backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Main Character Syndrome, Saat Anda Merasa Jadi Pusat Dunia

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 01/03/2024

Main Character Syndrome, Saat Anda Merasa Jadi Pusat Dunia

Saat menonton film, Anda mungkin menyadari bahwa alur ceritanya hanya berfokus pada satu atau sekelompok tokoh utama. Anda tentu tidak bisa berpikir serupa di dunia nyata, tetapi ternyata ada segelintir orang yang merasa bahwa dirinyalah pusat dunia. Fenomena ini dikenal sebagai main character syndrome.

Kondisi ini membuat seseorang merasa bahwa kehadiran orang lain hanyalah untuk melengkapi hidupnya tanpa punya tujuan sendiri. Apa penyebabnya? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.

Apa itu main character syndrome?

Main character syndrome adalah kondisi ketika seseorang menganggap dirinya sebagai karakter utama di dalam kehidupannya.

Pemikiran ini membuat seseorang merasa bahwa ia selalu menjadi orang yang paling penting dalam setiap keadaan.

Sindrom karakter utama juga membuat seseorang berpikir bahwa orang lain datang ke dalam hidupnya sebagai karakter pendamping.

Dengan begitu, tidak jarang kondisi ini membuat seseorang bertindak semaunya sesuai narasi di dalam pikirannya.

Sejauh ini, main character syndrome tidak termasuk sebagai kondisi medis. Jika dilihat bagaimana istilah ini digunakan di media sosial, sindrom karakter utama mengacu pada sifat narsistik dan egois.

Sindrom karakter utama sebenarnya tidak selalu berdampak buruk selama Anda tetap memperhatikan kebutuhan orang lain.

Bahkan, beranggapan bahwa diri Anda memiliki peran yang penting di dalam kehidupan ini bisa membuat Anda berusaha melakukan yang terbaik sekaligus tidak takut keluar dari zona nyaman.

Ciri-ciri main character syndrome

orang narsis

Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa ciri utama dari main character syndrome adalah kecenderungan seseorang tidak pernah tampil sebagai diri sendiri.

Ketika bertemu orang lain, ia akan berusaha melebihi energi orang tersebut supaya tetap menjadi pemeran utama.

Selain itu, berikut adalah tanda lain dari seseorang dengan sindrom karakter utama.

  • Mudah marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.
  • Sering merasa ada kamera yang mengawasinya sehingga tidak bertindak apa adanya.
  • Selalu berusaha mencari validasi atas setiap hal yang ia lakukan.
  • Sulit berempati pada orang lain. Ketika mendengar temannya bercerita, ia akan menceritakan hal serupa sehingga pembicaraan kembali terfokus padanya.
  • Sulit menerima kritik karena merasa apa yang ia lakukan sudah sesuai dengan narasi di dalam pikirannya.

Seseorang dengan sindrom karakter utama sering kali tidak menyadari bahwa perilakunya cukup menyebalkan.

Jika Anda merasa memiliki ciri-ciri di atas, mungkin inilah saatnya untuk mendengarkan masukan dari orang-orang terdekat.

Penyebab main character syndrome

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab main character syndrome. Namun, gangguan kepribadian narsistik merupakan salah satu kondisi yang berhubungan kuat dengan fenomena ini.

Perbedaan narsisme dengan sindrom karakter utama adalah tingkat stabilitasnya.

Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik akan menunjukkan gejalanya hampir setiap waktu. Sementara itu, sindrom karakter utama biasanya hanya muncul pada saat-saat tertentu.

Beberapa kondisi yang kerap membuat seseorang menjadikan dirinya sebagai karakter utama adalah ketika ia cemas, merasa tidak nyaman, atau bahkan rendah diri.

Pemikiran ini memang kerap digunakan untuk menangani kondisi tersebut. Ditambah lagi, sindrom karakter utama sering kali diperburuk dengan penggunaan media sosial yang berlebihan.

Secara tidak sadar, seseorang suka membanding-bandingkan diri sendiri dengan apa yang ia lihat pada media sosial.

Penggunaan media sosial yang berlebihan juga cenderung meningkatkan narsisme dan keinginan seseorang mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Cara mengatasi main character syndrome

Seperti yang disebutkan di atas, main character syndrome sebenarnya tidak selalu berdampak buruk karena pemikiran ini bisa dikendalikan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan supaya sindrom karakter utama tidak mengganggu hubungan Anda dengan orang lain.

  • Tahu kapan harus berperan sebagai “karakter pendukung”. Saat datang ke pesta ulang tahun atau pernikahan, misalnya, jangan berusaha menjadi pusat perhatian.
  • Tumbuhkan empati dengan menyadari bahwa setiap orang punya kehidupannya masing-masing sehingga tidak bisa selalu fokus pada Anda.
  • Belajar menerima masukan dari orang lain, terlebih jika sudah beberapa orang memberitahukan hal serupa.
  • Sadari perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Dengan begitu, Anda bisa menerima bahwa tidak apa-apa jika keinginan Anda tidak terwujud.

Jika pikiran menjadi karakter utama sudah mengganggu hubungan Anda dengan orang lain, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahlinya, misalnya psikolog.

Kesimpulan

  • Main character syndrome adalah pemikiran yang membuat seseorang merasa lebih penting dari orang lain pada setiap kesempatan.
  • Sindrom karakter utama ditandai dengan perasaan mudah marah saat keinginannya tidak terwujud, selalu berusaha mencari validasi, sulit berempati, dan sulit menerima kritik.
  • Dapat diatasi dengan tahu diri kapan harus menjadi “karakter pendukung”, menumbuhkan berempati, dan belajar menerima masukan.
  • Sindrom karakter utama erat kaitannya dengan gangguan kepribadian narsistik.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 01/03/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan