Beberapa tahun terakhir, istilah incel semakin sering digunakan dalam berbagai diskusi daring, terutama ketika ada pembahasan tentang kekerasan berbasis kebencian. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan incel? Bagaimana pemikiran ini memengaruhi kehidupan sehari-hari? Simak ulasan berikut untuk tahu jawabannya.
Apa itu incel?
Involuntary celibate (selibat tak sukarela) atau incel adalah sebutan untuk orang yang kesulitan membangun hubungan romantis atau seksual meskipun menginginkannya,
Mereka merasa bahwa ketidakmampuannya dalam menjalin hubungan romantis atau seksual bukan disebabkan oleh diri sendiri, tetapi karena penolakan lawan jenis serta sistem sosial.
Umumnya, istilah incel merujuk pada pria heteroseksual yang merasa ditolak oleh perempuan. Penolakan ini kemudian berkembang menjadi kebencian yang mendorong timbulnya kekerasan.
Organisasi Anti-Defamation League menyebutkan bahwa incel umumnya dirasakan oleh pria tanpa pasangan yang merasa tidak nyaman dengan statusnya.
Kumpulan pria tersebut merasa bahwa saat ini perempuan terlalu bebas dan selektif sehingga hanya memilih pria dengan keunggulan fisik, ekonomi, hingga status sosial.
Istilah incel itu sendiri sebenarnya dicetuskan oleh seorang perempuan asal Kanada bernama Alana pada 1997.
Ia membuat website Alana’s Involuntary Celibacy Project untuk menampung orang-orang yang merasa kesepian, malu, dan terasingkan karena belum pernah menjalin hubungan romantis atau seksual.
Komunitas daring ini terbuka bagi semua rentang usia, jenis kelamin, dan orientasi seksual. Website tersebut awalnya menjadi tempat diskusi dan berbagi.
Setelah beberapa waktu, Alana meninggalkan proyek ini dan istilah “incel” mulai digunakan lebih luas di internet, terutama di forum-forum anonim.
Istilah tersebut kemudian diadopsi dan disalahgunakan oleh komunitas lain (terutama yang berisi pria heteroseksual) yang menuangkan amarah mereka pada kebencian terhadap perempuan dan masyarakat.
Alana sendiri menyatakan penyesalan terhadap bagaimana istilah yang ia ciptakan dari empati berubah menjadi label penuh kemarahan dan misogini.
Ciri-ciri atau karakteristik incel
Karakteristik utama komunitas incel adalah kebencian pria terhadap perempuan karena merasa bahwa kebebasannya dalam menjalin hubungan romantis sudah direnggut
NYU Libraries mengkategorikan involuntary celibate sebagai manosphere karena memiliki karakter yang sama.
Manosphere adalah komunitas daring berisi sekumpulan pria dengan pandangan misoginis, seperti Men’s Rights Activists (MRA), Pickup Artist (PUA), dan Men Going Their Own Way (MGTOW).
Komunitas ini cenderung memosisikan perempuan sebagai objek semata dan menjadikannya kambing hitam atas perasaan frustrasi dan kesendirian.
Meski berawal dari komunitas daring, kasus kekerasan terhadap perempuan yang didasari pada kebencian berdasarkan jenis kelamin nyatanya sudah beberapa kali dilaporkan.
Salah satu kasus incel terjadi di Toronto (2018), di mana seorang pria menembak van berisi wanita hingga menewaskan 10 orang. Pria tersebut mengakui bahwa dia termasuk dalam komunitas involuntary celibate.
Bagaimana komunitas incel bisa terbentuk?
Bisa dibilang bahwa komunitas incel tidak terbentuk karena satu hal, tetapi beberapa faktor, seperti pengalaman pribadi, kondisi sosial, dan pengaruh internet.
Tidak sedikit anggota komunitas ini yang awalnya merasa kesepian, gagal, dan rendah diri dalam menjalin hubungan romantis.
NYU Libraries menyebutkan bahwa pria yang memiliki pemikiran incel umumnya kekurangan keterampilan sosial dan fixed mindset atau keyakinan bahwa kemampuan dasar tidak bisa diubah.
Laki-laki dengan trauma masa kecil, termasuk pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan perundungan juga dinilai lebih berisiko terjebak dalam pemikian ekstrimis seperti incel.
Ketika merasa tidak punya tempat didengar di dunia nyata, mereka mencari dukungan di komunitas daring.
Sayangnya, mereka bertemu orang-orang dengan kekecewaan serupa yang justru memperkuat amarah terhadap perempuan alih-alih mendapatkan solusi yang sehat.
Algoritma sosial media juga membuat kebencian tersebut menjadi lebih ekstrem. Alhasil, komunitas involuntary celibate justru menyalahkan perempuan dan laki-laki yang lebih sukses dibandingkan masyarakat secara umum.
Dampak buruk komunitas incel
Pemikiran incel nyatanya justru bisa memperburuk rasa rendah diri, depresi, dan membuat mereka semakin menarik diri dari lingkungan sosial yang sehat.
Padahal, pandangan negatif dan kondisi mental yang terpuruk seperti itu justru membuat mereka semakin sulit menjalin komunikasi sehat dengan perempuan.
Pemikiran incel juga akan memperkuat budaya misoginis. Akibatnya, banyak perempuan semakin enggan membuka diri pada interaksi dengan laki-laki.
Dalam kasus ekstrem, pemikiran involuntary celibate bisa menimbulkan kekerasan terhadap perempuan, bahkan masyarakat secara umum yang dinilai mendukung kebebasan perempuan.
Pada lingkup pernikahan, incel bisa meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga. Karena itulah, pemikiran ini tidak boleh dibiarkan.
Jika Anda merasa memiliki kebencian berlebih terhadap kelompok tertentu, cobalah untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional, seperti psikolog.
Psikolog dapat membantu Anda memahami asal pikiran tersebut dan mengarahkannya pada pemikiran yang lebih sehat.
Kesimpulan
- Incel adalah sebutan untuk orang yang kesulitan membangun hubungan romantis atau seksual meskipun menginginkannya.
- Mereka beranggapan bahwa keingiannya dalam menjalin hubungan romantis tidak bisa terwujud karena perempuan terlalu pemilih dan sistem sosial yang melonggarkan kebebasan perempuan dalam memilih.
- Karakteristik utama incel adalah kebencian berlebih pada perempuan. Karena itulah, involuntary celibate dianggap sebagai bagian dari manosphere.
- Kebencian tersebut bisa berujung pada kekerasan pada perempuan dan kondisi sosial yang mendukung kebebasan perempuan dalam memilih.
- Pria yang memiliki pemikiran involuntary celibate umumnya kekurangan keterampilan sosial dan memiliki fixed mindset.