
Dengan menerima kenyataan bahwa kematian adalah proses yang normal dalam hidup, Anda jadi punya kesempatan untuk menikmati momen-momen paling berarti buat Anda.
Menyiapkan diri untuk menghadapi saat-saat terakhir Anda memang berat rasanya. Namun, dengan itu Anda akan merasa lebih ikhlas, tenang, dan bebas dari penyesalan. Anda tidak tahu kapan saatnya akan tiba. Anda mungkin masih punya dua puluh tahun lagi atau hanya dua bulan. Karena itu selagi punya kesempatan, sebaiknya manfaatkan sebaik mungkin.
Persiapan penting sebelum mendekati ajal
Sebagian orang begitu disibukkan dengan persiapan-persiapan teknis. Misalnya surat-surat hukum soal warisan, urusan asuransi, atau rencana pemakaman. Padahal, lima hal di bawah ini tak kalah penting untuk dipersiapkan ketika mendekati ajal.
1. Minta maaf
Baik disadari atau tidak, semua orang pasti pernah membuat kesalahan atau menyakiti orang tercinta. Maka ketika Anda mendekati ajal, Anda juga perlu “mengobati” luka batin karena kesalahan tersebut.
Meminta maaf bukan hal yang mudah. Terutama kalau di dalam hati kecil, Anda masih punya keinginan untuk membela diri. Akan tetapi, langkah pertama ini begitu penting dilakukan agar beban-beban negatif dalam hidup Anda terangkat.
2. Memaafkan kesalahan orang lain dan diri sendiri
Setelah Anda membesarkan hati untuk meminta maaf, langkah selanjutnya yaitu memaafkan orang lain. Hal ini tak lebih mudah dari minta maaf pada orang lain. Apalagi kalau orang yang pernah melukai Anda tidak terlihat menyesal atau belum berubah.
Namun, memaafkan orang lain adalah tindakan penuh keberanian. Memaafkan dapat membuat Anda merasa jauh lebih berdaya menghadapi saat-saat terakhir. Bukan berarti Anda membenarkan kesalahan yang telah dibuat orang lain. Maksud dari memaafkan yaitu membangun lagi relasi tersebut dari sebuah awal yang baru.
Jangan lupa, Anda juga wajib memaafkan diri sendiri. Misalnya Anda punya penyesalan atau kesalahan yang masih terus menghantui pikiran. Ingat, setiap orang pasti punya kelemahan. Saat ini lebih baik fokus pada hal-hal yang menjadi kekuatan Anda.
3. Mengucapkan terima kasih
Orang-orang tercinta mungkin sudah tahu bahwa Anda sangat menghargai kehadiran dan dukungan mereka. Namun, Anda perlu menyampaikan rasa terima kasih langsung dari hati Anda. Yakinkan keluarga dan sahabat bahwa bantuan dan doa mereka begitu terasa dalam hidup Anda.
Masalahnya, kadang orang-orang tercinta masih diliputi rasa bersalah. Hal ini wajar, manusia memang punya naluri untuk melindungi orang yang dicintai. Sedangkan penyakit kronis atau kematian berada di luar kendali mereka. Maka, mereka sebenarnya sudah melakukan segala cara yang bisa dilakukan untuk melindungi dan membantu Anda.
Sampaikan hal ini pada orang-orang tercinta sambil mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya. Saat-saat kritis yang Anda alami tentu juga terasa begitu berat bagi orang-orang di sekitar Anda.