backup og meta

7 Tanda atau Ciri Orang Kesepian yang Jarang Disadari

7 Tanda atau Ciri Orang Kesepian yang Jarang Disadari

Manusia adalah makhluk sosial sehingga pasti butuh orang lain untuk menjalani kehidupannya. Itu sebabnya, kesepian menjadi momok bagi hampir setiap individu. 

Sebagian orang mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kesepian, padahal kondisi ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. Lantas, apa saja ciri-ciri orang kesepian?

Ciri-ciri orang kesepian

Kesepian alias feeling lonely adalah kondisi yang menyebabkan perasaan hampa, sendirian, dan tidak diinginkan.

Orang yang kesepian kerap mendambakan suatu hubungan yang harmonis. Namun, keadaan pikiran mereka bisa mempersulit terbentuknya koneksi dengan orang lain.

Beberapa bahaya kesepian untuk kesehatan antara lain gangguan fungsi otak, stres, masalah tidur, penyakit jantung, kanker, dan bahkan kematian.

Sayangnya, banyak orang bisa merasa kesepian tanpa menyadarinya. Berikut adalah beberapa tanda orang kesepian yang kerap muncul tanpa disadari.

1. Merasa sulit untuk tidur nyenyak

cepat tidur cepat bangun

Kesepian bisa merusak kesempatan Anda untuk beristirahat yang cukup pada malam hari. Orang yang mengalami isolasi sosial pun lebih mungkin untuk mengalami insomnia kronis.

Pengidap insomnia cenderung sulit untuk terlelap atau sering bangun pada tengah malam. Ini bisa menyebabkan kurang tidur dan rasa kantuk saat beraktivitas.

2. Menghabiskan lebih banyak waktu untuk mandi atau berendam

John Bargh, ahli psikologis dan peneliti dari Yale University, AS, menyebutkan bahwa orang yang kesepian cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk mandi atau berendam dengan air hangat.

Ia berpendapat bahwa bahwa beberapa orang memanfaatkan kehangatan fisik dari air hangat sebagai pengganti kehangatan sosial.

Namun, studi yang lebih baru dalam jurnal Emotion (2015) tidak menemukan bukti yang memperkuat kebiasaan mandi ini sebagai ciri-ciri orang kesepian.

3. Lebih mencintai benda daripada manusia

Ciri-ciri orang kesepian lainnya adalah rasa cinta yang berlebihan terhadap benda yang dimilikinya. Fenomena ini juga disebut sebagai material possession love.

Contohnya, Anda melihat tetangga memanggil mobilnya “sayang” atau saat anggota keluarga sendiri membanggakan sebuah koleksi benda tertentu.

Munculnya fenomena ini diduga terjadi karena orang tersebut kurang bersosialisasi, kemudian mulai memanjakan barang kepemilikan mereka.

4. Menghabiskan lebih banyak waktu di dunia maya

Salah satu ciri-ciri orang yang feeling lonely alias kesepian yakni menghabiskan lebih banyak waktu di dunia maya.

Saat merasa sendiri, Anda mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakan media sosial daripada berbincang dengan teman untuk membuat rencana makan atau berkumpul bersama.

Penelitian pada Journal of Social and Clinical Psychology (2018) menyebutkan bahwa membatasi waktu bermain media sosial kurang dari 30 menit per hari bisa membantu meredakan gejala depresi dan kesepian.

5. Cenderung gampang sakit

flu influenza

Selain menandakan masalah kesehatan, sakit juga bisa menjadi ciri-ciri orang kesepian. Kesepian memiliki efek sistemik yang memungkinkan peningkatan hormon stres.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala mirip flu, seperti sakit kepala, nyeri otot, hingga insomnia.

Tidak hanya itu, kesepian juga diketahui mampu membuat seseorang berisiko 29% lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung dan 32% lebih tinggi untuk mengalami stroke.

6. Mudah mengalami stres dan depresi

Perasaan kesepian bisa memberikan beban emosional yang besar. Orang yang feeling lonely pun memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami gejala stres dan depresi.

Dibandingkan kesepian yang sewajarnya Anda alami akibat jarang berinteraksi dengan orang lain, kesepian akibat depresi dapat memberikan dampak yang lebih serius.

Keraguan dan perasaan tidak berharga bisa mengakar seiring waktu. Hal ini bisa meningkatkan risiko timbulnya gangguan mental lain dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.

7. Impulsif saat belanja

Ciri-ciri orang kesepian yang mungkin tidak umum adalah kecenderungan untuk bersikap impulsif saat berbelanja.

Ketika merasa kesepian, seseorang mungkin mencari pengalihan untuk mengisi kekosongan emosional. Berbelanja bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.

Itu artinya, mereka kerap kali membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan hanya untuk merasakan kesenangan instan.

Menjadi bagian dari lingkup sosial sangatlah penting. Merasa kesepian, terputus, dan berhenti bersosialisasi dapat memengaruhi kesehatan secara menyeluruh.

Jika Anda menyadari adanya perubahan pada diri Anda yang mungkin berkaitan dengan kesepian, baik secara fisik, mental, atau perilaku, jangan ragu untuk meminta bantuan orang terdekat.

Berbagi perasaan dengan teman atau orangtua bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi kesepian dan mendapatkan dukungan emosional.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konselor atau psikolog jika perlu. Ingat, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik Anda. 

Kesimpulan

  • Kesepian dapat menyebabkan perasaan hampa, sendirian, dan tidak diinginkan.
  • Hal ini dapat membawa dampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental, misalnya meningkatkan risiko stres, masalah tidur, penyakit jantung, dan kanker.
  • Ciri-ciri orang kesepian yang jarang disadari antara lain sulit tidur nyenyak, lebih gampang sakit, mudah stres dan depresi, hingga munculnya perilaku impulsif saat berbelanja.
  • Menyadari tanda kesepian sedini mungkin dan meminta bantuan orang terdekat sangat penting untuk mengatasi kondisi ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is loneliness? (n.d.). Lifeline . Retrieved May 2, 2024, from https://toolkit.lifeline.org.au/topics/loneliness/what-is-loneliness

Health risks of social isolation and loneliness. (2023). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved May 2, 2024, from https://www.cdc.gov/emotional-wellbeing/social-connectedness/loneliness.htm

Overcoming signs of loneliness. (2023). Mayo Clinic Health System. Retrieved May 2, 2024, from https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/overcoming-loneliness

Yung, S. T., Chen, Y., & Zawadzki, M. J. (2023). Loneliness and psychological distress in everyday life among Latinx college students. Journal of American college health : J of ACH, 71(5), 1407–1416. https://doi.org/10.1080/07448481.2021.1927051

Peng, C., Liu, Z., Lee, J. Y., Liu, S., & Wen, F. (2022). The Impact of Consumers’ Loneliness and Boredom on Purchase Intention in Live Commerce During COVID-19: Telepresence as a Mediator. Frontiers in psychology, 13, 919928. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.919928

Griffin, S. C., Williams, A. B., Ravyts, S. G., Mladen, S. N., & Rybarcyzk, B. D. (2020). Loneliness and sleep: A systematic review and meta-analysis. Health Psychology Open, 7(1), 2055102920913235. https://doi.org/10.1177/2055102920913235

Hunt, M. G., Marx, R., Lipson, C., & Young, J. (2018). No more FOMO: Limiting social media decreases loneliness and depression. Journal of Social and Clinical Psychology, 37(10), 751-768. https://doi.org/10.1521/jscp.2018.37.10.751

Valtorta, N. K., Kanaan, M., Gilbody, S., Ronzi, S., & Hanratty, B. (2016). Loneliness and social isolation as risk factors for coronary heart disease and stroke: systematic review and meta-analysis of longitudinal observational studies. Heart (British Cardiac Society), 102(13), 1009–1016. https://doi.org/10.1136/heartjnl-2015-308790

Donnellan, M. B., Lucas, R. E., & Cesario, J. (2015). On the association between loneliness and bathing habits: nine replications of Bargh and Shalev (2012) Study 1. Emotion (Washington, D.C.), 15(1), 109–119. https://doi.org/10.1037/a0036079

Lastovicka, J. L., & Anderson, L. (2013). Loneliness, material possession love, and consumers’ physical well-being. Consumption and Well-Being in the Material World, 63-72. https://doi.org/10.1007/978-94-007-7368-4_4

Versi Terbaru

08/05/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Body Positivity, Kunci Menumbuhkan Cinta pada Diri Sendiri

Kenapa Ada Orang yang Sangat Takut Jadi Jomblo?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 08/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan