backup og meta

5 Mitos Keliru Tentang Orang Introvert

5 Mitos Keliru Tentang Orang Introvert

Meskipun sepertiga dari total populasi dunia adalah orang introvert, introversi mungkin menjadi salah satu karakteristik kepribadian yang paling sering mengundang kesalahpahaman.

Orang introvert sering kali dicap sebagai penyendiri, canggung, membenci keramaian dan orang banyak, hingga disebut sebagai “ansos“. Masalah ini berasal dari perbedaan yang terlalu sederhana namun kontras antara ekstroversi dan introversi, menimbulkan stigma bagi keduanya.

“Padahal, perbedaan antar dua karakteristik kepribadian ini jauh lebih kompleks daripada hanya sekadar si pemalu dan si eksis,’ menurut Sophia Dembling, penulis The Introvert’s Way: Living a Quiet Life in a Noisy World, dilansir dari The Huffington Post.

Perbedaan antar orang introvert dan ekstrovert mengakar pada psikologi Jung, yang memandang orang ekstrovert sebagai orang-orang yang secara alami berorientasi pada dunia luar, sedangkan orang introvert lebih memfokuskan orientasi ke dalam diri.

Mungkin, deskripsi yang paling sesuai untuk menjelaskan tentang introversi berangkat dari gagasan Jung bahwa orang-orang introvert mendapatkan energi mereka dari stimulasi dalam, dari kesendirian dan ketenangan batin, dan bukan dari dorongan faktor luar. Sedangkan, orang-orang ekstrovert mendapatkan energi dari situasi sosial lewat interaksi dengan orang banyak.

Di bawah ini adalah 5 asumsi keliru seputar orang introvert — beserta alasannya yang mendukungnya.

1. Semua orang introvert adalah pemalu — dan semua pemalu adalah introvert

Salah. Kita sering kali dibuat bingung dengan istilah ‘pemalu’ dan ‘introvert’ yang umum digunakan secara bergantian — namun pada kenyataannya, dua sifat ini sama sekali berbeda.

Pemalu adalah perilaku, karakteristik psikologis yang didapat dari proses belajar; ketakutan akan penilaian negatif, pengaruh dari rasa ketidaknyamanan dan kegugupan di situasi sosial yang mengharuskan keterlibatan dalam interaksi. Sedangkan introversi adalah ciri psikologis bawaan; seseorang yang memilih ketenangan dan stimulasi lingkungan yang minimal.

Ada banyak ekstrovert yang pemalu dan introvert yang percaya diri. Banyak introvert sebenarnya bukan pemalu; mereka mungkin merasa percaya diri dan mudah bergaul dengan orang sekitar, namun sederhananya, mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu menyendiri untuk menyeimbangkan energi yang terpakai selama interaksi.

Sama halnya dengan ekstrovert pemalu, mereka nyaman dan mudah bergaul dengan orang banyak, namun mungkin agak sedikit menarik diri dan tidak nyaman dalam kelompok.

Introversi adalah motivasi; seberapa banyak Anda ingin dan butuh untuk terlibat dalam suatu interaksi sosial tertentu.

2. Introvert adalah orang-orang ‘ansos’ yang sombong

Walaupun pada umumnya orang introvert butuh — dan menikmati — kesendirian lebih dari orang-orang yang ekstrovert, asumsi bahwa orang introvert adalah orang-orang yang ‘ansos’ atau antisosial adalah tidak benar sama sekali. Mereka hanya menikmati interaksi sosial dengan cara yang berbeda dari orang kebanyakan.

Banyak label keliru yang ditujukan untuk orang introvert — canggung dan suka menghakimi misalnya — karena mereka cenderung duduk diam sehingga cenderung terlihat sombong atau tidak peduli. Padahal, orang introvert tidak merasa harus berbicara jika memang tidak perlu. Terkadang, mereka lebih suka memperhatikan orang-orang di sekitarnya atau tenggelam dalam pikirannya sendiri. Mungkin, orang lain mengartikan sikap tersebut sebagai orang yang membosankan, padahal menurut orang introvert, aksi observasi dan memperhatikan orang-orang ini termasuk menyenangkan.

Orang introvert cenderung memilih untuk berinteraksi tatap muka dengan satu orang saja di satu waktu. Bukannya sombong atau dingin, introvert pada umumnya menyukai orang lain, tapi lebih menghargai waktu kebersamaan, dan mementingkan kualitas daripada kuantitas hubungan. Ia lebih memilih untuk mencurahkan segala tenaga dan perhatian untuk 1-2 teman yang sangat dekat daripada membuat geng besar atau menambah banyak teman baru yang statusnya hanya kenalan biasa. Mereka adalah pendengar yang baik dan sangat baik dalam menjaga hubungan persahabatan dalam jangka waktu lama.

3. Orang introvert bukan pemimpin yang baik atau pembicara ulung

Bil Gates, Abraham Lincoln, Gandhi, dan masih banyak tokoh penting dunia lainnya termasuk sebagai orang introvert. Banyak orang introvert yang menikmati dan bekerja sangat baik saat memimpin orang lain, berbicara di depan umum, dan menjadi pusat perhatian.

Saat menjadi pembicara umum, seorang introvert memfokuskan diri pada persiapan penuh dan memikirkan segala aspek hingga mendetail sebelum mulai melakukannya, menjadikan mereka pembicara yang baik dan elokuen.

Lebih lanjut, sebuah studi tahun 2012 oleh Corinne Bendersky dan Neha Shah yang diterbitkan dalam jurnal Academy of Management, orang-orang introvert bekerja dengan sangat baik dalam proyek grup.

Kemampuan sosial dan introversi sebenarnya tidak saling berkaitan. Karakteristik introversi seseorang sebenarnya bisa memberikan kontribusi terhadap kesuksesan, karena orang-orang introvert biasanya lebih teliti dan teratur dalam melakukan penelitian, membaca, merencanakan sesuatu, dan tugas-tugas lainnya yang membutuhkan konsentrasi dan ketenangan.

4. Orang introvert lebih cerdas atau kreatif daripada ekstrovert

Banyak pekerja seni maupun ilmuwan dunia  — Albert Einstein, Marcel Proust, dan Charles Darwin, misalnya — diperkirakan sebagai orang-orang yang introvert. Menurut Jonathan Rauch, penulis dari The Atlantic, introvert dianggap sebagai kelompok orang yang “lebih pintar, bercermin pada diri sendiri, lebih mandiri, kepala dan hatinya lebih seimbang, beradab, dan lebih sensitif’. Namun pada kenyataannya, penting untuk dipahami bahwa karakteristik introvert yang Anda miliki tidak otomatis membuat Anda lebih cerdas atau inovatif dari lahir. Untuk mencapai hal tersebut, tetap diperlukan tenaga dan usaha yang gigih.

Tidak menutup kemungkinan bahwa banyak orang ekstrovert di luar sana yang sangat cerdas dan kreatif; biasanya, ide-ide cemerlang terjadi saat seseorang berada di zona personal dan dalam pola pikir yang lebih reflektif, atau pola pikir layaknya orang-orang introvert.

Tanpa orang-orang ekstrovert dan introvert, tidak ada satu hal pun yang bisa menjadi nyata. Dis satu sisi, ada kelompok orang yang memikirkan segala detail dan di sisi lainnya ada sekelompok orang yang rela dan memiliki kemampuan untuk menjadikan pemikiran tersebut menjadi kenyataan.

5. Sifat introvert bisa disembuhkan

Jika Anda seorang introvert, Anda mungkin sudah biasa merasa tidak dimengerti oleh orang lain dan segala tindak-tanduk Anda sering disalahpahami. Anak introvert seringkali menerima kritikan dari sekitarnya untuk lebih aktif dan bicara lebih banyak di sekolah, atau coba untuk berbaur dengan teman sebaya lainnya.

Tidak seperti sifat pemalu dan antisosial, yang merupakan karakteristik psikologis yang dipengaruhi faktor luar, introversi adalah kondisi biologis yang disebabkan oleh over-sensitivitas terhadap dopamin; artinya, saat orang introvert terlalu banyak menerima rangsangan dari luar seperti misalnya bersosialisasi, tenaga mereka (fisik dan mental) akan terkuras.

Anda tidak bisa mengubah karakteristik di Anda yang satu ini, layaknya memperbaiki berat badan atau potongan rambut. Sejumlah hal ini adalah unsur intrinsik diri Anda.

BACA JUGA:

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

9 myths about introverts that just aren’t true http://metro.co.uk/2014/02/03/9-myths-about-introverts-that-just-arent-true-4265736/#ixzz49jz9sRo8

6 Myths About Introvert To Stop Believing http://www.huffingtonpost.com/2015/09/01/introvert-myths_n_3569058.html

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Ajeng Quamila

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengenal Efek Doomscrolling dan Cara Menghentikannya

3 Manfaat Self-Improvement dan Cara Menerapkannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan