Dalam sebuah pernikahan, sudah sewajarnya sepasang suami istri tinggal seatap, tidur seranjang, dan satu kamar. Namun, kenapa ada beberapa pasangan yang memutuskan untuk tidur pisah ranjang? Pasti yang ada dalam benak kita adalah asumsi-asumsi buruk, seperti pernikahannya bermasalah, tidak berjalan sebagaimana mestinya, tidak romantis, salah satu pasangannya sudah tidak lagi mencintainya, dan berbagai pikiran negatif lainnya.
Padahal, ternyata di balik itu semua, memang ada pasangan yang terpaksa untuk tidak tidur seranjang, seperti setelah kelahiran anak pertama. Dalam situasi ini, sepasang suami istri pun kerepotan menjadi orangtua baru, sehingga mereka bergantian untuk tidur di kamar anak. Bahkan beberapa pasangan yang telah menikah selama 30 tahun lamanya pun terkadang tidur pisah ranjang sesekali, dengan berbagai alasan.
Tapi bagaimana ketika pasangan yang baru saja menikah harus tidur terpisah? Sehatkah hal tersebut? Apa saja pro dan kontra suami istri tidur terpisah?
BACA JUGA: 7 Kebiasaan yang Dapat Merusak Pernikahan
Keuntungan dari suami istri tidur terpisah
Tidur secara terpisah merupakan hal yang wajar dilakukan pada pasangan yang telah menikah, baik yang sudah lama menikah maupun pengantin baru. Baik buruknya tergantung pada alasan pasangan tersebut tidur di ranjang yang berbeda.
Contohnya, jika pasangan suami istri memiliki pola tidur yang berbeda. Suaminya mungkin adalah tipe orang yang lebih suka aktif pada malam hari, sedangkan istrinya merupakan tipe yang aktif di pagi hari. Tentu saja ketika suaminya bekerja di malam hari pada kamar yang sama, hal tersebut akan mengganggu waktu istirahat istrinya.
Tidur pisah ranjang juga bisa dilakukan untuk mendapatkan jam istirahat yang berkualitas. Salah satu pasangan bisa saja terganggu oleh gangguan tidur yang dimiliki pasangan, contohnya mengigau, mendengkur, kebiasaan bolak-balik ke luar kamar di tengah malam, dan bangun di waktu yang berbeda. Di sinilah manfaat dari tidur secara terpisah untuk membuat hubungan tetap harmonis.
Memangnya bisa tetap harmonis? Ya, tentu saja. Saat salah satu pasangan terganggu jam istirahatnya, tentu hal tersebut akan membuatnya merasa lelah saat menjalani aktivitas harian. Saat istirahat malamnya terganggu untuk waktu yang cukup lama, ia mungkin akan memendam rasa kesal. Masalah kecil yang dipendam hingga menumpuk akan menyebabkan masalah besar dalam sebuah hubungan.
BACA JUGA: 7 Hal yang Diam-diam Merusak Keintiman Suami Istri
Rasa kesal yang dipendam tersebut akan menghilangkan apresiasi Anda terhadap pasangan. Bahkan Anda dan pasangan dapat berdebat untuk hal-hal yang tidak perlu dan salah satunya bisa merasa cepat sakit hati. Jika tidur terpisah dilakukan untuk keharmonisan sebuah hubungan, kenapa tidak melakukannya? Namun, tetap sempatkan untuk mendapatkan kehidupan seks, serta beri pelukan dan kecupan sebelum pergi tidur. Hal tersebut akan menjaga ikatan Anda dan pasangan.
Kekurangan jika suami istri pisah ranjang
Ketika alasan Anda tidur pisah ranjang adalah karena suatu masalah dalam suatu hubungan, tentu saja hal tersebut akan merusak keintiman Anda. Ketika Anda memiliki masalah pribadi, lalu Anda meminta pasangan untuk menjauh, hal ini juga dapat menimbulkan masalah pada hubungan Anda.
Tidur terpisah karena alasan tersebut, tidak membuat masalah teratasi, Anda akan tetap menjumpai masalah tersebut. Menjadikan tidur terpisah sebagai alasan untuk menghindari masalah dapat menimbulkan kekosongan tidak hanya secara fisik, tapi juga secara emosi. Kekosongan tersebut dapat menyebabkan perceraian.
Anda mungkin ingin menumbuhkan kembali rasa individualitas yang sempat hilang ketika Anda telah hidup bersama pasangan. Bukan berarti hal tersebut buruk, hanya saja, saat Anda ingin berkembang sendiri, misi dan visi pernikahan pun menjadi kacau. Anda dan pasangan akan berkembang secara terpisah.
BACA JUGA: 7 Tips Agar Pernikahan Tetap Romantis Meski Sudah Lama Menikah
Cara Anda agar tetap terikat satu sama lain adalah dengan memulai rutin diskusi setiap harinya, jangan sampai hilang komunikasi begitu saja. Anda dan pasangan sama-sama memiliki kehidupan di luar rumah, jangan sampai masalah tersebut ‘terbawa ke ranjang’, sehingga masalah tersebut menjadi alasan tidur terpisah. Jika Anda memang merasa perlu ruang untuk sendiri, pastikan Anda tetap menjaga pernikahan Anda dengan memiliki waktu bersama yang berkualitas. Jangan lupa untuk saling berkunjung ke ruangan masing-masing, sampai akhirnya Anda dan pasangan kembali memutuskan untuk sekamar.
Yang harus diperhatikan saat memutuskan untuk tidur terpisah
Sebelum memutuskan untuk tidur terpisah, pastikan pasangan menyetujui dan mengerti kondisi yang ada. Menurut Michael J. Breus, psikolog klinis, mengatakan ketika salah satu pasangan menentang ide tidur terpisah, keretakan dapat terjadi dalam hubungan mereka. Ketika salah satu dari pasangan merasa terabaikan, keintiman pun akan perlahan hilang, inilah yang menyebabkan seseorang mencari keintiman lain di luar pernikahannya.
Yang terpenting adalah kedua pasangan mendapat waktu tidur yang cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan beberapa risiko berbagai penyakit serius, seperti masalah kardiovaskular, obesitas, dan diabetes. Beberapa peneliti menemukan orang yang kualitas tidurnya kurang dapat menunjukkan tingkat rasa syukur yang rendah dan lebih egois dibandingkan dengan orang yang memiliki kualitas tidur yang baik.
BACA JUGA: 7 Tips Membangkitkan Kembali Gairah Bercinta