Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah obsessive-compulsive disorder atau OCD, tetapi pernahkah Anda mendengar tentang OCPD? Meski sama-sama berpengaruh pada cara seseorang berperilaku, OCD dan OCPD adalah dua hal yang berbeda. Lantas, apa yang membuat OCD vs OCPD? Berikut penjelasannya.
OCD vs OCPD, apa bedanya?
Obsessive-compulsive disorder atau OCD membuat seseorang memiliki pikiran yang tidak diinginkan (obsesi). Jika tidak dilakukan, obsesi ini akan menimbulkan kecemasan.
Untuk mengurangi kecemasan tersebut, ia akan terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang. Ini disebut perilaku kompulsif.
Seseorang dengan OCD biasanya menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah dan membutuhkan bantuan profesional.
Pasalnya, gangguan ini sering kali membuat mereka menghabiskan banyak waktu untuk melakukan satu hal secara berulang.
Sementara itu, obsessive-compulsive personality disorder (OCPD) adalah gangguan yang membuat seseorang sangat terobsesi pada kesempurnaan.
Seseorang dengan kondisi ini cenderung merasa paling benar dan sangat sulit berkompromi dengan orang lain.
Meski sama-sama termasuk sebagai gangguan kepribadian, laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa seseorang dengan OCPD biasanya tidak menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuan profesional.
Apa saja perbedaan OCD dan OCPD?
Selain dari segi definisi seperti yang disebutkan di atas, berikut adalah perbedaan lain dari OCD dan OCPD.
Dengan memahami perbedaan keduanya, Anda bisa mengetahui cara tepat dalam menghadapi atau mengatasinya.
1. Gejala OCD vs OCPD
Sesuai penjelasan di atas, gejala utama dari OCD adalah melakukan perilaku berulang yang sebenarnya tidak diinginkan. Pasalnya, Anda sadar bahwa perilaku tersebut seharusnya tidak perlu dilakukan.
Contohnya, memeriksa kunci pintu berulang sampai Anda terlambat dalam sebuah janji temu. Jika tidak melakukannya, Anda akan merasakan kegelisahan berlebih dan pikiran tersebut tidak akan menghilang.
Sementara itu, gejala utama OCPD adalah terobsesi pada keteraturan, kesempurnaan, dan kesulitan untuk menunjukkan fleksibilitas.
Pada beberapa aspek, menjadi perfeksionis memang tidak merugikan. Namun, OCPD justru lebih banyak memberikan kerugian. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku OCPD.
- Tidak mau memercayakan pekerjaan ke orang lain, kecuali mereka mau mengikuti standar kerjanya dengan sama persis.
- Punya dedikasi berlebihan pada pekerjaan tanpa alasan tertentu sehingga hubungannya dengan orang di sekitar terabaikan.
- Terlalu terpaku pada hal-hal detail yang kecil sehingga tujuan utama sering kali terabaikan.
Seseorang dengan OCD terbilang cukup mudah dikenal karena mereka memiliki gejala yang khas.
Sementara itu, pengidap OCPD cenderung lebih sulit disadari karena gejala mereka tampak menyatu dengan kepribadian atau personality. Inilah salah satu alasan mengapa keduanya dibedakan dengan kata personality.