backup og meta

Kecanduan Pornografi Bisa Diatasi dengan 5 Terapi Ini

Kecanduan Pornografi Bisa Diatasi dengan 5 Terapi Ini

Kecanduan pornografi umumnya terjadi saat seseorang ingin melarikan diri dari kenyataan atau sebagai pengalihan dari emosi negatif. Untuk mengatasinya, orang yang kecanduan pornografi perlu menjalani terapi bersama tenaga kesehatan mental profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Lalu, apa saja jenis terapinya?

Beragam terapi untuk mengatasi kecanduan pornografi

Apabila Anda merasa mengalami tanda-tanda kecanduan pornografi, ini merupakan tanda bagi Anda untuk segera mencari bantuan. Sebelum menjalani perawatan, terapis akan menggali faktor yang melatarbelakangi kecanduan ini.

Langkah ini akan membuat terapi menjadi lebih efektif sehingga psikolog atau psikiater mampu membantu mencegah perilaku yang sama muncul kembali pada kemudian hari.

Dengan mempertimbangkan latar belakang dan kondisi pasien, terapis bisa mulai memberikan terapi melalui beberapa metode seperti berikut ini.

1. Terapi rehabilitasi rawat inap atau rawat jalan

konseling psikologi

Terapi rehabilitasi untuk kecanduan pornografi ini bisa dilakukan melalui rawat inap atau rawat jalan. Selama rawat inap, Anda akan terus dipantau oleh terapis.

Tujuannya adalah mengatasi pemicu kecanduan sehingga pasien bisa mengalihkan emosinya ke arah yang lebih baik.

Setelah menuntaskan rehabilitas rawat inap, Anda akan melanjutkan dengan terapi rawat jalan.

Program ini bertujuan agar Anda menjalani gaya hidup dan pengalihan emosi yang lebih sehat. Dengan begitu, Anda tidak lagi mengandalkan pornografi sebagai “jalan keluar”.

2. Terapi rehabilitasi grup

Terapi ini akan melibatkan sekitar 5–15 pasien yang memiliki kasus serupa, dalam hal ini yaitu kecanduan pornografi.

Jenis terapi rehabilitasi ini membantu memberikan dukungan lebih, meningkatkan kemampuan bersosialisasi, hingga memberikan sudut pandang baru bagi pesertanya.

Sepanjang sesi terapi, peserta akan duduk membentuk lingkaran, saling memperkenalkan diri, dan menceritakan kondisi yang dialaminya.

Satu sesi terapi grup dapat berlangsung selama 60 menit hingga dua jam. Seluruh sesi terapi nantinya akan dipandu oleh seorang psikolog atau konselor.

3. Cognitive behavioral therapy (CBT)

Cognitive behavioral therapy (CBT) atau dikenal sebagai terapi perilaku kognitif menjadi terapi yang paling sering digunakan untuk menangani masalah kecanduan pornografi.

Dilansir dari situs NHS UK, terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan sehingga pasien bisa mengatasi kecanduannya secara perlahan.

Selama CBT, terapis akan membantu menggali masalah pasien. Satu masalah dibagi ke dalam beberapa bagian, seperti perasaan, sensasi fisik yang timbul, dan perilaku yang dilakukan.

Selanjutnya, pasien bersama terapis akan menganalisis hal tersebut untuk mencari tahu bagian mana yang bermasalah dan cara untuk mengubahnya.

4. Terapi psikodinamika

terapi ke psikolog

Terapi psikodinamika berfokus pada pengalaman masa lalu, emosi, serta keyakinan yang menjadi sumber penyebab Anda mengalami kecanduan pornografi.

Saat melakukan terapi psikodinamika, Anda boleh bercerita sebebas-bebasnya mengenai berbagai masalah yang sedang Anda hadapi.

Terapis meminta melakukan hal ini supaya Anda lebih bisa mengenali, mengekspresikan, dan menangani emosi negatif yang menjadi penyebab kecanduan.

Anda juga akan belajar mengatasi masalah yang sedang terjadi agar tidak lagi menimbulkan kecanduan pada kemudian hari.

5. Konseling pernikahan atau keluarga

Konseling pernikahan dan keluarga adalah jenis terapi yang melibatkan pasangan, orangtua, anak, atau anggota keluarga lain.

Selain fokus mengatasi masalah pasien, terapis juga akan memberikan pemahaman kepada pasangan dan keluarga guna membantu rehabilitasi.

Terapi ini disarankan bila kecanduan pornografi telah berdampak pada orang-orang di sekitar pasien.

Melakukan terapi bersama orang terdekat ini dapat membantu mengembalikan kepercayaan, mengurangi rasa malu dan bersalah, serta memulihkan hubungan.

Beragam terapi di atas biasa dilakukan untuk mengatasi kecanduan pornografi. Setiap orang memiliki kondisi berbeda sehingga metode yang efektif mungkin berbeda antara satu sama lain.

Bekerjasamalah dengan terapis saat menggali latar belakang masalah. Terapi memang tidak singkat, tetapi manfaatnya begitu besar untuk Anda dan orang-orang terdekat.

Kesimpulan

  • Kecanduan pornografi muncul sebagai bentuk pelarian dari kenyataan atau pengalihan dari emosi negatif.
  • Untuk mengatasinya, Anda perlu melakukan terapi bersama tenaga kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater.
  • Beberapa terapi yang umum dilakukan yakni terapi rehabilitasi, terapi kelompok, terapi perilaku kognitif, terapi psikodinamika, dan konseling pernikahan atau keluarga.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Smith, C. (2018). The top 10 signs of porn addiction. Addiction Center. Retrieved February 15, 2024, from https://www.addictioncenter.com/community/signs-of-porn-addiction/

Weir, K. (2014). Is pornography addictive? American Psychological Association. Retrieved February 15, 2024, from https://www.apa.org/monitor/2014/04/pornography

Psychotherapy: Understanding group therapy. (2019). American Psychological Association. Retrieved February 15, 2024, from https://www.apa.org/topics/psychotherapy/group-therapy

Psychodynamic therapy. (n.d.). British Association for Counselling and Psychotherapy. Retrieved February 15, 2024, from https://www.bacp.co.uk/about-therapy/types-of-therapy/psychodynamic-therapy/

Overview – Cognitive behavioural therapy (CBT). (2021). NHS UK. Retrieved February 15, 2024, from https://www.nhs.uk/mental-health/talking-therapies-medicine-treatments/talking-therapies-and-counselling/cognitive-behavioural-therapy-cbt/overview/

Marriage counselling. (2023). The Spark. Retrieved February 15, 2024, from https://www.thespark.org.uk/counselling/marriage-counselling/

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

26/02/2024

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Apakah Normal Jika Wanita Menonton Video Porno?

Mengenal Revenge Porn dan Dampaknya bagi Mental Korban


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 26/02/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan