Menjadi dewasa bukan hanya soal usia, tetapi juga tentang bagaimana seseorang mengelola emosi, berinteraksi, dan berpikir secara matang. Ciri-ciri orang dewasa secara psikologis atau mental bisa terlihat dari perilaku setiap hari.
Lantas, apa saja ciri-cirinya? Cari tahu informasi lengkapnya di bawah ini!
Ciri-ciri sifat orang dewasa
Saat seseorang mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan, perubahan ini tampak dalam berbagai aspek, baik dari segi psikologis, emosional, maupun mental.
Di bawah ini adalah beberapa ciri yang biasanya terlihat pada orang yang sudah dewasa secara psikologis atau mental.
1. Mampu mengelola emosi dengan baik
Bayangkan ketika Anda sedang dalam perjalanan dan tiba-tiba ada kendaraan lain yang memotong jalan. Orang yang belum dewasa mungkin akan langsung marah-marah atau memaki orang tersebut.
Namun, orang yang dewasa secara mental mungkin akan lebih tenang karena bisa meredam amarahnya.
Hal tersebut menjadi salah satu contoh situasi ketika Anda bisa mengelola emosi. Bila masih memiliki sifat kenakak-kanakan, Anda mungkin cenderung sulit mengontrol emosi dan tidak menerima kenyataan.
2. Memahami perspektif orang lain
Orang dewasa secara emosional memiliki kemampuan untuk berempati, yaitu memahami perasaan dan sudut pandang orang lain.
Ini sangat penting dalam menjaga hubungan yang sehat, baik itu dengan teman, keluarga, atau pasangan.
Sebagai contoh, ketika teman Anda sedang dalam situasi sulit, Anda tidak langsung menasihati atau menghakimi, melainkan mendengarkan dengan sabar.
Sikap ini berbanding terbalik dengan sindrom Peter Pan yang membuat seseorang tidak ingin tumbuh dewasa dan terus mengedepankan ego serta kepentingan pribadi di atas orang lain.
Orang-orang yang mengalami sindrom ini sulit berempati karena mereka cenderung fokus pada dirinya sendiri.
3. Bertanggung jawab atas perbuatannya
Ciri ciri sifat orang dewasa yang selanjutnya adalah tidak ragu untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Mereka paham bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan tidak takut menghadapi konsekuensi tersebut.
Salah satu contoh nyatanya adalah ketika Anda terlambat menyelesaikan tugas di tempat kerja, Anda tidak menyalahkan orang lain.
Alih-alih demikian, Anda mengakui kesalahan tersebut dan berusaha memperbaikinya.
Bahkan, dilansir dari sebuah studi dalam Universal Journal of Educational Research (2016), bentuk tanggung jawab orang dewasa adalah belajar dari kesalahan tersebut.
Orang yang masih dalam tahap belum dewasa mungkin akan menyalahkan kondisi, situasi, orang lain, atau bahkan menolak mengakui kesalahannya.
Inilah salah satu perbedaan mendasar antara orang yang matang secara emosional dan yang tidak.
4. Mampu membangun batasan yang sehat
Menjaga batasan dalam hubungan adalah tanda dari seseorang yang dewasa secara emosional. Batasan ini bisa terkait dengan pekerjaan, hubungan pribadi, atau keluarga.
Ciri ciri orang dewasa secara emosional ini bisa terlihat ketika Anda tahu kapan mengatakan “tidak” tanpa merasa bersalah.
Manfaat yang bisa Anda dapatkan dari batasan yang sehat antara lain:
- meningkatnya kepercayaan diri dan kemandirian,
- terbentuknya identitas diri yang kuat,
- kesehatan mental dan emosional yang baik,
- terpenuhinya kebutuhan emosional,
- terbentuknya rasa belas kasih kepada orang lain, serta
- berkurangnya stres dan burnout.
5. Fleksibel dan open-minded
Kehidupan memang penuh dengan perubahan dan tantangan yang tidak terduga. Akan tetap, orang yang dewasa secara emosional bisa menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi.
Mereka bisa bersikap fleksibel, punya mental yang kuat, dan tidak kaku dalam cara berpikirnya.
Sebagai contoh, Anda harus membatalkan liburan karena cuaca buruk. Namun, Anda bisa membuat rencana lain dengan cepat tanpa harus merasa kecewa berlebihan.
6. Mampu menjalin hubungan yang sehat
Orang dewasa tahu bagaimana menjaga hubungan dengan orang lain, baik itu dalam pertemanan, keluarga, atau percintaan.
Mereka bisa berkompromi, mendengarkan, dan memahami perasaan orang lain demi menjaga keharmonisan hubungan.
Ciri-ciri orang dewasa ini bisa terlihat ketika Anda berada di dalam hubungan percintaan.
Dalam sebuah hubungan, orang dewasa akan lebih memilih berdiskusi secara terbuka ketika ada masalah, bukannya langsung memutuskan hubungan tanpa solusi.
7. Mengatasi konflik dengan baik
Konflik adalah bagian alami dari kehidupan, dan orang yang dewasa secara emosional tahu bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik.
Mereka tidak lari dari masalah, tapi juga tidak memperpanjang konflik tanpa alasan.
Salah satu contohnya adalah saat terjadi perbedaan pendapat dengan teman, Anda akan mencoba menyelesaikannya dengan berdiskusi daripada langsung menjauh.
Bila dibandingkan dengan orang yang belum dewasa, konflik sering kali dihindari atau justru diperburuk dengan drama tambahan.
Mereka cenderung memperpanjang masalah karena kurangnya keterampilan dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat.
Meski begitu, pada beberapa kasus, ketidakmampuan untuk mengatasi masalah juga bisa menjadi salah satu ciri autisme pada orang dewasa.
8. Mengelola stres dengan baik
Orang dewasa paham bahwa stres adalah bagian dari hidup dan mereka punya strategi untuk mengelola stres tersebut dengan cara yang sehat.
Misalnya, ketika pekerjaan menumpuk, mereka akan mencari cara untuk tetap tenang, seperti melakukan teknik relaksasi atau menyusun prioritas.
Sebaliknya, orang yang masih memiliki sifat kekanakan akan cenderung bereaksi dengan panik atau marah ketika dihadapkan pada situasi yang menekan.
Mereka mungkin merasa overwhelmed (kewalahan) dan kesulitan untuk berfokus pada solusinya.
Menjadi dewasa adalah sebuah proses panjang yang melibatkan banyak pengalaman dan pembelajaran. Nah, jika Anda mulai melihat ciri-ciri sifat dewasa dalam diri Anda, itu adalah pertanda baik.
Tidak masalah jika Anda belum memiliki semua ciri-ciri orang dewasa. Seiring waktu dan usaha, Anda akan semakin memahami bagaimana cara menjadi dewasa secara emosional.
Kesimpulan
Ciri-ciri sifat orang dewasa yaitu mampu mengelola emosi dengan baik, memahami perspektif orang lain, bertanggung jawab atas perbuatannya, mampu membangun batasan yang sehat, fleksibel, mampu menjalin hubungan yang sehat, serta mampu mengatasi konflik dan stres dengan baik.