Cyberchondria dapat membuat seseorang merasa cemas berlebihan terhadap gangguan kesehatan yang dialaminya. Pasalnya, seseorang dengan kondisi ini cenderung memanfaatkan internet untuk mencari tahu informasi kesehatan yang kebenarannya belum tentu terbukti.
Cari tahu informasi lengkap tentang cyberchondria di artikel ini.
Definisi cyberchondria
Mungkin sebagian orang lebih akrab dengan istilah “hipokondria“. Sebenarnya, gangguan cyberchondria kurang lebih mirip dengan hipokondria.
Hipokondria sendiri merupakan kondisi ketika seseorang merasa sangat takut karena percaya dirinya mengidap penyakit serius.
Orang-orang dengan hipokondria merasa cemas atas penyakit yang dibayangkannya dan dapat bereaksi secara berlebihan saat tubuhnya menunjukkan suatu gejala.
Mereka tidak hanya mencari pendapat dari satu orang ke orang lainnya, tetapi juga bersikeras kalau gejala itu menandakan penyakit yang sedang dideritanya.
Alhasil, mereka pun mencari tahu lewat internet yang keakuratannya belum dapat dipastikan. Tanpa disadari, kondisi ini dapat berubah menjadi cyberchondria.
Cyberchondria adalah kondisi ketika seseorang mencari informasi tentang diagnosis dan pengobatan terkait gangguan kesehatan yang dialaminya lewat internet secara berlebihan.
Bukan untuk menemukan penyakit yang diderita, kebanyakan dari mereka memilih untuk mendiagnosis diri sendiri dengan penyakit berbahaya. Hal ini lalu menimbulkan rasa takut dan cemas berlebihan.
Berdasarkan survei yang dilansir dari laman University of Vermont Health Network, sebanyak 90% penduduk Amerika Serikat melaporkan kalau mereka menggunakan internet sebagai sumber informasi kesehatan, termasuk untuk mencari tahu gejala.
Hal ini artinya cyberchondria bukan lagi rahasia umum. Sebagian masyarakat pun tanpa disadari mungkin sudah melakukannya.
Hanya saja, kondisi ini dianggap sesuatu yang lumrah, padahal bisa menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan yang jauh lebih parah.
Gejala cyberchondria
Seseorang dengan cyberchondria cenderung mengalami ketakutan dan kecemasan yang sebenarnya belum tentu terjadi.
Namun, terdapat beberapa gejala yang sangat khas ditunjukkan dari kondisi ini. Berikut beberapa contohnya.
- Sangat terobsesi untuk mencari informasi online hingga berjam-jam setiap hari, bahkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Rasa takut berlebihan saat menemukan diagnosis penyakit tertentu pada dirinya.
- Hasil pencarian di internet memicu rasa cemas berlebihan, bukan malah melegakan.
- Mencari tahu bagaimana kondisi detak jantungnya sampai berkeringat dan bahkan sakit.
- Secara otomatis menyimpulkan sesuatu yang belum pasti terjadi pada dirinya.
- Apa pun yang dibacanya di internet dianggap sebagai informasi yang sangat akurat.
Pencarian informasi secara berlebihan di internet tidak hanya menimbulkan rasa cemas yang sangat tinggi, tetapi ada pula risiko lainnya.
Pada kasus lebih parah, mereka bahkan lebih memilih untuk mengobati dirinya sendiri menggunakan obat di apotek atau obat-obatan herbal yang bisa menimbulkan efek samping tertentu.
Penyebab cyberchondria
Hingga saat ini, para peneliti masih belum yakin apa yang menjadi penyebab utama cyberchondria. Akan tetapi, kondisi ini kemungkinan bisa terjadi karena beberapa hal berikut.
1. Depresi atau kecemasan
Apabila saat ini Anda sedang mengalami depresi atau rasa cemas akan sesuatu, Anda mungkin juga lebih rentan terhadap cyberchondria.
Rasa cemas yang dialami bisa jadi bukan karena masalah kesehatan. Namun, terdapat faktor lainnya seperti masalah keluarga, pergaulan, tugas, dan beban pekerjaan.
2. Memiliki pengalaman pribadi dengan suatu penyakit
Anda mungkin juga lebih berrisiko mengalami cyberchondria saat mempunyai riwayat penyakit tertentu, baik itu dari keluarga ataupun diri sendiri.
Hal ini biasanya dialami oleh orang yang memiliki riwayat penyakit turunan dari keluarganya. Mereka merasa sangat takut penyakit itu juga terjadi padanya. Alhasil, mereka mencari tahu tentang penyakit tersebut lewat internet.
3. Mencari informasi di internet lebih praktis daripada konsultasi ke dokter
Siapa pun pasti merasa bahwa mencari informasi di internet jauh lebih mudah. Di samping itu, dari segi waktu dan biaya pun jauh lebih efisien ketimbang harus ke dokter.
Namun, informasi medis yang Anda dapatkan dari internet belum tentu benar. Jika Anda ingin mencari informasi kesehatan di internet, pilihlah sumber yang sudah jelas kredibilitasnya dan dapat dibuktikan kebenarannya lewat hasil penelitian.
Cara mengatasi cyberchondria
Menjadwalkan pemeriksaan secara rutin dengan dokter dan menjalani gaya hidup yang sehat merupakan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi cyberchondria.
Gaya hidup sehat yang dimaksud seperti memiliki waktu tidur yang cukup, menutrisi tubuh dengan makanan bergizi seimbang, olahraga secara teratur, dan berusaha mengendalikan rasa cemas akan kesehatan.
Anda juga perlu meyakinkan diri bahwa mencari informasi ke dokter jauh lebih bermanfaat ketimbang penelusuran internet, yang mana kebenarannya pun belum dapat dipastikan.
Ada strategi lain yang juga bisa digunakan untuk menghindari cyberchondria, yaitu tidak mencari informasi secara berlebihan dari internet. Mungkin Anda bisa mengistirahat diri terlebih dahulu dari dunia internet.
Meskipun demikian, sebenarnya tidak ada larangan untuk mencari informasi kesehatan di internet. Akan tetapi, Anda harus menggunakan sumber yang sudah jelas kredibilitasnya, terutama didukung oleh penelitian ilmiah dan medis.
Apabila kecemasan yang Anda alami sudah berpengaruh pada kehidupan orang lain, apalagi merusak kehidupannya, akan jauh lebih baik untuk meminta bantuan psikolog dalam menanganinya.
Pada umumnya, orang dengan cyberchondria yang lebih parah akan mendapatkan terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk mengobati kecemasannya. Pengobatan ini bahkan jauh lebih efektif.