1. Memanfaatkan pasangan
Setelah menikah, baik Anda maupun pasangan memiliki perannya masing-masing. Laki-laki mungkin akan menyerahkan urusan dapur pada perempuan, atau sebaliknya, tidak masalah jika itu adalah kesepakatan yang telah disetujui kedua belah pihak. Namun, ketika Anda memanfaatnya untuk melayani Anda tanpa memberikan timbal balik, ini akan menjadi hubungan yang tidak sehat. Anda membiarkan pasangan Anda terus melayani Anda, tanpa Anda memberikan pelayanan balik pada pasangan, bahkan jarang mengucapkan terima kasih padanya. Mungkin pasangan Anda akan menerima pada awalnya, tapi ia akan merasa terabaikan di kemudian hari.
2. Terobsesi pada gadget
Anda dan pasangan mungkin ‘kecanduan’ akan sesuatu. Tidak perlu melihat yang berat. Anda, atau pasangan mungkin jarang memiliki waktu berdua untuk berbicara, namun sangat aktif dalam media sosial. Tak jarang juga ketika memiliki waktu berdua, justru Anda berdua asik dengan smartphone masing-masing. Menurut Lisa Bahar, terapis berlisensi untuk keluarga dan pernikahan di Newport Beach Calif, yang dikutip situs Lifescript, “Kecanduan Anda akan sesuatu dapat menjadi orang ketiga dalam pernikahan Anda.” Tidak hanya media sosial dan gadget, kecanduan juga bisa berupa kecanduan alkohol, obat-obatan, judi, atau belanja berlebihan.
Meskipun kecanduan tersebut tidak melibatkan seks atau perselingkuhan, tetap saja ketika sesuatu yang menyita waktu Anda lebih banyak, ini dapat membuat Anda melupakan pasangan dapat merusak pernikahan. Pastikan Anda memahami nilai pernikahan, dan sadar bagaimana kebiasaan tersebut berdampak pada hubungan Anda berdua.
3. Tidak memiliki inisiatif untuk menunjukkan kasih sayang
Mungkin Anda merasa seharusnya pasangan Andalah yang harusnya terlebih dulu menunjukkan perhatian pada Anda, sehingga Anda tidak berinisiatif menunjukkan perhatian padanya. Anda perlu berhati-hati, sebab perilaku ini bisa menjadi kebiasaan, meskipun hubungan Anda dan pasangan sudah terbentuk dengan baik. Dampak buruknya, pasangan bisa menjadi salah paham atas kebiasaan tersebut, ia juga akan berasumsi bahwa Anda tidak benar-benar peduli padanya. Perhatian kecil dapat membuat hubungan Anda dan pasangan semakin intim. Cara untuk mengatasi kebiasaan buruk ini adalah dengan mencoba pelan-pelan memberi perhatian ketika Anda merasa dapat mengendalikan perasaan Anda, coba lihat respon positif yang Anda dapatkan.
5. Adu argumen setiap saat
Ketika kita memiliki pendapat, memang tujuannya adalah untuk didengarkan. Tapi, bagaimana ketika salah satu di antara kalian tidak mau mengalah? Tentunya solusi tidak akan tercapai, bukan? Adu argumen juga bisa menjadi kebiasaan. Anda mungkin tidak tahan untuk membalikkan kata-katanya dengan berbagai alasan. Percayalah, hal tersebut tidak akan berakhir, Anda dan pasangan hanya mengungkapkan alasan masing-masing tanpa menghadirkan solusi. Tidak ada salahnya berbicara baik-baik, saling mendengarkan, tanpa harus saling menyalahkan.
6. Menghindari seks
Jika Anda mulai menghindari berhubungan seks dengan pasangan, mungkin pernikahan Anda sedang dalam masalah. Pertama-tama, Anda mungkin menghindari seks dengan alasan merasa lelah, atau lainnya, pasangan pun mengerti dengan alasan itu. Perlahan, Anda pun akan terbiasa menghindari seks, berharap pasangan akan mengerti. Tentu saja, pasangan Anda akan bertanya-tanya dengan sikap Anda, keintiman pun akan berkurang dengan Anda bersikap seperti itu.