Cara mengatasi kecanduan narkoba masih menjadi PR tersendiri bagi warga Indonesia, khususnya Badan Narkotika Nasional (BNN).
Pasalnya, angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia masih sangat tinggi. Hasil survei BNN pada akhir 2019 lalu menunjukkan bahwa jumlah pecandu di Indonesia mencapai 3,6 juta orang dengan angka kematian 40–50 jiwa per hari.
Tanda-tanda kecanduan narkoba
Kecanduan narkoba akan membuat seseorang kehilangan kendali atas tindakannya dan hampir semua pecandu mengetahui konsekuensi ini.
Seiring waktu, narkoba akan mengubah respons otak terhadap obat-obatan yang digunakan. Otak jadi kurang sensitif terhadap efek obat sehingga pecandu akan mengonsumsi lebih banyak demi merasakan efek yang sama.
Orang dengan masalah kecanduan, termasuk narkoba umumnya merasa ada yang salah jika tidak berada di bawah pengaruh zat tersebut. Alhasil, ia akan berusaha memenuhi kebutuhannya terhadap penggunaan zat terlarang.
Di samping itu, berikut adalah ciri lain yang umumnya dimiliki pecandu narkoba.
- Menarik diri dan kerap menyimpan rahasia dari orang lain.
- Kehilangan minat pada kegiatan yang dulu disukai.
- Penurunan prestasi akademis atau kemampuan untuk bekerja.
- Mengubah kelompok pertemanan, seperti bergaul hanya dengan teman yang sama-sama menggunakan narkoba.
- Nekat melakukan segala cara agar bisa mendapatkan narkoba.
- Mudah cemas, gelisah, dan marah-marah.
- Gemetar dan merasa sakit saat tidak menggunakan narkoba (sakau narkoba).
- Perubahan pola makan, termasuk efeknya berupa naik atau turun berat badan.
Bagaimana cara mengatasi kecanduan narkoba
Meski sudah memiliki niat yang kuat, pecandu narkoba sering kali tetap kesulitan berhenti mengonsumsinya. Hal ini mungkin terjadi karena narkoba sudah memengaruhi fungsi otak.
Karena itulah, proses penanganan kecanduan narkoba biasanya didampingi oleh psikolog atau psikiater. Pecandu narkoba juga bisa mengikuti layanan rehabilitasi dari Sistem Informasi Rehabilitasi Nasional (SIRENA) milik BNN.
Secara umum, berikut adalah empat langkah untuk mengatasi kecanduan narkoba menurut Badan Narkotika Nasional.
1. Pemeriksaan
Sebelum memulai rehabilitasi, dokter dan terapis perlu mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami dan adakah efek samping yang muncul.
Selain tes untuk mendeteksi jumlah narkoba dalam urine dan darah, dokter mungkin merekomendasikan beberapa tes tambahan. Tes yang umum dilakukan adalah Drugs Abuse Screen Test (DAST).
Jika pecandu mengalami efek narkoba, seperti depresi atau gangguan perilaku, terapis perlu mengatasi kondisi ini terlebih dahulu sebelum menerapkan cara menghilangkan candu.
2. Detoksifikasi

Setelah memastikan kondisi pecandu, dokter akan membimbingnya melakukan detoksifikasi. Pada tahap ini, pecandu harus menghentikan konsumsi obat-obatan terlarang sepenuhnya.
Detoksifikasi adalah salah satu tahapan terberat. Pasalnya, pecandu mungkin mengalami reaksi sakau, seperti rasa sakit di seluruh tubuh sebagai efek dari penghentian penggunaan obat.
Demi meringankan efek ketergantungan obat, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti metadon, buprenorfin, atau naltrexone. Obat-obatan ini juga dapat membantu mengendalikan hasrat pecandu untuk mengonsumsi narkoba.
Durasi detoksifikasi pada setiap orang bisa berbeda, tergantung tingkat kecanduan dan tekad yang dimiliki oleh pecandu itu sendiri.
3. Stabilisasi
Setelah detoksifikasi, pecandu narkoba harus menjalani stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan memberikan resep dokter.
Pecandu mungkin juga menerima pembinaan spiritual, konseling, atau psikoterapi untuk memahami penyebab kecanduan dan mencari cara untuk membantu berhenti mengonsumsinya.
Demi mendapatkan dukungan lebih kuat untuk berhenti, pecandu mungkin disarankan bergabung dalam komunitas atau kelompok penyintas agar bisa saling berbagi pengalaman.
4. After care
Tahap akhir dari rehabilitasi narkoba ialah after care atau bina lanjut. Pada tahap ini, pecandu narkoba diberikan aktivitas yang sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari.
Jika sudah dinyatakan sembuh, penyintas bisa pulang dan kembali ke kehidupan normal. Meski begitu, mereka tetap membutuhkan pengawasan dari BNN dan melakukan pemeriksaan secara berkala sebagai bagian dari proses pemulihan.
Tahap ini sangatlah penting karena banyak pecandu yang sudah sembuh masih mencoba kembali menggunakan obat-obatan terlarang.
Dukungan dari orang terdekat dalam proses pemulihan
Keberhasilan rehabilitasi tentu tak lepas dari dukungan orang-orang terdekat, baik keluarga, teman, maupun pasangan.
Ada kalanya seorang pecandu menyalahkan diri sendiri. Mereka kerap berpikir tidak akan bisa kembali ke kehidupan yang dulu.
Belum lagi, mereka juga harus merasakan efek yang tak menyenangkan kala harus lepas dari penggunaan obat.
Maka dari itu, berilah dukungan pada orang terdekat yang sedang berjuang sembuh dari ketergantungan. Anda bisa menghubungi pusat rehabilitasi dan menemaninya melalui masa-masa sulit.
Jika Anda sendiri yang sedang bergelut dengan kecanduan narkoba, jangan ragu untuk meminta pertolongan kepada orang lain kapan pun Anda membutuhkannya.
Jangan menangani segala permasalahan sendirian. Bicaralah dengan orang-orang terdekat untuk meringankan beban yang Anda miliki.
Tidak perlu malu atau terlalu jatuh dalam penyesalan karena yang terpenting adalah kesadaran Anda untuk bebas dari belenggu narkoba.
Kesimpulan
- Beberapa tanda kecanduan narkoba adalah nekat melakukan segara cara agar bisa mendapatkan narkoba, mudah gelisah, penurunan prestasi akademis, hingga kehilangan minat pada kegiatan yang biasanya disukai.
- Empat tahapan untuk mengatasi kecanduan narkoba adalah pemeriksaan, detoksifikasi, stabilisasi, dan after care. Pecandu yang sudah sembuh biasanya tetap membutuhkan pemantauan secara berkala.
- Dukungan dari orang di sekitar akan sangat membantu proses pemulihan dari narkoba yang memang tidak mudah.