1. Ketahui apa saja kebutuhan dan keinginan Anda
Dalam sebuah hubungan, Anda harus bisa memisahkan mana yang menjadi kebutuhan dan keinginan pribadi Anda. Sederhananya, kebutuhan adalah hal-hal yang memang harus ada dan tidak bisa dikompromikan. Misalnya, karena Anda adalah seorang introvert, Anda membutuhkan waktu untuk beraktivitas sendiri, tanpa harus berduaan dengan pasangan atau siapapun. Atau, Anda membutuhkan keterbukaan dan kejujuran dari pasangan dalam hal komunikasi. Jika ini tidak dipenuhi, Anda tentu akan merasa stres dan sangat terganggu.
Sedangkan keinginan hanya sebatas hal-hal individual yang masih bisa ditolerir bila memang tidak dapat dipenuhi. Misalnya, Anda ingin meluangkan waktu liburan hanya untuk berduaan, tapi salah satu pihak mengalami suatu hal darurat sehingga janji kencan tersebut harus diundur. Beberapa contoh lain dari keinginan yang masih bisa ditolerir adalah rencana tempat tinggal di masa depan, pembagian porsi pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya.
2. Pahami kebutuhan dan keinginan pasangan
Menjalin hubungan sama artinya dengan menjalin komunikasi dua arah. Setelah Anda selesai menentukan kebutuhan dan keinginan Anda, pasangan Anda pun juga harus melakukan hal yang sama. Ajaklah pasangan Anda untuk ikut menentukan kebutuhan dan keinginannya dalam hubungan Anda berdua.
Intinya, luangkan waktu berdua untuk saling menjabarkan beberapa hal yang menurut masing-masing penting ada dalam hubungan dan pisahkan mana yang termasuk kebutuhan dan keinginan pribadi. Kebutuhan merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh Anda dan pasangan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dengan memisahkan kebutuhan dan keinginan, Anda dan pasangan menjadi lebih tahu batasan-batasan dalam hubungan untuk meminimalisir timbulnya cekcok.
Diskusi ini bisa saja berujung alot dan penuh emosional. Untuk menghindarinya, pastikan keduanya dalam kondisi pikiran yang stabil, tenang, dan suasana hati yang baik terlebih dahulu, kemudian barulah mulai berdiskusi.
