Teman atau sahabat menjadi bagian dari hidup Anda sebagai manusia sosial. Mereka bisa Anda temui di kantor, kampus, bahkan di suatu komunitas yang Anda diikuti. Dalam menjalin pertemanan, Anda tidak hanya menghabiskan waktu menyenangkan bersama, tapi juga ada disampingnya ketika ia merasa sedih. Jangan khawatir, berikut ini ada beberapa hal yang Anda lakukan ketika teman sedang merasa sedih dan berduka.
Lakukan hal ini ketika teman merasa sedih dan berduka
Rasa sedih merupakan bagian dari emosi yang dirasakan sehari-hari. Ada banyak hal yang jadi pemicunya, termasuk berduka karena kehilangan orang yang disayangi. Melihat teman yang sedang berduka, tentu membuat Anda juga ikut bersedih, bukan?
Supaya rasa sedih yang ia rasakan berkurang, Anda bisa mencoba melakukan hal-hal berikut ini:
1. Pahami situasinya
Berhadapan dengan teman yang sedang merasa sedih bukan perkara mudah. Jika Anda salah langkah, alih-alih membuat perasaannya lebih baik, bisa jadi ia malah semakin sedih, stres, dan depresi. Bahkan membuat hubungan pertemanan jadi memburuk.
Itulah sebabnya, Anda sangat perlu menempatkan diri pada situasi tersebut. Caranya, pahami diri Anda sebagai suporter atau orang yang mendukung dan membantu teman Anda.
Bukan menempatkan diri seolah Andalah yang sedang menghadapi kesedihan tersebut. Ini dikhawatirkan membuat Anda jadi lebih emosional dan meluapkan perasaan berduka yang berlebihan. Jadi, rasa empati dan simpati tetap dibutuhkan. Akan tetapi, tetap dalam batas sewajarnya.
Di lain pihak, Anda tidak menganggap remeh atau membandingkan perasaan sedih yang dihadapi teman Anda dengan apa yang Anda alami. Ini karena setiap orang mengekspresikan rasa sedih dengan cara yang berbeda-beda.
2. Luangkan waktu untuk ada di sampingnya
Teman Anda yang sedang sedih memang butuh waktu untuk menyendiri. Namun sebagai makhluk sosial, pada akhirnya ia tetap butuh orang lain untuk bangkit dari kesedihan tersebut. Itu artinya, kehadiran Anda dibutuhkan agar dirinya menjadi lebih kuat. Akan tetapi, kehadiran Anda harus ada di waktu yang tepat.
Jika teman Anda ingin menyendiri, beri ia waktu untuk meluapkan rasa sedihnya. Sayangnya, sering kali sebagian dari Anda mengucapkan, “kalau kamu butuh bantuan, jangan sungkan kabarin aku ya.” Namun, bukan berarti Anda hanya diam menunggu aba-aba darinya.
Terkadang ada teman yang membutuhkan sosok Anda, tapi tidak enak hati atau enggan untuk mengungkapnya. Jadi, langkah terbaik adalah mengawasinya dari jauh dan ada di sampingnya ketika ia sudah mulai membuka diri.
3. Beri dukungan
Langkah selanjutnya ketika menghadapi teman yang sedang sedih dan berduka adalah menunjukkan rasa sedih Anda atas yang ia alami.
Laman Help Guide menyebutkan beberapa tips yang bisa Anda ikuti dalam memulai percakapan, menunjukkan rasa duka, dan memberi dukungan pada teman yang sedang berduka, seperti:
- Ucapkan rasa duka Anda dengan bahasa yang sederhana, “Turut berduka ya atas kepergian ….” dan harapan baik untuk dirinya, “Aku harap kamu tabah menghadapi ini.”
- Biarkan teman Anda menceritakan kesedihannya. Anda mungkin akan mendengarnya terus mengulang perkataan yang sama, jadi hadapi dengan sabar.
- Perlu Anda tahu bahwa mengulang dan menceritakan apa yang teman Anda rasakan kadang membantu mengurangi rasa sedihnya. Anda hanya perlu diam dan mendengarkannya.
- Lalu tanyakan bagaimana perasaannya saat ini, “Apa sekarang kamu sudah merasa lebih baik?”
- Bila teman Anda merasa belum membaik, beri tahu padanya bahwa tidak apa-apa jika ia ingin menangis untuk meluapkan rasa sedih.
4. Tawarkan apa yang bisa Anda lakukan untuk membantunya
Pulih dari rasa sedih karena ditinggal orang terkasih butuh waktu yang lama. Pastikan Anda selalu terhubung dengannya. Anda juga bisa menawarkan diri, jikalau memang ia terlihat kesulitan untuk kembali beraktivitas dengan normal. Salah satunya, menanyakan padanya apakah dia butuh psikolog atau tidak.
Jelaskan padanya, bahwa dampak berduka terlalu lama tidak baik untuk kesehatan dan kehidupannya secara menyeluruh. Kemudian, jelaskan juga bahwa meminta bantuan psikolog bukan pilihan buruk sehingga ia tidak merasa malu atas kondisinya.