backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Contoh Perbedaan Pendapat Keluarga dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 13/06/2023

    Contoh Perbedaan Pendapat Keluarga dan Cara Mengatasinya

    Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda-beda dan itu merupakan hal yang wajar. Kondisi tersebut sering kali menimbulkan perbedaan pendapat, dan contoh paling dekat dapat dilihat dalam lingkup keluarga.

    Apa saja contoh perbedaan pendapat dalam keluarga dan bagaimana cara mengatasinya? Simak dalam uraian berikut ini.

    Contoh perbedaan pendapat dalam keluarga

    Perbedaan pendapat dalam keluarga bisa terjadi antara anak dengan orangtua, suami dengan istri, menantu dengan mertua, atau yang lainnya.

    Perbedaan pendapat anak-anak dan orang tua banyak terjadi saat sang anak beranjak remaja. Bahkan, ini bisa menjadi salah satu sumber konflik orangtua dengan anak.

    Salah satu contoh perbedaan pendapat yang paling umum dalam keluarga adalah soal pemilihan sekolah. Bahkan, ini juga bisa memunculkan perbedaan pendapat antara orangtua si anak.

    Ada juga kasus ketika suami dan istri tidak sepakat dengan cara mengasuh anak, apakah mereka perlu menggunakan jasa asisten rumah tangga (ART), atau lebih baik tinggal mengontrak atau dengan mertua.

    Terlepas dengan siapa Anda menemui perbedaan pendapat, alih-alih memaksakan keinginan sendiri, penting untuk mengetahui bagaimana cara berkompromi dengan pasangan, anak, atau orangtua.

    Cara mengatasi perbedaan pendapat dalam keluarga

    Pasangan sedang marah-marah

    Perbedaan pendapat dalam keluarga merupakan hal yang wajar terjadi. Situasi ini bahkan bisa membantu Anda mengenali watak mereka dengan lebih baik.

    Sayangnya, perbedaan pendapat juga bisa menimbulkan konflik atau pertengkaran. Apalagi jika masing-masing pihak merasa bahwa pendapatnyalah yang paling benar.

    Nah, berikut beberapa cara mengatasinya agar Anda bisa kembali rukun setelah bertengkar atau sekadar berbeda sudut pandang.

    1. Sepakat untuk tidak sepakat

    Wajar bagi seseorang untuk mempertahankan sesuatu yang menurutnya benar. Sikap yang sebaiknya dihindari adalah memaksa orang lain untuk meyakini hal yang sama.

    Contoh perbedaan pendapat yang bisa Anda sikapi dengan pemikiran tersebut adalah ketika pasangan Anda memilih untuk berolahraga pada pagi hari, sedangkan Anda memilih melakukannya di sore hari.

    Pada kondisi seperti ini, keputusan untuk sepakat untuk tidak sepakat bisa menjadi cara yang sehat untuk keluar dari perbedaan pendapat.

    2. Menghargai pendapat orang lain

    Salah satu cara paling mudah untuk menghargai pendapat orang lain adalah dengan mendengarkannya ketika berbicara.

    Pasalnya, konflik kerap muncul saat seseorang merasa tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Ini merupakan salah satu contoh hal yang memperburuk perbedaan pendapat dalam keluarga.

    Mendengarkan pendapat bukan berarti Anda melakukannya sambil membuat sanggahan. Justru, dengarkanlah pendapat orang lain dengan saksama agar Anda bisa memahami sudut pandangnya.

    3. Memisahkan konflik dengan orang yang terlibat

    Ketika mendengarkan argumen orang lain, fokuslah dengan apa yang mereka sampaikan, bukan siapa yang menyampaikannya.

    Terkadang, jika hubungan Anda sudah tidak baik dengan seseorang, Anda mungkin akan menjadi bias dan langsung tidak menyetujui kata-katanya.

    Bias dalam perbedaan pendapat kerap ditemukan dalam keluarga. Ini karena keluarga adalah orang-orang yang paling dekat dengan Anda sehingga Anda mungkin sering menemukan kesalahan mereka.

    Contohnya saat pasangan Anda sedang berpendapat, Anda mungkin memendam emosi atas kesalahan yang pernah mereka lakukan sehingga tidak memilih untuk memedulikan pendapatnya.

    4. Mengakhiri pembicaraan jika sudah tidak kondusif

    Jika setiap orang tetap memaksakan kehendak, mulai terdengar nada bicara yang tinggi, dan suasana malah enjadi negatif, ini saatnya untuk mengakhiri pembicaraan tersebut.

    Namun, tetap perhatikan nada dan gestur Anda saat mengakhiri pembicaraan. Jangan langsung memotong perkataan seseorang yang justru bisa membuatnya tersinggung.

    Contoh kalimat yang bisa Anda pilih untuk mengakhiri perbedaan pendapat adalah, “Oh iya, saya baru menyadari hal yang kamu sampaikan. Coba saya pikirkan terlebih dahulu, ya!”

    5. Berpikir sebagai tim

    Mengacu dari laman Better Health, salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi konflik terkait perbedaan pendapat dalam keluarga adalah menyadari bahwa Anda harus bekerja sebagai tim.

    Pemikiran tersebut seharusnya muncul mengingat salah satu cara menjaga keharmonisan keluarga adalah memastikan keputusan yang diambil tidak merugikan salah satu pihak.

    Oleh karena itu, cobalah untuk mulai berpikir sebagai satu tim saat menemukan perbedaan konflik dalam keluarga. Pikirkan baik-baik apa tujuan bersama Anda sebagai keluarga.

    6. Mengabaikan isu perbedaan yang tidak diperlukan

    Saat Anda berselisih paham dengan keluarga, cobalah untuk memikirkan kembali apakah perdebatan tersebut memang diperlukan.

    Hindari memperdebatkan masalah kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus beradu pendapat dengan nada tinggi.

    Pasalnya, perdebatan dari hal-hal kecil ini terkadang justru membuat kondisi yang ada semakin memburuk.

    Perbedaan pendapat dalam keluarga bukanlah satu hal yang bisa dihindari. Anda mungkin akan menghadapinya dari waktu ke waktu dengan penyebab yang berbeda-beda.

    Maka dari itu, setiap orang yang terlibat harus berperan aktif mencari cara mengatasi perbedaan pendapat dalam keluarga agar tujuan bersama juga bisa tercapai.

    Mengatasi konflik secara bijak juga akan memberikan contoh yang baik bagi anak-anak Anda. Ingat, anak-anak sangat mudah mencontoh sikap orang dewasa yang ada di sekitarnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 13/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan