backup og meta

Emotional Numbness, Saat Anda Merasa Hampa dan Mati Rasa

Emotional Numbness, Saat Anda Merasa Hampa dan Mati Rasa

Setiap orang tentu pernah merasa sedih, bahagia, atau kecewa akan suatu kejadian. Namun, bagaimana jika Anda tidak lagi merasakan emosi tersebut? Dalam ilmu psikologi, kondisi tersebut dikenal dengan emotional numbness atau mati rasa.

Lantas, bagaimana kondisi tersebut bisa diatasi? Bisakah seseorang yang sudah merasa hampa dan putus asa kembali merasakan emosi dalam hidupnya? Berikut pembahasannya.

Apa itu emotional numbness?

Emotional numbness atau mati rasa secara emosional adalah kondisi ketika seseorang tidak lagi bisa merasakan, mengekspresikan, atau mengenali perasaannya sendiri.

Seseorang dalam kondisi ini biasanya sudah merasa putus asa dan hampa saat menghadapi masalah. Kebanyakan mati rasa emosional pun tercipta setelah adanya perubahan emosi ekstrem.

Kondisi ini tidak hanya membuat seseorang mati rasa terhadap emosi negatif seperti rasa marah atau sedih, tetapi juga emosi positif seperti kebahagiaan.

Jika dibiarkan, perasaan mati rasa bisa merusak hubungan dengan orang lain dan berakibat buruk bagi kesehatan mental Anda.

Penyebab emotional numbness

Linglung adalah ketidakmampuan untuk berpikir sejernih atau secepat biasanya.

Ketidakmampuan seseorang dalam mengelola stres merupakan penyebab utama dari emotional numbness.

Stres dapat memengaruhi seluruh fungsi tubuh, termasuk kemampuan otak dalam menghasilkan hormon dan zat-zat yang mengatur suasana hati.

Selain itu, mati rasa emosional juga bisa diakibatkan oleh beberapa kondisi seperti berikut.

1. Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Seseorang yang pernah mengalami peristiwa traumatis seperti bullying, pelecehan seksual, atau ditinggal orang terkasih berisiko tinggi mengalami PTSD.

Perubahan emosional yang terjadi secara tiba-tiba tersebut bisa membuat mereka mengalami mati rasa secara emosional jika mengingatnya di kemudian hari.

2. Penggunaan obat-obatan

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neuropsychopharmacology, ditemukan bahwa 32 pasien yang menggunakan escitalopram mengalami penurunan emosi setelah penggunaan selama 21 hari.

Escitalopram merupakan antidepresan yang termasuk ke dalam golongan obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

Penemuan tersebut kemudian mengarah bahwa penggunaan obat-obatan antidepresan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan mati rasa emosional.

Jika Anda merasakan efek tersebut saat mengonsumsi obat antidepresan, segera bicarakan dengan dokter.

3. Gangguan mental lainnya

Emotional numbness memang erat kaitannya dengan masalah psikis. Pasalnya, gangguan psikologis dapat membuat emosi Anda menjadi cukup kacau dan sulit dikendalikan.

Berikut merupakan beberapa masalah kesehatan mental yang membuat seseorang berisiko mengalami mati rasa emosional.

  • Skizofrenia.
  • Gangguan kecemasan.
  • Anhedonia atau kesulitan menikmati hidup dan kesenangan.
  • Gangguan depersonalisasi atau derealisasi (DPDR).
  • Gangguan kepribadian ambang (BPD).

Penting bagi seseorang dengan gangguan mental untuk segera mendapatkan pertolongan dari profesional.

Jika tidak, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat memburuk dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tanda dan gejala emotional numbness

Selain hilangnya kemampuan untuk mengenali perasaan dalam diri sendiri, seseorang yang memiliki perasaan mati rasa juga dapat mengalami beberapa kondisi seperti berikut.

  • Kehilangan minat akan suatu hal yang biasanya disukai.
  • Merasa terisolasi.
  • Gagal mengekspresikan perasaan.
  • Lebih suka menyendiri daripada bersama orang lain.
  • Merasa terpisah dari lingkungan sekitar.
  • Tidak memiliki semangat atau harapan untuk melanjutkan hidup.
  • Sulit merasakan energi positif, seperti kebahagiaan.
  • Datar dalam menjalani hidup, baik fisik maupun emosional.

Orang-orang yang mengalami mati rasa emosional sering kali tidak menyadarinya. Ada pula yang mengalami kondisi ini sebagai upaya untuk menghindari emosi.

Alhasil, mereka justru benar-benar kehilangan kemampuan untuk menunjukkan segala emosinya.

Cara mengatasi emotional numbness

Sebelum mendapatkan penanganan, seseorang dengan emotional numbness perlu menyadari dan menerima apa yang terjadi pada dirinya.

Setelah itu, berikut merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi mati rasa emosional.

1. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif dapat membantu Anda memahami dan mengekspresikan emosi. CBT juga akan membantu menunjukkan apa sebenarnya yang membuat Anda kesulitan mengelola emosi.

Secara bertahap, Anda juga diajak menumbuhkan kekuatan untuk menghadapi emosi dengan lebih baik alih-alih menghindarinya.

2. Cari dukungan dari sekitar

ciri-ciri sahabat sejati

Selain menerima terapi dari psikolog, seseorang yang kesusahan mengelola emosinya sebaiknya juga mencari dukungan emosional dari orang sekitar.

Kehadiran teman dan keluarga dapat membantu Anda untuk menyalurkan emosi. Selain itu, Anda juga tidak akan merasa terasingkan sehingga menimbulkan mati rasa.

3. Terapkan teknik grounding

Grounding exercise merupakan teknik untuk menyalurkan emosi negatif dengan mengandalkan panca-indra. Berikut langkah-langkahnya.

  1. Lihat lima benda di sekitar, misalnya jendela, batu, lantai, pintu, dan langit-langit.
  2. Sentuh empat hal yang ada di sekitar, misalnya pulpen, kertas, jari, dan pakaian.
  3. Dengarkan tiga suara yang ada di sekitar, seperti rintik hujan, dering telepon, dan suara AC.
  4. Hirup dua aroma di sekitar, seperti kopi yang diseduh dan losion.
  5. Cicipi satu makanan di sekitar, seperti camilan atau susu favorit Anda.

Selama menjalani terapi, Anda juga disarankan untuk tidur yang cukup, olahraga secara rutin, dan makan makanan bergizi.

Ikutilah saran terapis Anda untuk mendapatkan hasil perawatan yang maksimal.

Kesimpulan

  • Emotional numbness adalah kondisi saat seseorang tidak bisa merasakan, mengenali, dan mengekspresikan emosi yang dimilikinya.
  • Dapat disebabkan oleh PTSD, penggunaan obat antidepresan, dan gangguan mental.
  • Disertai gejala lain seperti hilangnya minat akan sesuatu yang disukai, rasa terisolasi, hingga kecenderungan untuk menyendiri.
  • Dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif, dukungan dari orang terdekat, dan teknik grounding.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

5-4-3-2-1 coping technique for anxiety. (n.d.). Welcome to URMC – Rochester, NY – University of Rochester Medical Center. Retrieved 03 March 2023 from https://www.urmc.rochester.edu/behavioral-health-partners/bhp-blog/april-2018/5-4-3-2-1-coping-technique-for-anxiety.aspx.

Emotional numbness | The Younique Foundation. (2022, February 7). Younique Foundation. Retrieved 03 March 2023 from https://youniquefoundation.org/resources-for-child-sexual-abuse-survivors/common-symptoms/emotional-numbness/.

Emotional numbness in PTSD & C-PTSD. (n.d). PTSD UK. Retrieved 03 March 2023 from https://www.ptsduk.org/emotional-numbness/.

Ma, H., Cai, M., & Wang, H. (2021). Emotional blunting in patients with major depressive disorder: A brief non-systematic review of current research. Frontiers in Psychiatry12. Retrieved 03 March 2023 from https://doi.org/10.3389/fpsyt.2021.792960.

Langley, C., Armand, S., Luo, Q., Savulich, G., Segerberg, T., Søndergaard, A., Pedersen, E. B., Svart, N., Overgaard-Hansen, O., Johansen, A., Borgsted, C., Cardinal, R. N., Robbins, T. W., Stenbæk, D. S., Knudsen, G. M., & Sahakian, B. J. (2023). Chronic escitalopram in healthy volunteers has specific effects on reinforcement sensitivity: A double-blind, placebo-controlled semi-randomised study. Neuropsychopharmacology48(4), 664-670. Retrieved 03 March 2023 from https://doi.org/10.1038/s41386-022-01523-x.

Versi Terbaru

20/03/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Benarkah Sering Berbicara Sendiri Tanda Gangguan Mental?

Self-Diagnosis, Upaya Mendiagnosis Diri Sendiri yang Berbahaya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 20/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan