backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Banyak Teman Belum Tentu Lebih Bahagia, Ini Alasannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Banyak Teman Belum Tentu Lebih Bahagia, Ini Alasannya

Beberapa orang berpendapat bahwa memiliki banyak teman bisa membuat Anda lebih bahagia bila dibandingkan dengan punya teman sedikit saja. Lalu, benarkah demikian? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan di bawah ini!

Ragam manfaat memiliki banyak teman

teman sedikit tapi berkualitas

Orang-orang yang punya banyak teman biasanya memiliki sifat supel alias mudah berbaur dengan lingkungan di sekitarnya. 

Sementara itu, orang introvert cenderung hanya memiliki segelintir teman, tetapi hubungan persahabatan yang mereka bina dapat sangat erat.

Berteman dengan orang yang baik pada dasarnya berefek positif pada kesehatan mental. Nah, berikut merupakan beberapa manfaat memiliki banyak kawan yang bisa Anda rasakan.

1. Mengurangi stres dan dampaknya

Menurut Harvard Medical School, hubungan pertemanan membantu menurunkan stres. Hal ini sekaligus mengurangi dampak stres, seperti gangguan fungsi jantung dan sistem imun.

Sebaliknya, tidak punya banyak kawan bisa menyebabkan kesepian. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan mengalami depresi dan bahkan penyalahgunaan zat.

2. Membantu saat menghadapi masa sulit

Selain stres, teman juga bisa membantu Anda menghadapi trauma ataupun masa-masa sulit, misalnya ketika kehilangan pekerjaan atau ditinggal orang terkasih selamanya.

Teman bisa membantu mendengarkan curhatan dan memvalidasi ucapan Anda. Mereka juga akan berusaha mengalihkan perhatian Anda agar tidak teringat dengan trauma tersebut.

3. Meningkatkan kepercayaan diri

Anda mungkin memiliki keraguan dan rasa tidak aman setiap waktu. Nah, punya banyak kawan bisa membantu membangun kepercayaan diri Anda kembali.

Teman yang suportif dapat membantu Anda lebih percaya diri saat ingin mengambil keputusan penting. Mereka juga bisa memberikan kepastian bila Anda merasa kurang yakin.

Pertemanan dan gaya hidup sehat

Hubungan pertemanan yang sehat juga bermanfaat untuk kesehatan fisik. Sebuah studi dalam jurnal Basic and Applied Social Psychology (2015) menunjukkan teman bisa mendorong untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan sehat dan rutin berolahraga.

Bagaimana dengan yang punya sedikit teman?

Anda mungkin takut dikira penyendiri atau kurang gaul bila hanya punya sedikit teman. Namun bagi seorang introvert, tentu tidak mudah untuk berbaur dengan orang yang belum dikenal.

Kenyataannya, memiliki lebih sedikit kawan juga menyimpan manfaat berikut yang tidak kalah penting bagi kehidupan Anda.

  • Lebih hemat: tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam saat harus mentraktir teman saat ulang tahun atau membelikan oleh-oleh sehabis pergi ke luar kota.
  • Tidak banyak konflik: konflik yang timbul cenderung lebih sedikit daripada ketika punya banyak kawan. Masalah pun cenderung bisa diselesaikan lebih mudah dan cepat.
  • Lebih akrab: lingkungan pertemanan yang lebih kecil membuat hubungan antarindividu menjadi lebih akrab satu sama lain.

Mana yang lebih membahagiakan, punya kawan banyak atau sedikit?

teman banyak atau sedikit

Anda mungkin berpikir kalau punya banyak kawan itu lebih membahagiakan. Pasalnya, Anda jadi punya banyak orang lain untuk bertukar cerita, membantu, dan sebagainya.

Ini mungkin tepat bagi beberapa orang. Akan tetapi, jalinan pertemanan yang baik dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing orang. 

Shigero Oishi dari University of Virginia dan Selin Kesebir dari London Business School, seperti dikutip dari Live Science, menyatakan bahwa punya banyak kawan ternyata tidak serta-merta menunjukkan hasil yang positif.

Oishi dan Sebir melibatkan sebanyak 247 orang partisipan dengan rata-rata usia 31 tahun untuk membuat daftar inisial seorang sahabat terbaik, satu kawan dekat, dan satu teman jauh. 

Kemudian, partisipan diminta untuk membagikan 60 poin ke dalam tiga kategori yang berbeda, yaitu waktu, tenaga, dan uang, untuk masing-masing teman.

Hasilnya, peserta yang memiliki mobilitas kerja dan pendapatan yang rendah cenderung lebih bahagia saat mereka memiliki sedikit teman dekat daripada punya banyak kawan. 

Ini karena teman sedikit tapi berkualitas dapat membantu mereka menjadi lebih baik dan merasa mendapatkan dukungan penuh dari teman dekatnya.

Sementara itu, orang-orang dengan teman yang banyak biasanya harus merogoh kocek lebih dalam saat harus mentraktir semua kawannya. 

Belum lagi bila orang tersebut membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk bisa mengunjungi teman-temannya saat ingin bersilaturahmi.

Pertimbangkan kualitas pertemanan yang dimiliki

Secara umum, menjalin pertemanan itu tak melulu soal berapa banyak kawan yang Anda miliki. 

Dibandingkan dengan memikirkan jumlah teman yang ideal, yang lebih penting ialah bagaimana cara Anda menjaga kualitas pertemanan sehingga bisa menjadi sahabat sejati.

Percuma saja bila memiliki banyak kawan, tetapi tidak ada efek positifnya bagi kehidupan Anda. Lebih baik punya teman dalam jumlah terbatas dan mereka terus mendorong Anda menjadi pribadi yang lebih baik lagi, begitu juga sebaliknya.

Namun, memiliki sedikit kawan juga tak akan ada artinya kalau Anda tetap tidak bisa membuka diri untuk berkenalan dengan orang baru dan berkembang ke depannya.

Ada baiknya untuk bersosialisasi agar lingkaran pertemanan Anda kian meluas. Tak lupa juga, Anda perlu memilih teman yang bisa mendukung, menerima, dan ingin berjuang bersama, ya.

Kesimpulan

  • Punya banyak atau sedikit kawan sama-sama bermanfaat, asalkan hubungan tersebut sehat dan berkualitas.
  • Pertemanan yang baik mampu membantu mengurangi stres, mengatasi trauma, serta membangun kepercayaan dan harga diri.
  • Untuk memilih teman yang baik, pastikan mereka siap untuk menerima, mendukung, dan berjuang bersama Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan